Kamis, 21 Februari 2013

Mama

Ga mau ketinggalan seperti ketika Insidious tayang di bioskop, saya memaksakan diri menonton film horor yang belakang ini sedang sering digunjingkan, Mama. Mama diangkat dari sebuah film pendek. Film ini mengisahkan dua orang anak yang hilang lima tahun lalu ditemukan kembali. Ternyata pasca kembali ditemukan dari hutan, kedua anak ini membawa sesuatu yang menakutkan bernama Mama.



Secara keseluruhan saya menikmati tiap tensi misteri di film ini. Mama menyajikan kejutan-kejutan yang bisa membuat kamu mengumpat kaget saat menontonnya. Bagian yang paling saya suka, ketika bagian orisinal dari film pendeknya ditampilkan. Mama dengan gesitnya mengejar dua bocah itu, seakan ia menghampiri kita dari layar sana. Adegan lain yang menarik tentu saja adegan ranjangnya. Ketika Annabel tertidur, Mama bermain-main dengan ketakutan si pemain bass band rock itu, mirip adegan tarik selimut di teror kasur film The Shutter yang sama-sama menegangkan.




Film yang baik menurut saya, adalah film yang membuat kita penontonnya memikirkan film itu pasca menonton. Ending film Mama mengingatkan saya ke kisah penutup film Rumah di Seribu Ombak. Memang itu yang harus dimunculkan kalu mau menampilkan sisi menggemaskan si film. Kesimpulannya, saya menyarankan kamu untuk segera mengunjungi bioskop terdekat sebelum Mama hilang. Sekarang saya lagi nunggu Belenggu rilis. Film horor memang sudah selayaknya ditonton di ruang bioskop. Kalau mau baca ulasan versi Aria Gardhadipura sekaligus nonton film pendeknya, klik tulisan ini. Awas salah nonton, yang saya omongin dari tadi bukan film di bawah ini.



Jumat, 08 Februari 2013

Antara Anis Matta, PKS, Konspirasi dan 1 Milyar


Pasca pamor Partai Keadilan Sejahtera disinyalir turun akibat kasus suap yang melibatkan mantan presidennya Luthfi Hasan Ishaaq, presiden PKS baru Anis Matta, getol menyemangati rakyatnya. Setelah Bandung dan Medan, hari ini mantan wakil ketua DPR itu menemui kader dan simpatisan PKS di Yogyakarta. Pertemuan akbar tersebut dihadiri ribuan orang. Dari bocah kecil yang merengek minta dibelikan jajanan, hingga ibu-ibu asal Bandung yang minta ditembak kamera liputan, semua memadati gedung Sasana Amongraga Yogyakarta.




Mata acara pertama diisi dengan pagelaran wayang kulit. Pagelaran wayang itu mengisahkan parodi penangkapan mantan presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq yang dikisahkan sarat dengan kepentingan suatu golongan tertentu yang punya niat tersendiri terhadap partai agamis itu. Singkatnya, alur kisah dalam seni pewayangan yang ditampilkan, menceritakan konspirasi di penangkapan LHI. Beberapa menit kemudian, sang presiden tiba. Presiden yang kerap dipanggil "Bung" oleh pemandu acara itu, memaparkan beberapa hal terkait masalah (cobaan menurut istilah pak presiden) yang dihadapi PKS. Presiden PKS Anis Matta, memotivasi hadirin dengan berbagai kata mutiaranya. Ia juga menuturkan berbagai contoh kasus yang diakuinya terus menginspirasi. Dari kisah presiden Serbia yang dikaguminya perkasa, kisah film Mission Impossible 4 (Ghost Protocol), hingga Gangnam Style. Soal yang terakhir muncul ketika Anis berkisah tentang berpikir out of the box. Ia mengatakan bahwa meski gangnam style terkesan aneh, nyatanya punya banyak penggemar. "Satu milyar orang mengklaim," katanya. Mungkin maksudnya satu milyar menggambarkan betapa banyak yang mempraktikkan goyangan itu. Atau yang dimaksud satu milyar berarti jutaan orang yang mengakses tarian itu di situs YouTube. Di telinga saya, justru penggunaan kata satu milyar itu yang menarik. Pasca Luthfi Hasan Ishaaq ditahan, nominal satu milyar menjadi bukan angka biasa. 



Semalam sebelum Anis menghadiri pertemuan di gedung Amongraga Jogja, ia sowan ke kediaman budayawan Jogja Cak Nun alias Emha Ainun Najib. Satu milyar sempat menjadi kelakar tersendiri bagi Cak Nun. Saat berkisah tentang profesi budayawan yang dijalaninya, suami biduan Novia Kolopaking ini menyatakan kalau ia tak berdoa meminta rejeki sampai semilyar. Kabarnya kelakar itu ampuh membuahkan tawa, termasuk di shaf tamu dari PKS. Sore hari esoknya, ungkapan Anis Matta tentang satu milyar menurut saya perlu ditelaah lebih lanjut. Buat seru-seruan aja sih. Bisa aja itu sindiran Anis bagi si tersangka penerima suap sapi impor yang baru dicicil satu milyar. Jangan-jangan memang jurang antara Anis dan Luthfi memang ada. Meski di Tempo edisi 4-10 Februari 2013, Anis menyatakan penolakan. Di majalah mingguan edisi itu, dijelaskan juga penyebab disharmonisnya hubungan kedua petinggi PKS itu. Kabarnya, Luthfi minta setiap pemasukan partai dilaporkan padanya yang menjabat presiden PKS saat itu. Anis disinyalir tersinggung, karena ia jarang melaporkan "penghasilan" (di Tempo penghasilan Anis ini ditulis dengan tanda kutip).



