Rabu, 27 Juli 2011

The Jacatra Secret


Buku teraktual yang baru saya khatamkan adalah sebuah buku berjudul The Jacatra Secret. Buku yang saya pinjam dari Mustika Dewanggi itu terbit Maret tahun ini, masih hangat berarti. hehe. Buku ini bercerita tentang misteri simbol iblis di jakarta, seperti yang tertulis di subjudulnya. Mari saya paparkan lebih detil, apa saja hal yang saya dapat.

1. Buku ini diawali dengan peristiwa pembunuhan, layaknya buku bertema konspirasi lain. Alurnya agak mirip The Da Vinci Code sebenarnya. Novel ini diawali dengan seseorang yang mati dan gaya matinya nunjukin kode. Kalau di Da Vinci Code Jacques Sauniere, disini Profesor Sudrajat. Kalau di rangkaian novel konspirasi Dan Brown ada ahli simbologi Robert Langdon, disini kita punya simbolog John Grant. Soal kejutan, novel ini kurang ngagetin. Linier aja gitu alurnya. Tapi tetep, kaya informasi.

2. Kita bakal dikasih tau gimana sejarahnya Jakarta.

3. Sejarah Amerika juga ada, bahwa sebenarnya bukan Columbus yang menemukan benua itu pertama kali (tentu saja sebenarnya yang kesana pertama kali ya suku aslinya), tapi orang muslim. Buktinya ada nama-nama arabik disana sampe sekarang.

4. Sisi lain dibalik penggulingan Soekarno juga dibuka disini. Bahwa naiknya Suharto adalah taktik kaum neolib buang menguasai bangsa kita, itu diceritain. Kalau Kamu udah nonton film Shadow Play, informasi di buku ini bakal memperkaya pemahaman dari film tadi. Di film dokumenter itu, dibeberkan fakta (dengan pembuktian tentunya) bahwa penggulingan soekarno adalah skenario blok barat. Di film itu bahkan topeng yang menutupi perisitiwa G30S/PKI juga dibuka. Yang mau nonton shadow play monggo liat aja disini.

5. Gimana kronologinya sampe Freeport betah di papua sana? apa sebenarnya yang mereka incar? kok bisa kekayaan kita dikeruk sedemikian gede buat orang amrik? di buku ini ada penjelasannya. Efek setelah baca? miris.

6. Monas itu sebenarnya adalah simbol lingga-yoni, representasi dari hal yang berbau seksual dan ada di tengah mesjid istiqlal dan gereja disekelilingnya. Monas ini lebih tinggi, sehingga penulis (melalui tokoh di novelnya) menangkap kesan simbol keagamaan tunduk di bawah simbol paganisme yang meninggikan ritual seksual.

7. Istiqlal juga katanya punya lorong-lorong rahasia di bawah tanahnya

8. Simbol kepala kambing ada di struktur ibu kota kita. Simbol mata juga keliatan di bunderan HI yang diliat dari atas.

9. Lewat novel ini saya baru tau kalau kerkhoff itu artinya kuburan. Saya jadi ingat gelanggang olah raga di kota asal saya, Garut. Nama gelanggang olah raga itu Kerkhoff, karena memang tempat itu katanya bekas kuburan. Kenapa ga diganti ya namanya? olah raga kok di kerkhoff, di kuburan.

10.Bangunan Indonesia (di jakarta khususnya) bagus karena orang belanda yang pernah menjajah kita emang jago soal arsitektur. Bahkan sempat ada jargon 'Tuhan menciptakan semua alam semesta kecuali Belanda', Belanda diciptakan sama orang sananya sendiri. itu saking hebatnya mereka membendung lautan. Struktur bangunan yang mereka buat juga terkenal awet. Saya jadi inget sama bangunan SD tempat saya belajar dulu. Tiangnya besi, tumpuan atapnya juga besi, makanya awet. SD itu (bangunan yang sama) sudah dijadikan kelas sejak ayah saya SD sampe saya anaknya menempati ruang kelas itu lagi, meskipun kalo ujan tetep aja bocor. hehe. Namanya juga bangunan tua. Waktu itu pantesan suka ada bule yang lewat dan mau ke pangandaran mampir masuk kelas, mereka mengenang SD saya sebagai situs sejarah. Sekarang SD-nya udah bagus lagi, bule ga ada lagi yang mampir (kata adik saya :D).




Ini foto SD saya yang sekarang, udah bagus.

HEROES


Buku ini judulnya HEROES. Bukan, bukan nyeritain Batman, Superman, Spiderman dan kroninya. Buku ini menceritakan kisah 6 orang pahlawan Kick Andy 2011. Buku ini saya dapat sebagai hadiah dari acara Kick Andy Off Air di IPB. Saat itu saya jawab pertanyaan. Ini foto saya waktu itu, Laras yang fotoin.

Nah buku ini isinya sangat inspiratif. Dari kata pengantar sampe halaman 104 di akhir, ga ada kata yang sia-sia. Enam orang pahlawan ini memang patut diacungi jempol dan ditiru. Mari saya ceritakan satu persatu.

1. Sidik. Pria tanpa kaki ini mampu keliling jakarta jualan kerupuk pake motor yang ia desain hingga bisa ia tunggangi. Dari Sidik ini saya belajar untuk menaklukkan kekurangan kita. Keterbatasan bukan alasan untuk menyerah lah intinya.
2. H. Agus Bambang Priyanto. Jasanya yang paling dikenang adalah menjadi komando lapangan saat bom meledak di bali. Pak Agus ini bahkan diganjar gelar CNN Hero. Tapi apa yang dia lakukan? gelar itu ditolak. Sadis ga tuh? katanya semua yang dia lakukan emang udah seharusnya dan ga usah diganjar penghargaan gitu. Kalimat terakhir itulah pelajaran penting dari beliau. Pengabdian tanpa pamrih.
3. Dr. Joserizal. Si bapak ini emang udah terkenal, di TV sering muncul. Dia ini relawan yang suka nolong korban bencana di seluruh belahan dunia. Jiwa sosialnya tinggi banget. Saya malu, belum banyak kegiatan sosial yang udah dilakukan.
4. Saekan. Bayangkan kamu tinggal di sebuah daerah yang ga ada air bersih. Mandi jarang, nyuci jarang, dll. Mau ngapain? Ngomel? Bapak ini ngga begitu. Dia jadi bagian dari solusi. Nanam pohon si bapak ini, akhirnya beberapa tahun kemudian daerah gersang yang awalnya dia tempati bisa subur dan kaya air bersih. Pas nanam pohon itu ia diketawain warga lain, percuma katanya. Pas usahanya berguna, pada malu tuh pasti yang ngetawain. Mirip kisah nabi Nuh lah. Mirip kita yang kadang ciut ketika kebiasaan yang menurut kita berguna dikritik, tapi kita yakin apa yang kita lakukan itu suatu hari pasti berbuah manis.
5. Dynand Fariz. Orang ini adalah otak dibalik menempelnya gelar kota fashion bagi kota Jember. Catwalk terpanjang di dunia ternyata bukan di Paris, bukan juga di Milan. Di Jember saudara-saudara, berkat orang ini. Di perjalanannya mewujudkan sukses ini, banyak yang ga suka, negludahin, ngejek, dll. Toh dia tetap jalan, dan duar, prestasi internasional memukul balik para resistor itu dengan telak.
6. Ciptono. Beliau ini mengurus para orang-orang spesial dengan mengembangkan SLB. Sangat terpuji, mulia dan inspiratif.






Manis Getir Skripsi: Menyemat Selamat

Rabu itu di reminder saya sudah tertulis 'wisuda 44'. Bukan hari spesial untuk saya, tentu saja karena bukan saya yang diwisuda. hehe.

Ga ada perlakuan khusus terhadap hari keramat di IPB itu (selain wisuda, kegiatan rutin di IPB yang diadakan tiap Rabu adalah Rabuan, kumpul para dosen). Saya ke kampus jam 9 dan kembali ke kosan jam 11 setelah menerima makalah seminar yang akan saya bahas selasa depan. Setibanya di kosan, ada SMS masuk, dari Wawan. "Saudaraku jangan lupa saya hari ini diwisuda," kata Wawan di SMS itu. Yaudah, saya balik lagi ke kampus cuma buat menyematkan selamat buat sahabat saya itu. Wawan adalah salah satu teman sekamar saya waktu di asrama TPB IPB. Inilah gambaran asrama TPB yang saya potret di hari terakhir saya tinggal disana.

Saya awalnya tinggal di kamar nomor 99, berdua sama Nanda, mahasiswa gempal dan cerdas asal Medan yang terkenal dengan panggilan Gentong. Karena Gentong jarang ada di kamar, saya selalu tinggal sendirian di salah satu kamar yang menghadap jemuran yang kalau malam gelap dan spooky di lorong terangker di asrama saat itu. Soal keangkeran lorong saya, nanti kapan-kapan ceritanya. hehe. Nah akhirnya saya pindah ke kamar 92. Disana saya tinggal seruangan dengan Wawan tadi. Dua orang lain penghuni kamar itu adalah Fibo dan Reza (ya,di kamar 92 ada 2 orang yang namanya sama). Tahukah kamu, panggilan sayang kami untuk Reza adalah 'mamas', soalnya dia wong jowo, orang Surabaya, ade kelas se-SMA-nya Ahmad Dhani, rocker pula dia. Wawan yang pertama kali ngasih panggilan 'mamas'. Saya suka geli sendiri dengan panggilan itu. Mamas dalam bahasa sunda artinya t***t. haha. Inilah foto kami saat menjalani photo session di seremoni perpisahan. hehe. Dua orang di kiri namanya sama. Yang jongkok di kanan itu Fibo, di belakangnya Wawan. nah Wawan inilah yang lulus duluan dan diwisuda peling awal diantara kami.

Saat acara wisuda, saya ketemu Mamas dan Fibo juga sebenarnya, tapi ga barengan, mereka juga sama lagi nyari Wawan yang baru keluar gedung Graha Widya Wisuda (GWW). Pas ketemu Wawan, saya udah ga bareng lagi sama mereka berdua, jadinya kami berfoto berdua saja.


Saya juga berjumpa dengan Limpi. Dia ini dikenal di kampus sebagai vokalis band cadas. Di foto itu selain saya dan Limpi, ada juga Osmond, bassis berbisa yang pernah seband sama Limpi (nama bandnya Nine Foul Out, seteru abadi Finding Nadia.haha). Ada juga Yuben, dia ini vokalis yang punya karakter suara melengking. Tahukah kamu? Di masa-masa awal masuk IPB, si Yuben ini gaya rambutnya mohawk. haha.



Ah, ternyata saya juga berjumpa dengan Bayu, teman sekosan saya di Wisma Sahabat. Kami berfoto dengan teman sekosan lainnya.

Wawan sebenarnya menahan saya untuk tidak pulang dulu, nunggu Fibo sama Mamas, tapi saya malah pulang.

Kapan saya diwisuda? Baru Tuhan yang tau. hehe. Doakan saja semoga saya segera menyusul mereka :)

Senin, 25 Juli 2011

Java Rockin'land 2011 (Hari Terakhir)

Setelah menghadiri hari pembukaan Java Rockinland 2011, saya kembali berkesempatan datang dihari penutup. Hari ketiga hajatan anual musik rock itu diramaikan artis-artis yang tak kalah menarik dibanding dua hari di belakangnya. Kombinasi performer yang ciamik juga jadi alasan saya ada disana. Menyaksikan penampilan musisi yang karyanya sudah saya kenal ibarat menghadiri presentasi karya ilmiah yang sebelumnya sudah dibaca, selalu ada tambahan poin yang menjadi objek kepuasan, apalagi bisa memotret mereka dan menceritakan ulang. Tahap terakhir itu yang akan saya lakukan melalui tulisan ini.

Panggung Rajasinga yang tepat berada di tepi pantai menjadi persinggahan pertama saya. Rentetan melodi distortik menohok sore yang menurut vokalis band yang baru merilis Rajagnaruk itu enak untuk dinikmati dengan musik slow di kamar. Tentu saja pernyataan itu hanya olok-olok belaka. Nyatanya mereka tetap terlihat enak meski tidak berada di kamar dan tidak membawakan lagu slow. Potongan lirik Good Shit For Good Friend yang mereka bawakan juga menginisiasi bergulirnya fase akhir JRL tahun ini. "Pesta, mari berpesta!"





Sebenarnya di panggung terdekat dengan pintu masuk arena festival, ada band asal Bogor yang tampil. Mereka adalah Psychotic Angels. Malangnya, saya tiba disana setelah para metal head wanita itu turun tahta. Di perjalanan menuju panggung Psychotic Angels tadi, saya mampir di panggung Ginger.

Selain sepuluh panggung dengan tata suara bombastis (tata cahaya beberapa panggung menurut saya tidak nyaman untuk fotografer :D), di Java Rockinland juga tersedia booth-booth yang menyediakan makanan, suplemen informasi berupa majalah, toko CD, hingga karya seni rupa.



Jika di hari kedua Godbless tampil sebagai salah satu dedengkot ikon musik nasional, maka hari Minggu itu giliran Roxx yang mengulang kejayaan. Seorang penonton di depan saya terlihat sangat antusias dengan penampilan Jaya dan kawan-kawan. Saat Air Mata Hewan hendak dinyanyikan, Trison si vokalis bertanya lagu apa berikutnya. "Air mata lu son," jawab Jaya.


Selain Roxx, legenda hidup musik Indonesia lain yang juga edan di JRL adalah Edane. Tampil dengan kostum serba hitam, kawanan pimpinan Eet Sjahranie itu berhasil menjadi magnet dengan daya tarikan penonton yang kuat di sore itu.



Band emo asal Bandung tampil di sisi lain panggung Edane. Alone At Last menambah gemuruh distorsi dan emosi di angin Laut Jawa yang berhembus langsung ke panggung yang mereka jajal. Aksi komunikatif vokalis dan gaya akrobatik si bassis adalah dua poin utama yang jadi perhatian saya. Saking interaktifnya Yas si vokalis, ia bahkan sampai menyanyi di lounge Segara, turun jauh dari panggung tempat ia lazimnya berada. Yas juga sempat menyanyi dari FOH. Ucay Rocket Rockers yang hadir di barisan penonton ia sodori mic dan diajaknya naik ke panggung. Sayang Ucay malu-malu kucing, enggan menyanyi di awal, namun beru merapat ke panggung setelah lagu tiba di bagian ujung. Soal bassis akrobatik tadi, pamornya memang sudah terdengar sejak saya mendengar karya band ini 6 tahunan lalu. Teman-teman SMA saya menggunjingkan aksi itu sebagai ciri khas Alone At Last. Dan akhirnya setelah sekian lama aksi visualnya dinantikan, akhirnya saya bisa menyaksikan mereka langsung.





















Paket musisi berikutnya yang saya saksikan adalah para rocker yang baru saja menelurkan albumnya yang ketujuh. Band ini sempat hanya menyanyikan satu lagu dari delapan lagu yang rencananya akan dibawakan di event Fusion Music Festival 2011. Atas dasar balas dendam karena belum puas dengan penampilannya di acara tadi, saya rela berlama-lama di panggung dome untuk menyaksikan RIF. Ya, jajaran pelantun ritma kebebasan (RIF=Rhytm In Freedom) itu bahkan rela membagi 100 CD album terbarunya secara cuma-cuma. Saya bahkan telah beberapa inci menuju kepemilikan CD itu. Sayangnya tangan kiri saya kurang kuat berebut dengan tangan kanan orang di belakang saya. Akhirnya saya harus puas hanya pulang dengan menggondol satu pick gitar dari Edane dan stiker dari Alone At Last.




Jika di hari Sabtu The Cranberries dinanti karena itu momen reuni mereka, maka sehari setelahnya ada satu band lagi yang tampil di JRL dengan titel penampilan reuni. Mereka adalah Step Forward yang kembali maju setelah sekitar 4 tahun vakum. Band yang terbentuk pada tahun 1995 itu juga dihuni Ricky Siahaan Seringai dan Fajar Alexa.


















Kensington mengisi petang di area utama dengan irama groove-nya yang danceable sementara di bagian lain area itu beberapa orang merapat ke sebuah panggung kosong. Panggung kosong itu adalah lahan yang akan digarap Good Charlotte.




Seperti yang pernah dilakukan Tria Changcuters dan Yukie Pas Band sebelum 30 Seconds To Mars tampil di hari pertama, Andy dari RIF, Ervin dari Edane dan Gugun dari Gugun and The Blues Shelter memimpin penonton untuk bersama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Banyak penonton yang larut dalam suasana nasionalis meski ada juga yang enggan bergabung. Ritual nasionalis ini adalah teladan yang layak dipraktikkan di gelaran lain.

Good Charlotte disinyalir bertindak sebagai prima causa (penyebab utama) kedatangan beberapa pengunjung festival. Hal itu tercermin dari banyaknya orang yang bahkan stand by di hadapan panggung yang akan ditempati band Si Madden bersaudara sejak sore panggung itu terakhir dipinjam Edane. Penampilan Good Charlotte di kesempatan kali ini akan sangat spesial karena Benji akan dituntut untuk menunaikan janji yang pernah ia ikrarkan di Twitter. Saat itu Benji mengicaukan sebuah petikan lirik lagu yang populer di Indonesia. "You know me so well," kayanya. Banyak pengikut akunnya di Twitter yang berasal dari Jakarta menanggapi tweet itu. Benji pun sompral berkata bahwa jika topik tentang lagu SM*SH itu jadi trending topic, maka ia akan membawakan lagu tersebut di kesempatan berikutnya jika Good Charlotte tampil di Indonesia. Benji rupanya menepati janji. Di hadapan fansnya Benji menyanyikan bagian reff lagu itu, sementara Joel menarikan lagu yang dibawakan boyband asal Indonesia itu. SM*SH pantas bangga, lagunya dinyanyikan musisi kelas dunia-akhirat.


































Joel memperlihatkan sebuah banner yang diambil dari penonton di barisan depan. Ia dan rekan se-Good Charlotte-nya mengaku sangat senang dan tersanjung dengan adanya banner itu. Joel dan Benji makin sering memekikkan I Love You Jakarta.
























Usai Good Charlotte menunaikan janji dan tugasnya, saya melaju ke panggung Cupumanik. Salah satu nabi kaum grunge Indonesia itu membawa kabar gembira. Mereka akan mewakili Indonesia untuk tampil di gelaran Planet Rox di Kanada. Pernyataan sikap sekaligus tiket mereka melanglang buana kesana adalah sebuah nomor bertitel Grunge Harga Mati.


Frente, Superglad, The Trees and The Wild dan Young The Giant adalah beberapa pengisi acara yang selintas saya simak.



Helloween yang juga berperan sama dengan Good Charlotte akhirnya muncul juga. Lagu-lagu pusaka macam 'Are You Metal?' hingga 'Eagle Fly Free' mengalun dengan enerjik. Aksi solo drum Dani Loble juga sayang dilewatkan. Helloween tampil dengan performa dan aksi yang spektakuler, hingga saya yang tidak biasa mendengar musik serupa bisa ditahan tegak berpaku disana.

























Speedkill tampil bersamaan dengan Helloween. Saya kesana saat kuartet mematikan itu membawakan lagu keramat Smells Like Teen Spirit milik Nirvana.

Beberapa menit sebelum hari berganti dan disambut pagi, The Morning After menutup ajang ini. Empat sekawan asal kota apel itu tampil dengan musik kontemplatif nan indah.









Java Rockin'land 2011 tahun ini seakan menjadi happy ending bagi acara-acara musik yang sepertinya akan libur panjang di bulan puasa.