Senin, 09 Juni 2014

Jalan-Jalan di Sabang dan Banda Aceh

Kunjungan saya ke Aceh adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan. Perjalanan saya kesana akhir Mei lalu sudah direncanakan bahkan sejak Februari. Di sana pun saya cukup puas menikmati bentang alam darat-lautnya. Tapi kali ini, saya akan bercerita tentang kisah wisata di daratan Banda Aceh dan Sabang melalui rangkaian foto berikut ini:



Nyeberang ke sabang jam 4, sekarang udah di pelabuhan. Rencananya dua hari ke depan nyelam di 6 dive spot. Semoga lancar dan menyenangkan. Selamat hari libur (untuk yang merayakan :D)
Nyeberang ke sabang jam 4, sekarang udah di pelabuhan. Rencananya dua hari ke depan nyelam di 7 dive spot. Semoga lancar dan menyenangkan. Selamat hari libur (untuk yang merayakan :D)

Foto tadi sore, sebelum nyeberang ke sabang. Sambil nunggu kapal, ngopi dan ngemil telur setengah matang. Kopinya tanpa ampas, telurnya juga ya enak2 aja, ga amis, karena bagi saya rasa makanan itu cuma dua jenis, enak dan enak sekali. Hehe #sabang #aceh
Foto tadi sore, sebelum nyeberang ke sabang. Sambil nunggu kapal, ngopi dan ngemil telur setengah matang. Kopinya tanpa ampas, telurnya juga ya enak2 aja, ga amis, karena bagi saya rasa makanan itu cuma dua jenis, enak dan enak sekali. Hehe

Beberapa menit lalu yang gelantungan disana anak kecil, banyak. Lucu mereka bercanda. Gw tunda2 ambil fotonya sampe sadar mereka udah ga ada. Yaudah sekarang ambil yang ada aja. Haha #sabang #aceh #acehtrip #weh #iboih #indonesia
Beberapa menit lalu yang gelantungan disana anak kecil, banyak. Lucu mereka bercanda. Gw tunda2 ambil fotonya sampe sadar mereka udah ga ada. Yaudah sekarang ambil yang ada aja. Haha
Tadi sore: pantai teduh, air laut jernih dan hangat, pasir putih lembut #sabang #acehtrip #aceh #scuba #dive #diving #beach
Tadi sore: pantai teduh, air laut jernih dan hangat, pasir putih lembut
Dermaga pantai iboih malam ini. Penyelaman seharian ini menyenangkan. Dari kesampaian megang penyu lagi lewat sampai nyelam di tempat semburan gas belerang #sabang #aceh #acehtrip #dive #diving #iboih
Dermaga pantai iboih malam ini. Penyelaman seharian ini menyenangkan. Dari kesampaian megang penyu lagi lewat sampai nyelam di tempat semburan gas belerang
Di sabang, tiap hari jumat dan hari2 tertentu dilarang beraktifitas di laut. Orang sabang santai di rumah, wisatawannya jalan2 #sabang #aceh #acehtrip #iboih #jumat
Di sabang, tiap hari jumat dan hari tertentu dilarang beraktifitas di laut. Orang sabang santai di rumah, wisatawannya jalan-jalan
Pantai sumur tiga sabang pada suatu ketika #sabang #aceh #acehtrip #indonesia #beach #pantai #sumurtiga
Pantai sumur tiga sabang pada suatu ketika
Di pantai sumur tiga, ada sebuah restoran milik seorang bule. Siang tadi gw nyoba pizza dengan toping cumi/gurita/seafood lainnya. Boleh juga #aceh #acehtrip #sumurtiga #beach #pantai #indonesia
Di pantai sumur tiga, ada sebuah restoran milik seorang bule. Siang tadi gw nyoba pizza dengan toping cumi/gurita/seafood lainnya. Boleh juga
Mentari sembunyi #sumurtiga #beach #pantai #aceh #acehtrip #sabang #indonesia
Mentari sembunyi
Watching #sumurtiga #beach #pantai #indonesia #aceh #acehtrip #sabang
Watching
Bergaya di sumur tiga, tapi itu bukan saya :D #sumurtiga #aceh #acehtrip #sabang #beach #pantai
Bergaya di sumur tiga, tapi itu bukan saya :D
Raul, wisatawan asal spanyol sedang mengunjungi bunker di sabang. Raul senang tinggal di sabang, banyak morena katanya, wanita berkulit cokelat <3 #sabang #aceh #acehtrip #bunker #tourist #wisatawan
Raul, wisatawan asal spanyol sedang mengunjungi bunker di sabang. Raul senang tinggal di sabang, banyak morena katanya, wanita berkulit cokelat
Pandangan dari bawah bunker #sabang #bunker #aceh #acehtrip #indonesia
Pandangan dari bawah bunker

Meriam (dan seorang) betina (halah :D) #bunker #sabang #aceh #acehtrip #indonesia #meriam
Meriam (dan seorang) betina (halah :D)

Klah, nama pulau di belakang sana yang tak berpenghuni. Ia dilihat dari jalan menurun pulau weh #sabang #aceh #acehtrip #indonesia #island #klah
Klah, nama pulau di belakang sana yang tak berpenghuni. Ia dilihat dari jalan menurun pulau weh
Ini tugu sabang-merauke. Ada dua tugu serupa di indonesia, selain di sabang, ya di merauke. Tapi yang bikin penasaran, ada huruf jawa (?) di tugu itu. Org sabang yg gw tanya ga tau maksud/artinya. Yang jelas sabang ini mewakili persatuan indonesia. Nama s
Ini tugu sabang-merauke. Ada dua tugu serupa di indonesia, selain di sabang, ya di merauke. Tapi yang bikin penasaran, ada huruf jawa (?) di tugu itu. Org sabang yg gw tanya ga tau maksud/artinya. Yang jelas sabang ini mewakili persatuan indonesia. Nama stadionnya aja sabang-merauke

Ada sebuah kisah dari mesjid baiturrahman. Ketika tsunami, ga ada air yang masuk mesjid, padahal di sekitarnya air bah tinggi. Seorang yang kemudian jadi mualaf mengaku lihat ada ulama yang angkat mesjid itu. "Angkat dengan posisi begini?" Kata saya mempe
Ada sebuah kisah dari mesjid baiturrahman. Ketika tsunami, ga ada air yang masuk mesjid, padahal di sekitarnya air bah tinggi. Seorang yang kemudian jadi mualaf mengaku lihat ada ulama yang angkat mesjid itu. "Angkat dengan posisi begini?" Kata saya memperlihatkan posisi berdoa. Ya, kata sopir travel yg ceritakan kisah itu. Bahkan katanya, saat tsunami ada orang yang nyampe atap mesjid. Gimana caranya? Dia juga geleng kepala

Peninggalan sebuah rumah yang tersapu tsunami di dekat PLTD apung berlabuh. Tadi jalan2 di beberapa monumen peninggalan tsunami, diantar bapak yang kehilangan 4 anaknya. Beliau sampai gak berani masuk museum tsunami, gak kuat katanya #tsunami #aceh #aceht
Peninggalan sebuah rumah yang tersapu tsunami di dekat PLTD apung berlabuh. Tadi jalan2 di beberapa monumen peninggalan tsunami, diantar bapak yang kehilangan 4 anaknya. Beliau sampai gak berani masuk museum tsunami, gak kuat katanya
Ini pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang awalnya ada di lepas pantai. Ketika tsunami terjadi, dia terbawa arus dan terdampar 7 kilometeran dari pantai #tsunami #aceh #acehtrip #bandaaceh #pltd #2004
Ini pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang awalnya ada di lepas pantai. Ketika tsunami terjadi, dia terbawa arus dan terdampar 7 kilometeran dari pantai

Seorang nenek mendengar pemaparan anaknya tentang apa yang terjadi dengan kapal yang didudukinya. Mereka berbicara dalam bahasa jawa. Awalnya PLTD ini mau dikembalikan ke laut dengan merakit ulang, tapi pemerintah memutuskan menjadikan ini tempat wisata #
Seorang nenek mendengar pemaparan anaknya tentang apa yang terjadi dengan kapal yang didudukinya. Mereka berbicara dalam bahasa jawa. Awalnya PLTD ini mau dikembalikan ke laut dengan merakit ulang, tapi pemerintah memutuskan menjadikan ini tempat wisata

Di PLTD, kita bisa melihat banda aceh dari atas melalui teropong ini. Ongkosnya 1000 rupiah untuk satu koin khusus yang bisa membuka lensa binokular selama 1 menit #pltd #acehtrip #aceh #bandaaceh #indonesia #tsunami #2004
Di PLTD, kita bisa melihat banda aceh dari atas melalui teropong ini. Ongkosnya 1000 rupiah untuk satu koin khusus yang bisa membuka lensa binokular selama 1 menit

Sekarang mari kita ke museun tsunami aceh. Ada sebuah cerobong yang di dindingnya tertulis nama korban2 tsunami 2004. Di puncaknya, ada siluet nama tuhan. Coba kalian ke sana, suasananya makin bikin merinding karena ada lantunan ayat suci al quran #aceh #
Sekarang mari kita ke museun tsunami aceh. Ada sebuah cerobong yang di dindingnya tertulis nama korban2 tsunami 2004. Di puncaknya, ada siluet nama tuhan. Coba kalian ke sana, suasananya makin bikin merinding karena ada lantunan ayat suci al quran

Di bagian museum tsunami ini, ada jembatan penghubung ke lantai atas. Ruang ini apresiasi para negara yg bantu pemulihan pasca bencana. Selain menyatukan umat manusia dalam semangat tolong-menolong, tsunami juga meleburkan konflik GAM-TNI. "Kalau gak ada
Di bagian museum tsunami ini, ada jembatan penghubung ke lantai atas. Ruang ini apresiasi para negara yg bantu pemulihan pasca bencana. Selain menyatukan umat manusia dalam semangat tolong-menolong, tsunami juga meleburkan konflik GAM-TNI. "Kalau gak ada tsunami, mungkin hari ini GAM masih ada", kata seorang pengemudi mobil bercerita
Ini foto seorang ibu yang akhirnya bertemu anaknya setelah 2 bulan terpisah karena tsunami. Nafas saya tercekat lihat foto ini. Sama ketika lihat foto2 kemal jufri di pameran indonesia in the midst of cathastrophy. That's the beauty of photography #photog
Ini foto seorang ibu yang akhirnya bertemu anaknya setelah 2 bulan terpisah karena tsunami. Nafas saya tercekat lihat foto ini. Sama ketika lihat foto2 kemal jufri di pameran indonesia in the midst of cathastrophy. That's the beauty of photography
Penginapan di Pantai Iboih. Harganya 150-300 ribuan

Motif di dinding museum tsunami aceh ini simbol tari saman. Simbol kekompakan, hubungan harmonis antar sesama manusia #museum #tsunami #aceh #acehtrip #saman #dance #tari
Motif di dinding museum tsunami aceh ini simbol tari saman.
 Simbol kekompakan, hubungan harmonis antar sesama manusia
Pantai Iboih di suatu sore
Ini namanya kherkof, makam orang belanda di banda aceh. Yang di bawah pohon pusara putra sultan iskandar yang tewas setelah dirajam karena zina. Betapa pemimpin kerajaan islam itu pegang sabda nabi bahwa jika anaknya yang mencuri, beliau sendiri yang poto
Ini namanya kherkof, makam orang belanda di banda aceh. Yang di bawah pohon pusara putra sultan iskandar yang tewas setelah dirajam karena zina. Betapa pemimpin kerajaan islam itu pegang sabda nabi bahwa jika anaknya yang mencuri, beliau sendiri yang potong tangan anaknya
 

Rabu, 04 Juni 2014

Jembatan Akar dan Rahasia di Balik Aturan Perkampungan Baduy Dalam



Ini adalah lanjutan dari video perjalanan saya ke Baduy Dalam ini. Dalam video kedua, saya menampilkan perjalanan setelah mengunjungi Kampung Cibeo Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Banten. Dalam video ini ada wawancara dengan seorang Baduy Dalam tentang hari raya Kawalu, larangan mendokumentasikan kampung mereka, dan lain-lain. Di sini juga diperlihatkan indahnya jembatan akar yang dibuat orang Baduy Luar. [rheza ardiansyah]

Menghabiskan Sore Bersama Asda



Malam belum sempurna hadir di Desa Cibeo. Sabtu senja itu saya ada di salah satu dari tiga desa suku Baduy Dalam di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Langkah saya yang telanjang tertatih-tatih menginjak batu bercampur tanah basah bekas hujan tadi siang. Tak lama saya kemudian tiba di ujung perkampungan. Jika belok kanan, saya akan mentok di sebuah rumah beralas hijau rumput segar. Esoknya tahulah saya (setelah ditegur karena berjalan ke sana) bahwa itu rumah pupuhu alias penghulu suku Baduy Dalam yang dilarang dikunjungi sembarang orang, apalagi tamu dua hari seperti saya. Sebuah kericuhan samar terdengar dari arah berlawanan. Ricuh riang suara anak bermain dan kecipak air. Tiba di sumber suara, saya disambut sebuah jembatan bambu. Di bawahnya belasan anak telanjang bulat berenang lincah dan saling ciprat air. Di atas mereka, di tengah jembatan, berdiri bisu seorang seusia lainnya. pria mungil berbaju hitam bermata cokelat bernama Asda.

Mukanya sedikit mendongak ketika menjawab pertanyaan. Jawabannya pendek untuk tiap butir keingintahuan saya. Asda mengaku berusia 11 tahun. Saya gak langsung percaya. Anak ini bicara dari tubuh yang baru terlahir sekitar 6-8 tahun lalu. Sekelompok tamu desa semacam saya melintasi jembatan sambil menyapa si terkenal Asda. “Asda kok udah di sini aja”, begitu kira-kira ungkapan mereka takjub. Rupanya bocah satu ini sempat mengiringi perjalanan masuk para pengunjung desa. “Asda kunaon teu ngojay?” tanya saya tentang tak bergabungnya ia di bawah sana. “Teu bisa”, katanya singkat. Jawaban dua kata serupa tadi diulangnya untuk pertanyaan lain. 

“Asda rek ka Jakarta moal?”
“Teu kuat”, jawabnya setelah geleng kepala.
“Rek ka Inggris moal?”
“Teu meunang”, katanya tegas entah dia paham atau tidak tentang kata Inggris.
“Ka Amerika?”
“Teu apal”, jawabnya jujur mengaku tak tahu tentang Amerika.
Orang Baduy dikenal sebagai pengembara. Tapi pengembaraan mereka biasanya tak jauh. Itu terjadi karena mereka dibatasi. Mereka dibatasi larangan menumpang kendaraan jika bepergian, sehingga jarak tempuh pun otomatis terbatas. Biasanya Jakarta jadi tujuan pelesir mereka. Misinya beragam rupa, dari berdagang, hingga tamasya. Asda kecil mungkin berpikir realistis. Tubuh mungilnya baru mengenal Terminal Ciboleger sebagai perantauan terjauh. Ciboleger adalah lokasi terakhir pengunjung Baduy bisa menggunakan kendaraan bermotor. Jaraknya sekitar dua jam perjalanan dari terminal Rangkasbitung. Untuk menuju Baduy Dalam, pengunjung perlu waktu 5-6 jam perjalanan tanpa kendaraan melalui perkampungan Baduy Luar. Setelah melewati sebuah jembatan dan tanjakan panjang bernama Tambayang, aturan Baduy Dalam mulai mengikat. Aturan paling relevan dengan “orang elektronik” macam kita adalah larangan mengoperasikan alat dokumentasi.

Saya kembali berdiri bersama Asda. Kali ini ia menjelaskan hal-hal yang menempel di badannya. Pisau yang bertengger di pinggangnya Asda akui digunakan buat “motong tangkal”, potong pohon/kayu. Lalu kain yang menjuntai lemas di lehernya itu, ia sebut tali kung, tali yang lazimnya diikatkan di kepala seorang Baduy. Pertanyaan saya kembali bergulir. “Teu meunang”, kata Asda menjawab pertanyaan saya soal warna baju. Teu meunang artinya tidak boleh. Orang Baduy Dalam dilarang berpakaian warna lain selain hitam atau putih. Jika kamu tanya kenapa, maka jawaban mereka akan merujuk pada apa kata leluhur mereka. Jawaban serupa “sudah dari dulu begitu”, atau “nanti dimarahi pupuhu” akan terlontar. Setidaknya itu yang saya alami ketika bertanya tentang kenapa alat dokumentasi diharamkan disini. 

Jembatan Ciparahyang mulai diselimuti gelap yang lebih pekat. Saya artinya harus segera memuntahkan pertanyaan terakhir untuk Asda. “Asda cita-citana jadi naon?” saya bertanya tentang cita-cita. Muka bulatnya kembali mendongak, kali ini lebih terangkat. Ia bingung menjawab. Cukup lama diam berpikir, dengan tersipu ia akhirnya menjawab satu kata: “kaya”.

Satu persatu bocah perenang yang semula asik berbasah ria bergabung. Kami kemudian bermain adu hitung. Asda tak mahir di bidang ini, malah anak lain yang bisa menjawab ketika saya bertanya tentang urutan angka dan tetambahan. Obrolan kami pun berakhir ketika pekatnya senja sudah betul-betul menyulitkan pandangan. Satu persatu samar pelita dari dalam rumah beratap daun tanpa tembok bersemen itu bersinar. Ke arah sanalah belasan anak itu kemudian berlari, masih dengan tawa riang yang tak pernah lepas mereka sandang. []