Rabu, 25 November 2015

Chanee: Saya Bule, Tapi Hati Saya Merah Putih



Ini satu dari 5 buku yang ditulis chanee. Meski bergambar sampul owa, isinya tentang anaknya. Anak chanee meninggal setelah lahir. Buku ini berisi percakapan pria kelahiran perancis itu dengan almarhum sang anak. Dalam buku itu ia bercerita tentang mengapa bertahan di kalimantan. Ia juga merenung tentang bagaimana jika keluarganya tinggal di perancis. Meski demikian, ketika ditanya apakah pernah menyesal jadi WNI? Dia jawab tidak pernah sedetik pun. Aurelien brule alias chanee (owa dalam bahasa thailand) jadi WNI 3 tahun lalu setelah berjuang demi status itu selama belasan tahun

Sebuah poster promosi acara diskusi, terpajang berbingkai dan dilapis kaca. Ia tergantung di hadapan meja kerja Aurelien Brule alias Chanee Kalaweit. Gelaran bertiti mangsa 2010 itu sangat spesial, karena di sanalah Chanee sejajar dengan idolanya. Di poster itu, ada nama Birute Galdikas, Jane Goodall, dan seorang yang namanya saya lupa. Yang jelas dia rekan alhmarhum Dian Fosey. Tiga nama tersebut lazim disebut Leakey's Angels, plesetan film Charlie's Angels. Sementara nama terakhir adalah tokoh fiksi dunia perfilman, tiga wanita tadi adalah pejuang para primata.


Adalah seorang palaeoantropolog bernama Louis Leakey. Ia menugaskan tiga orang peneliti untuk mencari simpulan kaitan antara perilaku primata dan tingkah laku manusia. Peneliti yang dikirim semuanya wanita, karena naluri dasar keibuan yang mereka miliki dapat menguntungkan pendekatan ke tiga jenis primata berbeda. Untuk mendalami tentang orangutan, Birute Galdikas ditugaskan. Bagi gorila, Dian Fosey yang berangkat. Sementara untuk simpanse, Jane Goodall yang meneliti. Ternyata seiring berjalannya waktu, misi penelitian itu berubah menjadi pelestarian. Mereka mendapati, ketiga jenis primata tadi ada di ambang bahaya. Bahkan Dian Fosey turut menjadi korban. Ia dibunuh oleh pemburu di kamp penelitiannya. Itulah kenapa wanita bermasa hidup 53 tahun itu tak hadir di forum yang dibanggakan Chanee. Kini, Jane Goodall menetap di tanah Afrika, sementara Birute Galdikas tinggal di Kalimantan Indonesia.

Sumber: Chanee Kalaweit

Selain karena berdampingan dengan para idolanya sebagai pembicara, Chanee juga senang karena ia menjadi wakil untuk berbicara tentang owa, atau gibbon. Chanee pun menjadi satu-satunya peneliti masyhur primata yang bukan perempuan. Dus, dia juga yang satu-satunya bukan doktor dan profesor. Bahkan bukan sarjana. Chanee hanya mengenyam bangku kuliah di Universitas Louis Pasteur selama 6 bulan. Ia belajar etologi. Perkuliahan itu mungkin bagi Chanee cuma lelucon, karena ilmu perilaku hewan itu, sudah dipelajarinya sejak berusia 12 tahun. 

Setelah kabur dari kampusnya, Chanee pergi ke Thailand untuk meneliti owa bertangan putih. Jenis owa tersebutlah yang membangkitkan kecintaan pria kelahiran 1979 itu terhadap dunia alam liar. Bahkan, pada usia remaja ia telah menerbitkan buku tentang primata. Saat ini, Chanee tinggal di Kalimantan Indonesia. Dua anak sudah ia miliki dari perkawinan dengan seorang wanita dayak. Namanya kemudian kembali mencuat ketika video protesnya tentang bencana kabut asap menyebar. Saya berkesempatan mewawancarai Chanee. Dalam suasana yang hangat dan cair, Chanee membuka semua hal tentang dirinya. Dari cerita anaknya yang meninggal, hingga perjuangannya menjadi WNI. Berikut transkrip lengkap wawancara itu:


Sumber: Chanee Kalaweit

apa yang terjadi setelah video kemarahan itu tersebar?

pada saat upload itu saya tidak sangka akan mendapat respon sedmikian besar terutam di internet. langsung vudenya jadi viral, kemarahan saya tentang situasi di kalimantan

saya sampaikan ke pak jokowi. sebenarnya lebih tepat seperti itu ukan kemarahan kepada pak jokowwi tapi kemarahan karena frustasi dilapangan saya mau sampaikan ke pak jokowi.

jadi memang begitu banyak respon dari masy dari media karena saya rasa mmomentum banyak orang merasa hal yang sama penederitaan yang sama langsung saya mewakilkan perasaan teman2 yang sama di palankaraya, sedangkan saya buat video ini betul2 secara spontan, tanpa pikir panjang untuk buat video ini dalam waktu 15 menit proses pun kurang lebih wktunya sama. pokoknya dalam satu jam sudah jadi paling lama sebetulnya untuk diupload karena koneksinya lama karena sama sekali saya buat di depan rumah saya dan didsarkan rasa frustasi

saking pekat dan menyiksanya ya


ya melihat situasinya lihat lebih daru 20 meter lihat anak2 batuk2 lihat infeksi saluran pernafasan dan rasa tidak bisa berbuat apa2. saya merasa nggak berdaya. jadi di situlah keinginan untuk buat viddo itu.

pemerintah kasih tanggapan?
 
yang saya luhat tanggapan ada langsung ketemu dept kehutana di jakarta beberapa hari kemudian dan saya lihat juga sejak video diupload tidak hanya dari video saya tapi tentang situasi yang ada di palangkarya. itu sebenarnya bukan thd vvideo saya yg terpenting adalah ttg situasi yg pada saat tu ada dii palangkaraya dari sejak 21 oktober banyak peratian di kota palangkaraya dan dari sisi penegakan hukkum misalnya yang mulai beralan.

jadi buat saya itu respon terbaik yang bisa dilakukan pemerintah. adalah daripada menjawab viideo saya sendir, melakukan kegiatan nyata di lapangan, jadi saya cukup senang dengan tu.

jadi, diresponde dengan panggilan ke jakarta dan membicarakan sejumlah hal?


betul. jadi saya ketemu dengan direktur konservasi keragaman hayataai hanya membahas memastikan kerjasama antara departemen kehutanan dan kalaweit ayayasan saya tetap searah tidak ada masalah i situ jadi utk memperkuat kerjasamanya.

kemudian saya dapat kesempatan harii berriktunya untuk ketemud engan dirjen konservasi sda dan ekosistem dgn kementerian kehutanan dan pada saat itu dapat dbahas, untuk kita bisa share info lbieh mudah utk masa yg akan daang saya juga dapat kesempatan memberi masukan thd apa yg saya lihat di kota palangkaryaa.

dan sangat2 positif dan memberi sekali lagi kesempatan untuk masukan. saya bukan pakar kbaaran hutan, saya cuma warga palangkaraya yang sudah mengalami ini sudah 17 tahun dan juga concern thd konservasi, hutn merupakan habitab satwa liar jadi itu yang dibahas saat itu dan saya lihat ada peluang ke depan mmugkin keterlambatan yg terjadi tahun ini. dengan helkopter yg tidak bisa terbang ketika ada titik api, tapi sistem yang tidak memungkinan saat itu helkopter. hal2 konkret seperti itu itu yang kita bahas kemarin.

shanee mengadukan bahwa helikopter telat memadamkan titik api?


ya, saat ini walaupun status masih siaga, helipkoter ada di bandara dia belum bleh terbang. sedangkan hal dasar saat kita menghadapi kebakaran hutan, apakah di gabut atau di tempat lain, itu sedini mungkin harus ada respon kuat sebelum apinya besar. hal2 teknis seperti itu yang dibahas kemarin.

sayangnya telat responnya ya?


ya tahun ini yang saya sampaikan di veideonya. tapi hal terpenditng menuut saya walaupun saya buat video, tahun 29915 ini semua pihak menyadari tanpa adanya hujan, manusia tidk akan padamkan api dan hilangin asap itu, sudah terlalu besar, manusia tidak berdaya lagi yang penting huja.

tetapi utk tahun yg aakn datang kita harus sekarang, itu belajar dari kesalahan peerintah tapi banyak pihak lain yang terlibat. masyr, perusahan, pejabat okum semua kita harus liat kita harus antisopasi tahun depan, mungkin tahu depan kemarau tdk terlalau panjang tapi tahun berikutnya akan eseprti apa? jadi haru skita antisipasi dari sekarang, ini yang inigin kia semua berpikir.

tanggapan positif, ada. nah apakah ada juga tanggapan negatif dr viideo yg shanee sebarkan?


kalo sesuau yg jadi sebegitu luas di internet itu jadi sesuatui yang kontra dan itu sesuatu yg waar sekali. tapi saya banyak menerima pesan dukungan dan banyak pihak yg mendukung dan saya tidk merasa sendir di depan semua orang justru sebaliknyam abanyak dukungan..

saya juga terus terang bersyukur ada di negara indonesia, diman bisa menyampaikan cvideo tanpa ada tekanan saya tau banyak negara lai dimana tanpa harus disebut tetapi video yg setegas yg saya sampiakn keluar dari hati kepada prsiden itu pasti dapat masalah. dan itu sama sekali sya tidk terima tekanan dari pemetintah ataua dari siapa saja, namu di lapaanga yasa hidup dikalimnatn saya, harus hati2

krena saya selama 17 tahun ini saya pernah diancam, pernah dapat pokokya penah ada masalah. pernah saya ddipukul. pernah dalam 17 tahun, jadi bukan sehari1 hidp dalam bahaya tidak.

dalam aktivitas pelesatarian?


betul dalam aktivitas pelestarian. pasti kita di hadapan orang yg punya tujuan lain. dan sselama 177 tahun memng terjadi ancaman tapi berkaitan dengan video yan saya bikin kemarin sejauh ini tidak ada.

lallu kenapa selama 17 taun berrtahan?


kenapa saya bertahan. saya mencintai kalimantan, indonesia saya ambil keputusan untuk hidup di sini membesarkan anak saya di sini. karena saya peduli, karena saya cinta, saa mau berjuang. sebenarnya saya buat video ini waktu saya upload saya tau akan ada yg bilang "lo orang eropa balik akake negara kamu kalo ga senang di sini". pasti ada org yg pikir begitu. itu wajar sekali. tetapi walaupun muka saya itu bule, hati saya menurrut saya sudah merah putih.

dan saya inin untuk anak saya sendiri. bukan sifat egois juga. bukan murni, saya arus jujur. tidak hanya masalsh bangsa, saya memmilih keputusan ubtuk membesarkan anak saya di sini, dan untuk mereka saya beru=juang agar masa depan tidak menjadi suram seperti yg saya takutkan pada musim semua jadi asap di sini. saya ttidak mau anak saya menderita. dan sebagai ayah saya tidak mau anak saya bertanya, "papapernah melakukan sesuatu wktu saya kecil batuk2?" saya dengan banggabilang "iya nak, saya bejuang", ini yang mendorong saya.

kecintaan itu awalnya dari primata?


say abetul. sya datang di indonesai awalnya untuk melinddungi owa, primata. dam ironisnya, ddulu yg membuat saya datang kebakaran juga.

oya?


1997-98 el nino juga, kebkaran juga, banyak orang lupa tapu 97-98nluar biasa dhasyatdan wwaktu itu saya 8 tahun saya mau membuat program konservasi owa dan indonesia adalah tempat yang dimana saya harus bangun program konservasi owa karena paling banyak masalah diantara kebakaran ddi situlah mei 98 saya datang di saat yang cukup sulit reofrmasi. tetapi meskpun saya datanguntuk alam utk primata sangat mudah saya sampbil berjuang utk alam saya juga mengenal budaya negaranya dan bahkan ssayajatuh cinta dengan negara ini.

kalau besok sudah tidak ada owa misalnya saya tidak harapkan itu tapi andai di sini tidak ada owa lagi, saa akan tetap tinggal di sini. rumah saya ada di kalimantan.

sudah pindah dari prancis ke indonesia


ya.

tapi awla kecintan thd idonesia thd owam tetap bermula dari perancis?

mulai dari perancis saya dari kecil memang bkan anak popoulaer yg di sekolah banyak teman. saya lebih ke satwa ke binatang. memang punya ketertarikan khusus dengan binatang.

umur 12 tahun say lihat primata dgn mata sy sebagai anak kecil itu berbeda dari primata lain, kaerna say melihat rasanya dia sedih di kandang. selalu sendir ada masalsh

jadi awalnya bkan jatuh cinta sama owa. tetapi penasaran, kenapa sih keliatan sedih dia, ada masalah apa. jad saya mulai belajar di buku. owa itu seperti apa, oh ternyata monogamus, memilih pasangan setia seumur hidup jadi say aminta izin emilik kebun binatang utk bisa setiap hari tidak sekolah, bisa masuk gratis gak bayar dan duduk di depan kandang owa dan ittu saya lakukan selama 5 tahun utk belajar bahasa mereka utn memahami apa masalah mereka dan apa yg bisa saya buat utk menbantu mereka.

sampai usia 16?


saya publikasi buku kecil, karena saat itu saya sombong sekali sya merasa akan ajarkan orang lain ttg owa, jadi saya bikin buku awalnya saya fotokopi dan irim ke kebun binatang. tapi saya pikir saya ccoba aja ke publisher dan ternyata ada yg mau tertarik. tidak ttg topik bukunya tapi kenapa anak muda ini menghabiskan waktu dengan primata daipada main bola sama temennya

16 tahun ya. lalu?


lalu buku saya keluar diterbitkan dan saya menjawab beberapa pertanyaan intv ekali lagi media pada heran "ngapain sih anak muda ini", dan setiap kali saya mengatakan bahwa kebun binatang itu kaena tidak punyapilihan. terlalu muda tapi saya mau berangkat dimana owa hidup di alam.

dan satu artis film di pernacis namanya murel robin sangat terkenal di perancis dia baca artikel ttg saya di majalah dia telpon publisherku, waktu itu saya SMA, dan saat itu saya pulang dari sekolah saya nagkat telepon bilang ini murel robin saya tidak percaya dan dia bilang betl aku, kamu mau berangkat ke asia utk selamatkan owa? kamu berangkat. aku bantu kamu danai kamu.

nah itu pertma kali saya ke thaialnd. lihat owa di alam, dan saat itu saya lihat di koran headlinenya kebakaran hebat di indonesia di situlah saya menyadari kalau saya mau membantu owa saya harus ke tempat di mana paling banyak deforestasi lingkungan dan saya putuskan ke indonesia.

nama chanee itu juga dari thailand?


betul. jadi waktu saya di thailand pertama kali di asia lihat ow saya menghabiskan waktu 3 bulan di perbatasan myanmar perbatasan kamboja

usia 18?


yah. jadi saya ditemani orang lokal yang temani tapi mereka susah sekali menyebut nama saya yg asli aurelien itu nama tipikal perancis tapi dalam mulut orang asia kan susah jadi tidak bisa sama sekali, ujungnya karena saya menghabiskan waktu mencari owa mereka panggil saya dalam bahasa thailand owa, yaitu chanee.

chanee dalam bahasa thailand artinya owa. di kalimantan pun namanya owa?


ya ujungnya semua memanggil nama chanee dan jadi nama saya sekarang

kalaweit juga artinya owa?


ya dalam bahasa dayak ngaju di kalimantan. jadi banyak orang pangil saya chenee kalaeit artinya owa owa owa owa. hahahahahaha

kalaweit itu kemudan jadi nama yayasan ya?


yayasan betul. kaerna program pertama yg saya bagun ada di kalimantan, jadi kalau saya mau bantu satwa, harus melakukan dengan masy, bukan dengan melawan masy. dan owa sangat tepat yayasan saya dipanggil kalweit dan sejak nama kalaweit juga muncul di media saya sering orang di kampung kecil di kalimantan beremrima kasih ada bahasa dayak masuk televusi kalaweit tadi, itu suatu kebanggaan sebtulnya.

di barito utara sana ya? itu awalnya gimana lahannya? chanee sendiri yg mengusahakan?


sebearnya di kalimantan kalaweit pindah 2 kali, pertama dibangun di taman nasional bukit raya. sangat jauh karena waktu saya kecil ambil peta kalimantan, saya ambil tangan suatu hari saya akan buat pondok kecil di tengah hutan kalimantan. saya berhasil bagun di titik yang saya tunjuk. tapi itu tidak reaslitis karena itu 3 hari dari palangkaraya di hulu sana. untuk membantu owa bukan tempat tepat jadi saya haru spindah jua.

sampai suatu saat kalaweit punya daya dukung cukup utk bisa beli lahan, jadi sekaran ada di barito utara, ada 8 hektar ada infrastrukturnya. tapi kalawei juga membantu pemerintah mwmpwrtahankan wilaayah yg dilindungi undang2. foto dari udara misalnya agar tdk ada gangguan dgn melaporkan ke bksda. patroli dengan menggunakan paramotor.

berati kalau ada titik api juga kelihatan?


betul. saya d palangkaray aserin terbang menggunakan paramotor dan saya mendokumentasikan selaa 2 tahun terakhir deforestasi lahan gambut di kotamadya itu sendii. dan pada saat kebakaran waktu belum terlalu parah api sudah parah tapi asap belum parah, masih bisa terbang sudah saya ilustrasikan sudah ada puluhan titik api kebakaran tapi tim adart naaah, tapi banyak api yg sulit dijangkau bukan semua api ada di pinggir jalan. pada saat itu contoh yg saya samapaikan helikopter belum noleh terbang saat itu. ini merupakan salah satu masukan.

berarti chanee juga punya solusi sendiri buat menghindari aggar kebakaran serpa tidak terrjadi?

saya atidak punya solusi say apunya masukan, saya yakin kita bisa bersama perbaiki sistem. saya bahas kebakaran bukan asal usulnya oknum dan andainya ada api, kita mesti turun daya kita yag paling luas di awal, jangan di akhir. di akhir daya kita setiap hari tifka akan ada hasil besar. jadi ketika api kecil, di situlah kita ngebom, uturnin kekuatan kita terbesar.

itu yang saaya lihat saya berasal dari negara di perancis selatan di mana serin gterjadi kebakaran hutan. tidak ada masalah gambut di sana, tetapi hutan pinusi tu apinya istilahnya apinya tidak menghasilkan banyak aasp di sini tetap berjalan dengn cepat. dan pada saat api masih kecil ada pesaawt yang bisa bom air lebih dari helikopter diturunkan sejak awal. ini hanya masukan, yang pasti ada rasa frusttasi dari udara melihat sekian banyak titik api tapi respon. sebenarnya kekuatan ada helikopter ada, tapi belum boleh terbang. jadi ada rasa kenapa

dan kita juga gak tahu kenapa ya? harusnya turun aja ya?


ya mungkin karen asecara teruka dibahas memang sistem kalau dianggap belum terlalu parah ga usah turunkan helikopter, jadi cara pemikiran aja yang kita sama2 haru smenilai positif mana negatif mana yang itu dipikir pada saatkebakaran parah turunkan helikopterr.

saya srankan itu dilakukan di saat asap belm jadi berita. itu helikopter sudah diturunkan. kalau pun dengan pesawat yang heli melakukan surbey dara utk deteksi api sebelum laporkan titik api itu betul2 sedini mungkin pada saat titik api belum terlalu besar belum dideteksi pun kita lihat asapnya dan kita di situ

kalau untuk menghidnari adanya api?


kalau saaya lihat belajar juga dari tempat lain, sering diberlakukan dilarang api, menyalakan api. bukan hanya membuka lahan, tapi menyalajan api. biasanya kalau masy ladang berpindah biasanya itu utk land clearing.

jadi kalau kita adanya  larangan api di lahan gambut, fokus ke lahan gambut. mungkin setiap tahun diumumkan oleh badan meteorologi yg mengetahui akan seperti apa musim kemarau tahun ini misalnya. dan penegakan hukum harus jalan.

itu bakar pun tumpukann dahan, tidak boleh. harus tunggu musim hujan. jadi tidak bahas perkebunan tapi larangan api di daerah gambut. jadi harus petakan daerah gambut. ituu satu masukan sekali lagi saya tidak billang itu sendir akan mengatasi keseluruhan. tapi hal2 aseprti itu kaau kita share brainstorming karena saya mellihat berdasarkan raat di jakarta keterbukan pemerintah itu ada, itu juga satu ha positif

saya puya harapan didengar, mungkin tema2 di bidang hidrologi, juga karena penting utk lahan gambut

sistem itu berlaku di negara asal chanee?


betl, tapi saya tidak bicara lahan gambut, cuma ada larangan.orang barbeque aja tidak boleh. jadi kalau ada bbq harus mohon ke wali kota abis itu didampingi pemadam kebakaran. dis ni akan susadh dengan tema2 yg jual sare

jaul sate dikawal pemadam kebakaran. hahaha


tap conrrohnya seperti itu krene amemang enis api menyebar cepat. larangan api liar di luar pemukiman, di daerah khuss gambut saya rasa itu hal yg bisa kita pakai. jadi tidak melihat itu utk apa dan siapa, tapi ada risiko kebakaran, jangan main api

apa opsi lain utk mempertimbangkan aturan pemerintah bahwa ada sekian hektar yang boeh dibaar setuju tidak?
oh pasti prang bilang chanee pasti tidak setuju. tetapi saya melihat gaya hidup masyarakat di klimantan. jangan samakan daerah yang ada gambut dan tidak ada gambut

utara kalimantan?

utara kalmantan tengah, itu bukan gambut, dan masy hidup dengan ladang berpindah. ladang yang dibuat masy dibuat dengan pohon dipotong, kemudan didiamkan beberap abuan utk dibakar dan ditanami padi. jadi bukan tanaan yg lain ta padi utk mereka bisa makan.

dan pada umumnya kalau kit aperharikan sumber hotspt tidk beasal dari wilayah itu dikalimantan. jadi kalau kita bikin larangan: tidak bolleh buka lahan. itu bukan buka lahan ya dalam bahasa hukum. mereka potong pohon dulu sisanya mereka bakar. jangan sampai mereka senndiri tidak bisa bikin ladang, tidak bisa makan ujungnya karena ada keputusan dimana tidak boleh sama sekali

mungkin saya bukan pakar dalam bahasa hukum dsb, tapi saya rasa pelu dipisahkan lahan gambut, lahan bukan gambut, itu sudah pasti. jangan diseragamkan

dalam perjuangan chanee memerjuangkan hal2 yg ddicintai di sini, berusaha bertahun2 jadi WNI, bagaimana perjuangannya?


ya cukup lama. saya baru 3 tahun jadi wni dan waktu itu sebenarny karena media saya baru dapat di imigrasi prosesnya sangat sulit, belum adapt jawaban persis seperti apa, sudah punya keluarga menikah punya naak. kok belum bisa agak bingung gitu.

ujungnya setelah di kick andy, itu dimana saya mengatakan kayaknya di indonesia harus bisa main bola deh untuk jadi wni karena pemain bola kok bisa gampang banget kenapa saya nggak. dan ujungnya saya dibantu mbak tine yang saya harus sangat terim akasih dia mengerahuo proses keimigrasian. dia bantu saya dampingi saya di imigrasi, 6 bulan kemudian dapet warga indonesai

setelah belasan tahun berusaha.


dan buat saya saat itu merasa akhirnya benar2 punya leegtimasi utk coba lindungi alam ini. saa cuma punya legitimasi utk bilang maaf ini gak pasa deh. sebelumnya saya masih mikir chanee kamu orang asing. diam dulu. kamu negara orang loh. jadi sebamrnya di lapangan tidak banyak berubah. tapi dalam diri saya jauh lebih percaya diri sekarang. tiap kali saya kritis itu dengan bahasa saya sendiri itu yang beera aorang katakan itu kasar. yang pasti itu cara saya bicara,

tetapi semua yang saya lakukan kaerna saya inign melindungi negara ini alam ini. saya ingin semuanya jadi lebih baik. dan saya malu  kalau saya di luar negeri dan citr aindonesai dijelkin karena asap. saya 2 bulan lalu ke perancisdan saat itu asap sudah pareah, sdeih melihatnya kenapa sih mesti serpti itu. jadi saya ingin berjuang hal itu berubahdan lihat yang positif. lihat semua yang kita berhasil bik dan lesatrikan. itu yang menbuat saya confdent ketika rapat di jalarta

otomatis saya merasa takut. ketika saya upload video saya ada rasa takut ketika melihat medi ablow up video dimna2 karena lbieh besar dari paa yg saya bayangkan. tapi setelah beberapa hari pemerintah terbuka dengan masukan saya. dengan pembicaraan teknis utk mencari jalan keluar berarti, dan ak bicara bagi saya sebagai wni dengan video saya tu sangat dihargai. dan itu membuat saya bangga certakan ke luar negeri.

terakhir chanee, meklihat indonesia dengan berbaga masalahnya, menyesal tidak adi wni?


oh tidak. saya tidak pernah menyesal satu detik pun. sekali lagi mungkin banyak masalah, mugkin egara lain juga banyak masalsa indonesia kalau kitabahas lingungan itu betul. anyak pertempuran yg luar biasa utk menyelamatkan apa saja itu deforestasi besar, tapi karena saya wni, saya merasa lebih bangga kaerna setiap hektar yg bis diselamarkan setiap satwa yg diselamakan. saya tidak sendiri saya punya > 50 org yg bantu melestarikan hutan. dengan mereak kita bangga buktikan bahwa kita bisa menyelamarkan alam asal jangan menyerah dan putus asa. memang situasi sangat sulit tapi ita bisa menyelamarkan hal2 yg sangat indah di sini []

Minggu, 22 November 2015

Melepas Orang Utan

Awal November lalu, saya meliput tiga kisah di Palangkaraya tentang musibah kabut asap dan kebakaran lahan. Salah satu cerita yang saya himpun adalah tentang penderitaan orang utan ketika bencana asap menyerang. Dari menyelematkan satu individu bayi orang utan dari seorang warga, hingga turut melepas orang utan ke alam liar, saya ikuti. Berikut ini dua video yang berkisah tentang itu. Yang pertama, video stop motion yang saya buat kala ikut melepas tiga orang utan di taman nasional sebangau. Video kedua adalah tayangan yang ditampilkan dalam program 360 Metro TV.





Pameran Seni di Frankfurt

Seiring dengan kehadiran Indonesia sebagai tamu kehormatan dalam gelaran pameran buku terbesar di dunia Frankfurter Buchmesse, digelar pula serangkaian acara yang juga bertema Indonesia. Salah satunya di sebuah galeri di area Romerberg kota Frankfurt. Nama galerinya Frankfurter Kunstverein. Di dalam tempat pameran seni kontemporer ini, empat seniman atau kelompok seniman Indonesia unjuk karya. Mereka adalah Joko Avianto, Jompet Kuswidananto, Eko Nugroho dan kelompok Tromarama (perupa dari Bandung yang terdiri atas Febie Babyrose, Herbert Hans, dan Ruddy Hatumena).


Saya berkesempatan mengunjungi langsung pameran tersebut dan menyaksikan betapa karya seni buatan anak bangsa jadi magnet tersendiri bagi penikmat seni di benua biru itu.


Pohon Besar. Instalasi buatan Joko Avianto yang tersusun dari beton dan 1500an batang bambu. Dikerjakan selama tiga minggu, pohon artifisial ini adalah kritik terhadap pengurangan pepohonan yang jadi pertanda perubahan alam. Saya sempat kesulitan menemukan lokasi pameran ini, karena keluar dari stasiun kereta yang salah. Hehe. Jika Anda keluar dari pintu yang tepat, maka pohon besar inilah yang menyambut Anda di sisi kanan.


Di bagian dalam galeri yang juga menempel dengan sebuah restoran, pameran lain ditampilkan. Sebenarnya bukan cuma karya perupa Indonesia yang juga dipamerkan. Tapi saya fokus ke karya-karya negara kita. Instalasi ini buatan Jompet. Sepatu, stang sepeda motor, kaos partai dirangkai hingga membentuk imaji massa pendukung sebuah partai politik. Menurut rilis pers yang disebar panitia, karya bertajuk "Power Unit" ini merupakan refleksi kritis Jompet terhadap perubahan kondisi sosial-politik sejak jatuhnya rezim orde baru.


Seorang pengunjung memotret karya 


Tromarama tampil impresif dengan handuk yang disusun menjadi sebuah video stop motion. Judulnya Break A Leg. Sebanyak 230 kain bersulam disusun hingga menampilkan seseorang yang berlari tanpa henti. Menggunakan media handuk merk Good Morning yang diproduksi massal, karya ini menjadi wujud keprihatinan kelompok seniman itu terhadap industrialisasi yang mengukur segala hal dari nilai ekonomi.


Galeri bertingkat-tingkat. Tiap lantai menampilkan karya seniman berbeda


Ada sebuah ruangan yang di dalamnya orang-orang mendengar sebuah paparan. Saya nggak ngerti apa yang mereka bicarakan, Skip. Haha



Eko Nugroho menampilkan tiga karya. Salah satunya mural ini, yang mendefinisikan demokrasi.


Karya lain Eko Nugroho. Semua karya tersebut akan dipamerkan hingga tanggal 10 Januari 2016

Limbangan Pada Suatu Minggu

Kalau pulang ke rumah, apalagi ketika formasi keluarga lengkap, sayang rasanya kalau tidak melakukan aktivitas bersama. Saya lupa kenapa kala ini bapak nggak ikut. Tapi perjalanan pagi itu tetap menyenangkan. Kami jalan-jalan ke pinggiran sawah, menyeberangi sungai, dan kembali ke rumah pakai angkot.

Sejenis rerumputan unik di sebuah kolam

Selayang pandang



Pak tani

Desaku

Bu tani

Di kejauhan tampak motor melewati pematang menuju suatu tempat

Kering

Kelokan sungai

Sumber energi

Adik-adik

Sekitar Sungai Main

Saya sudah menandai Jumat itu jauh-jauh hari. Ketika mengunjungi kota Leipzig beberapa bulan lalu, saya berhalangan melaksanakan solat jumat. Bukan berhalangan seperti seorang perempuan bilang berhalangan loh ya. Waktu itu saya nggak menemukan mesjid yang menggelar solat jumat. Kali ini, mesjid untuk jumatan sudah saya tandai, tapi jadwal wawancara orang Jerman juga jam segitu. Sayang sekali. Padahal saya ingin merasakan bagaimana beribadah sebagai seorang minoritas. 

Solat Jumat diganti solat dzuhur, dan hari itu akhirnya saya menjelajahi daerah sekitar sungai Main. Ini dia kisah lengkapnya:

Merpati di alun-alun Kunstablerwahche


Ada kaca yang seperti cermin, lumayan bisa berswafoto. Hehe
Bagian depan mesjid. Tempat solat di sini tidak berkubah. Lokasinya pun nyempil di antara gedung-gedung besar

Pintu-pintu di dalam mesjid

Mimbar solat
Suasana di dalam zentral bibliotek atau perpustakaan pusat kota Frankfurt

Dari kawasan perpustakaan pusat, saya menuju sungai Main, tapi ternyata tersesat. Saya baru sadar setelah nanya orang. Ternyata arah jalan saya malah menjauhi sungai besar itu

Berbalik arah menuju sungai Main

Jalan di belakang sekeluarga yang lagi jalan-jalan 

Begitu nyampe di pinggir sungai, saya langsung takjub. Gila ini keren banget. Betapa pinggiran sungai menjadi halaman depan kota ini

Dari kejauhan tampak gereja romer

Duduk di pinggir sungai sambil menyantap kebab

Perkakas yang saya bawa. Repot banget memang, tapi menyenangkan

Hasil gambar sketsa. Awalnya saya buat yang berwarna, tapi gagal. Hehe
Di pinggiran sungai Main tersebar 33 museum bertema khusus. Materi promosi Indonesia sebagai tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair juga banyak bertebaran.

Bagian dalam gedung film yang saat itu sedang memutar film Tabula Rasa


Ada gerobak sate di pinggir sungai Main

Suasana beranda sebuah museum

Daun kering, rumput hijau

Papan penunjuk arah, lengkap dengan informasi dimana ada apa hingga apa itu

Tangga menuju jembatan Eiserner Steg

Eiserner Steg kala malam mulai datang

Di Eiserner Steg banyak gembok penanda orang pacaran

Tau begini saya bawa gembok juga buat digantung di sini. Hehe


Sepasangan wisatawan Jepang menikmati Frankfurt dari jembatan penyeberangan orang ini



Perjalanan hari ini berakhir dengan pulang ke hotel di dekat halte ledder museum. Sebelum naik kereta, bikin sketsa dulu. Hehe.