Kamis, 30 Agustus 2012

Berkunjung ke Rumah di Seribu Ombak

Apa jadinya kalau seekor singa yang cakarnya gatal dikurung lama? Ketika sangkar dibuka, menggilalah ia. Begitu kira-kira kiasan bagi "cakaran" Erwin Arnada setelah ia dikungkung jeruji selama 8,5 bulan. Dengan serangan gandanya di novel dan film, Erwin memperkuat kesan bahwa beberapa masterpiece memang harus lahir dari ruang penjara. Setelah bebas di pertengahan 2011, Erwin merilis novel yang ditulisnya selama di penjara. Akhir Agustus 2012, film yang diadaptasi dari novel karyanya sendiri, bisa disaksikan di berbagai jaringan bioskop. Film dan novel itu berjudul, Rumah di Seribu Ombak. 

foto dipinjam tanpa izin dari sini

Rumah di Seribu Ombak (RdSO) berkisah tentang persahabatan dua orang anak Bali yang berbeda sifat dan latar belakang agama, Samihi dan Wayan Manik atau Yanik. Keduanya rukun sampai suatu hari Samihi harus membocorkan rahasia sang sahabat. Yanik yang beragama hindu berjanji memaafkan Samihi jika sahabat muslimnya itu mau melakukan sesuatu yang justru akan merubah hidup Samihi. Muatan yang kental terkandung di film ini diantaranya nilai persahabatan, kerukunan antar umat beragama, tolong menolong, sabar, dan lain-lain. Dari segi alur, film ini bagi saya tidak terasa orisinil. Ada aroma novel (yang kemudian dijadikan film) Kite Runner-nya Khaled Hosseini. Saya lalu bertanya ke sang kreator tentang keserupaan itu. Berikut saya rangkum pembicaraan kami di Twitter. Bagian akhir diskusi saya samarkan agar kamu yang belum nonton ga tau akhirnya gimana. Hehe.


Terlepas dari alur yang mirip dengan kisah asal Afganistan itu, sisi visual Rumah di Seribu Ombak mampu bikin saya senyam-senyum sendiri pas nonton, mungkin kamu juga bakal begitu. Bali ditampilkan dalam lensa sepia. Jadi kamu tidak akan melihat padi muda berwarna hijau. Suasana kekuningan mendominasi visualisasi film ini. Yang paling berkesan bagi saya, intercut atau selingan tiap babak yang menghadirkan lanskap Bali yang eksotis. Breathtaking.

foto dipinjam tanpa izin dari sini 

Rumah di Seribu Ombak unik selain karena ini adalah film pertama sutradaranya, para aktor dan aktris di film ini juga baru menjajaki pengalaman dunia sinematika di film ini, kecuali Lukman Sardi yang sepertinya dipasang sebagai jaminan mutu. Ada penggebuk drum Superman Is Dead, Jerinx. Ada anak 9 tahun yang baru akting di film ini. Ada juga mantan gadis sampul yang membuat mata kita tak lelah menonton film berdurasi 110 menit ini. Hehe. Meski demikian, akting mereka ga punya celah cela. 

foto dipinjam tanpa izin dari sini 
Hal yang saya sayangkan, diantaranya adalah kegamangan sang sutradara yang menurut saya tampak pada ketidaktegaan menampilkan adegan kontak fisik. Di awal film ketika Samihi dan Yanik berkenalan, saya kira Yanik akan memukul pengganggu Mihi, nyatanya cuma ditarik. Di partisi akhir film, Yanik begitu mudahnya mengusir begundal yang mengganggu Mimi hanya dengan mengusir, tanpa ada perlawanan. Erwin ternyata ingin melabeli karyanya dengan kategori film keluarga, bisa ditonton semua kalangan usia. Meski demikian, Kak Seto, pemerhati anak yang saya wawancarai usai pemutaran perdana, menyayangkan ending film ini. Kenapa demikian? tonton segera Rumah di Seribu Ombak. [rhezaardiansyah]

Kamis, 23 Agustus 2012

50 Tahun TVRI

Tahun 1962, TVRI mengudara resmi menyiarkan upacara pembukaan Asian Games di Indonesia. Hari ini, stasiun televisi pemerintah itu berusia 50 tahun. Berikut uraian singkat via Twitter yang saya sarikan dari tulisan Ishadi S.K. di harian Kompas edisi 24 Agustus 2012.

Minggu, 19 Agustus 2012

Lebaran 2012

Tahun ini saya tidak berlebaran di rumah. Saya berlebaran di mesjid dekat rumah kos.