Pasca terpilih (tertunjuk sebenarnya tepatnya) sebagai presiden PKS pengganti Luthfi, Anis Matta mengarahkan telunjuk atas prahara yang mendera Partai Keadilan Sejahtera, ke arah sesuatu bernama konspirasi. Cendikiawan Azyumardi Azra, dalam rubrik opini harian Kompas edisi 5 Februari 2013, mengingatkan kita dengan kutipan dari kerangka Tim Melley dalam Empire of Conspiracy (2000) bahwa sumber pemikiran tentang konspirasi ada dua: seseorang atau kelompok itu memegang sangat kuat nilai individualistik dan in-group belaka, dan kelompok/orang itu kehilangan sense of control sehingga mengalihkan masalah ke pihak lain. Dalam tulisan yang sama, Azyumardi memperkirakan justru penudingan terhadap konspirasi tadi berbuah kontra produktif. Soal ini, Ketua Bidang Humas DPP PKS Mardani Ali Sera punya jawaban tersendiri. Katanya kalimat konspirasi dan zionis itu ungkapan emosi belaka. Oh, ada kata zionis. Mari tengok logo Partai Kita Semua. Ada sesuatu antara logo PKS dan simbol bintang daud. Konspirasi?

ilustrasi diatas dipinjam tanpa izin dari sini

Selasa, 05 Februari 2013

Miniatur 2

Miniatur 1: http://hore-punya-blog.blogspot.com/2011/01/miniatur.html






Anak Penjaringan

Warga Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara yang tinggal di sekitar waduk pluit diberi kesempatan menempati rumah baru di rumah susun sewa Marunda. Banyak warga yang antusias pindah.

Seorang anak bermain dengan rumah-rumahan yang ditemukannya di tempat sampah. Orang tua anak ini tidak bisa ikut pindah ke rusunawa Marunda karena mereka harus tinggal dekat dengan tempat pembuangan sampah di pinggiran waduk pluit.

Seorang anak duduk di samping antrian warga yang antusias mendaftarkan diri untuk pindah rumah ke rusunawa Marunda. Warga tertarik tinggal di rusunawa karena harga sewanya lebih murah, selain tentu saja berpeluang lebih besar terbebas dari bencana banjir.

Sengketa Magersari

Lima kepala keluarga dari daerah Suryowijayan Yogyakarta harus mengungsi ke pelataran DPRD Yogyakarta. Rumah yang semula mereka tempati kini rata dengan tanah. Pihak Keraton Yogyakarta memberi izin kepada seorang pengusaha untuk mengalihfungsikan rumah lima keluarga tadi. Padahal kelima keluarga itu sudah sejak tahun 70an menempati tanah Magersari, tanah keraton yang memang dipersilakan untuk digunakan tempat tinggal abdi dalem keraton atau masyarakat dengan ekonomi lemah.


Salah satu warga yang harus meniggalkan rumahnya adalah Mbah Manto. Pria kelahiran 1935 ini tak bisa menghabiskan masa tuanya di rumah yang ia tinggali sejak lama. Pihak Keraton tidak memberikan surat kekancingan bagi keluarganya. Tanpa surat itu, Mbah Manto tidak punya kekuatan hukum untuk menggunakan tanah Magersari. Mbah Manto kini juga harus berjuang melawan hernia yang dideritanya. Kisah lebih lengkap tentang Mbah Manto bisa dibaca disini.


Heru Marjono, salah satu warga yang harus mengalah meninggalkan rumahnya, memeperlihatkan spanduk berisi tuntutan agar tanah Magersari yang semula ia tempati, dapat digunakan kembali. Kasus sengketa tanah Magersari ini bermula dari terbitnya surat kekancingan untuk seorang pengusaha sehingga ia bisa menggunakan tanah Magersari yang semula ditempati lima keluarga disana. Keganjilan muncul karena surat kekancingan dengan cepatnya dihadiahkan bagi sang pengusaha. Sementara lima keluarga yang tinggal disana sejak puluhan tahun lalu, hingga kini tidak mendapat surat itu sebagai tanda legalitas hukum. Keganjilan lain yang diceritakan Heru adalah alur pengesahan surat kekancingan yang biasanya bersifat bottom up. Kali ini justru kekancingan ditandatangani pihak keraton, baru kemudian otoritas RW-RT yang mengesahkan. Keanehan surat kekancingan itu diceritakan lengkap disini.


Setelah dijanjikan akan bertemu pihak keraton, lima keluarga ini merencanakan melanjutkan aksi ke Jakarta.

Jumat, 01 Februari 2013

Jambore Sahabat Anak XVI

Bulan Oktober tahun lalu, saya meliput acara Jambore Sahabat Anak (JSA) Ke-16. Acaranya seru. Saya sempat diwawancara tentang kesan hadir di acara itu. Ternyata komentar saya muncul di video dokumentasi di bawah ini. Tonton deh! Tapi jangan niatin nonton saya. Haha. Acaranya emang seru. Tahun 2013 ini kabarnya JSA bakal digelar lagi bulan Agustus. Tunggu tanggal mainnya