Selasa, 31 Januari 2012

Gooo Blog!!!

Tulisan ini dibuat dalam rangka proyek pembuatan buku yang bertema alasan para anggota Blogger IPB beraktifitas melalui blognya. Here we go!

1. Publikasi Pertama


Saya mempublikasikan tiga tulisan pertama di blog ini secara secara serempak pada tanggal 5 Mei 2008. Dengan melakukan hal itu, saya ternyata menapaki hobi baru yang sebelumnya tak pernah terpikirkan sama sekali. Sewaktu SMP dan SMA saya hanya menyukai musik, ga suka baca, nulis apalagi. Setelah mempunyai blog ini, saya punya kegemaran baru.

2. Masuk BEM KM

Tahun 2009, saya mendaftarkan diri untuk menjadi salah satu pengurus BEM KM Kabinet Gemilang. Ketika itu Kak Afif Nurwilianto (Mas Wong Bagoes) yang mewawancarai, menanyakan aktivitas saya terkait kiprah jurnalistik dan hal-hal lain tentang divisi Kominfo. Saya bilang bahwa akan terus bertekad konsisten melatih skill kepenulisan melalui blog, dengan rutin mengupdate tiap bulan. Tapi ternyata ada satu bulan yang saya lewatkan untuk diisi posting baru. Ketika itu Juli 2010, saya melaksanakan tugas KKP ke Kalimantan Selatan. Listrik aja susah, apalagi internet. Dengan memiliki blog lalu diterima di Kominfo sebagai salah satu staffnya, saya punya kunci untuk menjalani pengalaman yang mengagumkan berikutnya.

3. Memimpin The 3rd Journalistic Fair
Inilah pengalaman pertama saya memimpin sebuah kegiatan di kampus. Kaget di awal, karena saya tiba-tiba ditunjuk untuk menangani proyek ini, lalu saya berterima kasih atas kesempatan ini, karena di dalamnya saya mendapati banyaaaaak sekali pelajaran. Saya sangat berhutang budi kepada Kak Willy, Kak Vica, dan rekan staff Kominfo yang ketika itu kami begitu kompak berkarya. 

Journalistic Fair yang ketiga ini digelar tanggal 18 November 2009. Meski tidak sejalan dengan rencana spektakuler yang diharapkan di awal, JF sukses mendatangkan Pak Usman Kansong dari Metro TV, Enda Nasution Sang Bapak Blogger Indonesia, dan Mimin Kaskus Andrew Darwis. Ini semua terlaksana karena kerja tim JF 2009, hingga ada peserta yang bilang bahwa ini sebenarnya seminar bernilai 50.000 tapi harga tiketnya cuma 5.000. Salam hormat saya buat panitia JF 2009 dan semua pihak yang punya andil sama jalannya acara ini.

4. Balas dendam di IPB Blogging Day 2009

Salah satu obsesi yang belum tercapai di JF 2009 adalah memecahkan rekor MURI untuk "blogging dengan peserta terbanyak se-Indonesia". Kak Willy yang merasa sudah telanjur merencanakan kegiatan itu, merasa perlu membayar niat yang kadung terucap itu meski tidak melalui wadah BEM KM yang ketika itu telah demisioner. Akhirnya, Komunitas Blogger IPB menjadi kereta yang mengantarkan kami ke kegiatan Blogging Day pertama sepanjang sejarah IPB itu. Saya awalnya menolak memimpin lagi, tapi akhirnya mengiyakan juga buat memperbaiki pencapaian yang belum tuntas di JF 2009. Meski tidak berjalan lancar (lagi), Blogging Day 2009 setidaknya menjadi pijakan pertama untuk pelaksanaan Blogging Day berikutnya. Sekali lagi, pengalaman indah bersama rekan-rekan panitia dan peserta juga rentetan episode selama proses pengerjaan acara saya alami karena telah memiliki blog. By the way, judul tulisan ini juga diambil dari potongan jargon IBD loh. Gooooooo Blogging Day!!! :D

5. Can I Say Magazine

Blog saya ternyata mendapat apresiasi lebih tinggi, terutama ketika saya memuat liputan konser (Konser KOIL, Java Rocking Land 2010-2011, dll), dokumentasi acara (Forum Indonesia Muda, Pertukaran Pemuda Antar Negara, dll) atau beberapa opini (Dilarang Gondrong, Tentang Perbedaan, dll) yang cukup menyedot atensi penjelajah dunia maya. Akhirnya pada tanggal 22 Agustus 2011 saya membuka cabang baru dari Can I Say berupa majalah digital. Dengan mendirikan majalah yang berprinsip dasar untuk menyalurkan hal positif yang telah saya terima itu, saya punya banyak keuntungan lain. Yang paling saya suka adalah meliput konser tanpa harus membeli tiket. Hehe.

6. Galeri Paling Murah

Seorang seniman tentu akan terus terlecut untuk lebih produktif dan berkualitas lagi setelah karyanya diapresiasi dan dievaluasi. Kedua proses itu biasa dilakukan di sebuah ruang bernama galeri yang bisa berupa pameran, pertunjukkan, diskusi, dll. Saya mendapati sebuah kesimpulan bahwa galeri paling murah sedunia adalah internet. Kita punya kesempatan menikmati karya dari kreator yang bahkan ada di seberang belahan bumi lain hanya dari depan layar komputer. Berangkat dari pernyataan itu, di awal 2010 saya bercita-cita untuk memperkaya diri dengan karya, lalu memamerkannya di galeri paling murah yang telah saya ceritakan, blog ini. Akhir tahun lalu pameran pertama saya digelar. 

7. Menulis Buku




Tahun 2010 lalu saya juga membuahkan dua karya berupa buku yang bertajuk Manis Getir Skripsi dan Akademi Pasca Graduasi. Buku pertama adalah adaptasi dari serial kisah menempuh penyelesaian tugas akhir dengan judul yang sama di blog ini. Jadi gimana awalnya saya bisa belajar jadi penulis buku? Membuat dan menulis di blog.

8. Kesimpulan

Jadi alasan saya ngeblog bermacam-macam, bergantung kondisi yang sebagiannya telah dijelaskan diatas. Intinya, yang belum punya blog atau blognya jarang diupdate saran saya sih rajin nulis/majang karya disana, apapun bentuk karya itu. Soalnya data yang udah kita masukkan ke internet itu bisa jadi ada disana selamanya loh, kalau nulis di tembok/kertas kan bisa aja hilang. Itu kalimat yang saya denger dari Aziz Nurussadad, sewaktu saya meliput tentang Blogger IPB untuk Koran Kampus. Nah saya lupa cerita kan, masuk Korpus juga gara-gara ngeblog duluan loh. Hehe. So, jadikan blog itu versi digital dari diri kita, portofolio karya-karya kita. Tapi diniatkannya buat berbagi hal baik aja, bukan mau sombong. Ada nih salah satu blog yang dulu saya ikuti, kesannya kok tiap tulisannya itu arogan, soalnya cerita kesuksesan/kehebatan dia terus yang diceritain. Tapi emang bener sih, memotivasi. Saya mikir jangan-jangan blog saya juga begitu di mata pembacanya (terbaca arogan maksudnya). Wajar kali yah, soalnya blog pribadi kan self centered gitu, jadi ya nyeritain tentang diri si tuannya. Kalau yang diceritain tentang pencapaian-pencapaiannya si penulis, ya jadi kesannya tinggi. Kalau yang diceritain cerita kesedihannya, ya kita malah kasian sama hidup si blogger. Hehe. Intinya kita harus selalu menerapkan hukum pygmalion, selalu berpikir positif. 

Oke, semoga tulisan ini bermanfaat. Mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan. Hidup Blogger IPB!!!

*gambar di kesimpulan diambil dari sini

Sabtu, 28 Januari 2012

Bogor - Bandung: 15 Jam

Jumat itu saya dari Bogor hendak bertolak ke kampung halaman, Garut. Semalam sebelum berangkat, saya sudah berniat bertolak sepagi mungkin dari Bogor, tapi nyatanya saya baru berangkat jam 9an dari kosan. Seperti biasa, rute yang saya tempuh adalah singgah dulu ke Bandung. Dari terminal Baranangsiang, saya naik bis ke Bandung tanpa firasat buruk. Barulah setelah memasuki tol dan mobil melaju tersendat, saya mendapati informasi di linimasa twitter bahwa hari itu ada demonstrasi buruh gede-gedean dan menyebabkan macet parah. Saya awalnya santai-santai aja, paling siang udah lancar lagi. Nyatanya, tol diblokir. Semua mobil disuruh keluar tol dan malangnya saya pasangan sopir dan kondektur bis mengaku dengan lantang bahwa mereka sedang hilang arah. Ternyata kami ada di Bekasi, di daerah industri yang jalannya sempit dan mobil bergerak hanya beberapa meter selama sekian jam. Jam tangan saya menunjukkan bahwa saat itu sudah jam 4 sore. Solat jumat jelas saya skip, solat dzuhur dan ashar pun harus di mobil. Kesel banget rasanya waktu itu. Gini kali ya rasanya di penjara, bingung harus ngapain lagi.

Sadar ketersediaan bahan bakar jadi poin penting, pak supir kasih pengumuman bahwa mesin bis dimatikan. Alhasil lapar dan gerah bersatu padu dengan kekesalan. Untung semua penumpang bis emosinya stabil, semua keliatan saling maklum. Ada penumpang yang mau balik lagi ke Bogor, tapi ga ada mobil lain yang kesana. Ada juga yang mau naik kereta, tukang ojeknya ga berani nganterin ke stasiun, akhirnya ya istiqomah semua di bis. Ah, ternyata sudah maghrib, perlahan udah ada pergeseran mobil. Eh pas mau maju lagi, mobilnya mogok. Terpaksa beberapa orang penumpang pria mendorong bis itu, termasuk saya. Mobilnya nyala lagi, eh si jalan kena macet lagi, nunggu lagi. Magrib lewat, Isya juga, akhirnya mulai ada pergeseran berarti. Mobil kami akhirnya bisa melaju lebih kencang. Tapi tunggu, ada masalah lain. Kondekturnya ngilang. Kami lalu nunggu lagi, sementara mobil lain udah mulai jalan, kami harus memacetkan diri lagi. Akhirnya si kondektur ditinggalin, kami ke Bandung tanpa dia. Katanya pak kondektur itu tadi lagi ke toilet. Akhirnya saya tiba di Bandung jam 12 malam, nginep di kosan adik dulu. Dengan demikian, saya menempuh total perjalanan 15 jam dari Bogor ke Bandung. Kabar baiknya, tuntutan buruh dikabulkan pemerintah, gaji mereka naik sesuai UMR. Yah, ikhlaskan saja, itung-itung nyelamatin anak-istri pendemo.



Senin, 23 Januari 2012

Pioneer

Lulus dari tingkat pertama di IPB, artinya juga lulus dari asrama TPB IPB, artinya harus cari tempat tinggal baru berupa kontrakan atau kosan. Saya memilih pilihan pertama waktu itu. Serumah kontrakan isinya 5 orang sunda semua, campuran Garut dan Tasik.

Beberapa saat lagi kontrakan habis, kami harus cari tempat tinggal baru lagi. Di kelas Perilaku Konsumen, saya mengenal seorang pria bernama Jibril. Dia adalah mahasiswa arsitektur lansekap angkatan 43 (2006). Kami lalu akrab. Jibril orangnya baik. Dia hobinya berbisnis-bisnis gitu. Jibril ini tinggal di sebuah kosan bernama Pioneer. Bukan kosan yang punya "admin" sebenarnya formatnya. Itu kontrakan juga itungannya, ga ada ibu/bapak/mamang penjaga/pengurus rumah. Suatu hari kami mengerjakan tugas kelompok disana, lalu saya ditawari ngekos disana. Akhirnya saya pindahlah ke kosan yang beralamat di Jalan Babakan Lio nomor 21 itu.

Setahun kemudian, saya memperpanjang kontrak, sementara tanpa saya ketahui, yang lain tidak memperpanjangnya. Hasilnya selama kurang lebih setengah tahun saya hanya tinggal berdua dengan Kak Fajar, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan yang saat itu sedang menjalani sesi co-as. Tak jarang saya hanya tinggal bersama reptil peliharaan Kak Fajar di rumah itu dengan 12 kamar kosong lainnya, soalnya kak Fajar juga suka nginep di rumah sakit katanya.

Teman-teman masih ingat insiden pengiriman buku yang ternyata bom yang ditujukan buat Ahmad Dhani? Tau ga alamat pengirimnya dimana? Di Jalan Darmaga No 21 Bogor! Coba bandingkan sama alamat kosan saya diatas. Waaaaa..... Saat itu saya lagi ga di kosan, Kak Fajar yang SMS, katanya tonton TV, liat alamat pengirim bom buat mastermind Dewa 19 itu. Untungnya sampe sekarang ga ada yang curiga sama kami, malah kosan Pioneer itu sekarang sedang direnovasi.

Bada habisnya kontrak disana, saya pindah ke Pondok Sahabat yang berada tepat di samping Pioneer. Saya merasa perlu mengenang Pioneer disini karena suatu hari saya melihat gambar stensil yang saya buat di kamar yang dulu ditinggali. Gambar itu muka saya sendiri, terus ada tulisan Mind Your Time, maksudnya pikir-pikir lagi kalau mau males-malesan, biar semangat. Video pembuatan video itu juga saya buat. Video berdurasi 3 menitan itu backsoundnya Slipknot-Spit It Out. Pas diliatin ke Windi, dia malah ngakak. Mungkin menurut dia (atau jangan-jangan orang lain juga) video itu alay kali ya. Haha. Di foto di bawah ini, kamar saya yang catnya berwarna jingga.




Seni yang saya praktikkan di kamar itu istilahnya adalah tagging. Menurut Urban Dictionary, berikut definisi Tagging:
Tagging is signing your name or other representation of yourself on anywhere public. (walls, bus-stops, alleyways, paved streets, etc.)
Unlike graffiti, tagging usually takes less time and skill as it is done in one color with a single can of spray paint or thick marker.
Pengalaman pertama saya bertangging adalah sewaktu SMA. Dengan pedenya lancangnya saya membubuhkan muka saya sendiri di tembok sekolah. Malam itu saya, Odoy, Malik keluar kosan (sejak SMA saya sudah tinggal di rumah kos), tempel cetakan, semprot. Ternyata ada orang yang datang ke arah kami. Cat spray langsung saya lempar ke dalam sekolah, kami kabur. Besok paginya saya ambil lagi alat bekas tadi malam dan mendapati wajah saya terpampang di tembok sekolah. Beberapa saat setelah karya itu rampung, saya baru liat ada tagging muka cewe, terus ada tulisan Happy Birthday di sampingnya, sama nama si cewe tentunya. Jujur saya GR waktu itu, berasa jadi trend setter. Hihi. Beberapa bulan berlalu, saya lalu berkunjung lagi ke tembok tagging dan foto saya udah diobrak-abrik bomber lain. Foto di bawah ini satu-satunya dokumentasi yang saya punya. Nyesel juga kenapa ga difoto pas dulu baru dibikin. Hehe.


Sebenarnya salah satu obsesi saya yang belum kesampean sampe saat ini adalah bikin graffiti. Graffiti beneran pake cat spray. Dari dulu nyari pylox caps (kepala spray buat ngatur ketebalan garis luaran spray) ga dapet-dapet. Sekalinya ditawarin beli di temannya Fan, saya sendiri yang ogah-ogahan. Sekarang udah banyak pertimbangannya. Catnya mahal, capsnya mahal, temboknya bisa dicat lagi (takut sia-sia udah bikin.haha). Yah mungkin lain kali kalau udah ada partner buat bikin bareng sama kapitalnya cukup. Sampai saat ini baru mural yang pernah saya bikin di tembok kamar di rumah. Ini dibuat waktu SMA juga, waktu itu sambil ngisi libur puasa.


Kok dari Pioneer malah ngalantur kesini ya? Haha. Yaudah gitu aja cerita saya soal Pioneer. Semoga kosan itu jadi indah setelah direnovasi.

Bergumul

Pertama, kita sepakati dulu bahwa yang dimaksud dengan BERGUMUL adalah BEr-Rheza, baGUs,MaUL. Terkesan dipaksakan? Emang. hehe. Sudahlah, lupakan soal istilah ngasal itu. Berikut saya ceritakan dua lagu serta kisah dibalik pembuatannya.

Lagu yang dinyanyikan sama Maul, direkam sewaktu kami menunggu hujan reda,padahal hari itu mau ada sesi foto-foto sama Asphoria. Yaudah sambil nunggu gigitaran dulu sama Maul, direkam pake handphone, ya begitulah jadinya. By the way, bagian yang saya nyanyikan di 00:50-00:57 itu bagian yang saya kira di lagu aslinya dinyanyikan dua orang. Tapi ternyata kata Maul, bagian yang saya nyanyikan itu ga ada, ga ada bagian nyanyi kayak gitu. Bagian "mistis" itulah yang makin nambah nilai magis lagu ini. A Day That I'm No Good at emang lagu favorit saya, sampe saya bikin cover versionnya.

Rheza and Maul - A Day That I'm No Good At (Asphoria Cover) by Rheza Ardiansyah


Nah kalau lagu yang dinyanyiin sama Bagus, Wake Me Up When September Ends itu dinyanyikan waktu Bogor lagi mati lampu. Kami menyanyikan lagu ini di lantai 2 shelter UKF dengan sumber cahaya hanya motor yang melintas dan biru langit yang suram. Bagus main gitar di lagu ini. Malam itu sebenarnya kami nyanyi banyak lagu, tapi hanya lagu ini yang direkam secara diam-diam. Bener, Bagus malu katanya kalau direkam. Kira-kira gimana ya reaksi dia setelah denger rekaman ini. muehehehe (senyum asimetris) :D
PS: Sebenarnya di lantai 2 itu ada Kak Andy juga :D


Rheza and Bagus - Wake Me Up When September Ends (Green Day cover) by Rheza Ardiansyah

Sabtu, 07 Januari 2012

Jumat, 06 Januari 2012

Kamis, 05 Januari 2012

Manis Getir Skripsi: Epilog

Tugas akhir kuliah berupa sebuah penelitian telah rampung saya tunaikan. Selain skripsinya sendiri, saya juga mencetak buku "behind the scene" dibalik pembuatan syarat kelulusan tadi. Manis Getir Skripsi, demikian titel bukunya. Ada 57 halaman di dalamnya. Selain pengalaman-pengalaman yang sudah pernah saya bagi disini, di versi buuknya ada juga versi lengkap dari cerita-cerita itu. Selain Manis Getir Skripsi, saya juga membuat Akademi Pasca Graduasi. Ada beberapa bab di dalam buku kedua itu yang isinya pengalaman yang saya lalui setelah lulus dari IPB akhir tahun lalu. Kedua buku itu rampung tepat di hari penutup tahun 2011. Untuk saat ini, keduanya cuma bertugas sebagai dokumentasi kehidupan saya. Jadi sebenarnya dulu saya nulis juga pengalaman-pengalaman unik selama di SMA di beberapa lembar kertas, ditulis tangan, lalu disimpan di kotak sepatu yang isinya "dokumen-dokumen penting", tapi malangnya, kotak itu hilang waktu mau dibawa ke Bogor, pas awal-awal mau kuliah dulu. Nah biar kejadian serupa ga terulang, saya mengemas Manis Getir Skripsi dan Akademi Pasca Graduasi dengan metode berbeda dari yang dulu. Maka dengan diluncurkannya versi fisik dari kedua buku itu, maka seri Manis Getir Skripsi di blog ini secara resmi telah usai. :)

Kontemplasi











Menara Langit