Kapasitas masjid tidak mencukupi bagi jemaah wanita. Mereka melaksanakan solat ied di halaman masjid

Koran bekas bertebaran di sebuah mesjid di Kedoya Jakarta. Koran itu digunakan sebagai sajadah untuk melaksanakan solat ied

Tradisi halal bihalal berarti saling menghalalkan, saling memaafkan. Saya ikut salaman, meskipun ga ada satu pun orang yang saya kenal. Haha

Seorang pria tertidur di mesjid, sementara jemaah lain sudah hendak meninggalkan mesjid

seorang anak sedang berwudhu

Tunawisma

Sementara kita berbahagia bisa berlebaran sesuai rencana, para tunawisma ini bernasib tak sama. Jangankan untuk berlebaran, makan besok saja mereka tak punya kepastian. Simak kisah mereka dengan mengunjungi halaman deviantart saya. Klik gambar dibawah.



Paskibraka 2012

Paskibraka 2012 baru aja sukses mengibarkan bendera pusaka. Mau tau suasana dibalik pelatihan mereka? Monggo, klik gambar di bawah.


Tomohon

Beberapa waktu lalu, saya bertugas meliput Tomohon International Flower Festival 2012. Acaranya meriah dan indah. Saya bawa oleh-oleh berupa beberapa foto. Kami bisa simak cerita lengkap dan foto lainnya dengan mengklik foto di bawah ini.


Selain itu, saya juga sempat berkunjung ke bukit doa di Tomohon. Tempatnya indah, sejuk, dan religius. Klik lagi gambar di bawah kalau mau tau detil keindahannya.


Keluarga Muslim Indo - Cina

Menjelang hari raya idul fitri, saya meliput persiapan lebaran sebuah keluarga muslim tionghoa di kawasan Jakarta Timur. Banyak cerita menarik yang saya dapat. Dari kisah tentang penemuan hidayah di tokoh utama, sampai bagaimana ia menjalani hidup sebagai muslim sekaligus orang tionghoa. Klik gambar di bawah untuk melihat foto serta cerita lengkapnya.

Jumat, 17 Agustus 2012

Can I Say 11th Edition



RELEASE!!

Can I Say 11th Edition




Klik gambar di atas untuk mengunduh Can I Say 11th Edition dengan format Flipping Book EXE (21.9 MB)

atau

Gunakan link di bawah ini untuk mengunduh Can I Say 11th Edition dengan format PDF (4.5 MB)





Regards,
Seni, Seniman, dan Karya Seni

Indonesia Raya

Fales dan banyak salah. Haha. Ga masalah. 
Yang penting selamat hari ulang tahun Republik Indonesia.

Rabu, 15 Agustus 2012

Banjir Kanal Timur

Kawasan Banjir Kanal Timur (BKT) di Jakarta, menjadi tempat favorit bagi warga untuk menikmati waktu sore hingga senja. Suatu ketika saya berkesempatan kesana, dan mendapati meriahnya wilayah penyalur kelebihan air di Jakarta itu. Fasilitas flying fox yang diprakarsai sebuah kelompopk pecinta alam, memeriahkan suasana sore di BKT, terlebih di bulan puasa. Seorang warga mengaku keramaian ketika bulan ramadhan mencapai 3 kali lipat hari biasa. Untuk menikmati layanan sebrang kali dengan tali ini, Kamu cukup  menyisihkan uang seikhlasnya. Biasanya, warga membayar 5000-10.000 rupiah untuk menyeberang kali BKT ke seberang dan kembali di bagian lain kali. Panjang lintasan totalnya berari 140 meter. Meski tanpa pengaman yang memadai seperti helm, warga tidak gentar. Bahkan ketika seorang petugas terjatuh ke tengah kali, sepertinya warga tidak ciut nyalinya, bahkan meluncur dengan pose menantang. Untuk melihat foto-foto lengkapnya, kamu bisa akses tautan ini.





Kamis, 02 Agustus 2012

My Room My Galery Part 2

Saya pernah cerita tentang desain interior kamar kos saya disini. Sekarang, saya cerita lewat video, sekalian nyobain Nikon Coolpix S3200.

Reuni AAYF

Akhir tahun lalu, saya ikut acara Asia Africa Youth Forum (AAYF). Beberapa bulan kemudian, saya coba ikut lagi kegiatan lanjutannya. Kemarin, saya baru ketemu lagi sama teman-teman AAYF. Ini foto-fotonya: