Bayangkan, gimana jadinya kalau ada lalat yang nyangkut disana, di bagian pinggir jaring lah ibaratnya. Si lalat tentu bakal berontak sekuat tenaga demi terbebas dari jeratan jaring laba-laba. Dia akan terus meronta-ronta dan melepaskan diri dari jeratan jaring. Upaya pembebasan itu pastinya bikin jaring bergetar dong, hingga getarannya akan sampai ke tuan rumah, laba-laba sawah yang garang dengan tato tengkorak di abdomennya (tuh, ada tato tengkorak kan di abdomennya, ayo cari :p). Mister laba-laba perlahan akan menghampiri mangsanya yang sudah tak bisa berkutik. Seiring waktu berjalan, makin dekatlah jarak laba-laba, dan nyam, waktunya makan.
Sekarang coba bayangkan kamu terjebak di sebuah jaring raksasa. Kalau kamu sudah terperangkap disana, pergerakan kamu akan menghubungkan dengan semua komponen di jaring itu, dan kamu sulit terlepas. Jaring itu nyata ada teman-teman. Namanya world wide web, jaring yang melingkupi seluruh dunia, internet. Jaring itulah yang sering menjerat saya dengan hingar-bingarnya. Internet seakan menjadi dunia lain dimana kita bisa bertransformasi menjadi sosok lain. Saya bisa jadi @rhezaardiansyah di Twitter, saya juga bisa jadi rzhellyeah di youtube. Internet menawarkan kita akses ke berbagai hal. Mau nonton, ada Vimeo dan konconya. Mau nulis, silahkan pakai blog. Mau baca, monggo banyak temanmu yang nulis di blog juga. Mau ngobrol, ada jejaring sosial, macem-macem. Karenanya internet memang pantas disandingkan dengan jaring laba-laba bagi lalat (penulis skripsi) macam saya ini.
Contoh, suatu hari saya berniat menghabiskan waktu di perpustakaan, demi perskripsian tentu saja. Saya lalu berkompromi dengan diri sendiri. Sejam ngenet dulu deh, balesin mention twitter, publish tulisan di blog, save hot thread di kaskus, save posting terbaru blog teman-teman dan cek email. Wow, dua jam sudah dilewatkan ternyata. Oke, mari fokus ke tujuan utama, pembahasan skripsi. Wah ada pembahasan yang butuh dicari dari mbah gugel nih, OL lagi. Eh nemu artikel menarik, baca dulu ah. Wah, sudah satu jam berlalu. Oke, mari ke skripsi lagi. Eh udah dzuhur aja, solat dulu ah terus makan. Balik lagi ke perpus, wah udah kesorean, bukunya dibawa pulang aja ah dipinjem. Nah, barulah ngurus skripsinya di kosan yang bener, ga ada koneksi internet, ga ada alasan nunda tugas utama, fiuh.
Sadarnya orang-orang bahwa internet itu sangat memabukkan setidaknya dialami dan telah ditindaklanjuti oleh beberapa sohib saya. Alasan utama secara garis besar sama lah, efektivitas penggunaan waktu. Saya sendiri belum merasa perlu mengikuti jejak mereka. Semoga saya makin mahir mengendalikan diri.
Ngomong-ngomong soal internet, saya ingat satu buah pemikiran dari filsuf asal China yang tertulis di buku Dunia Sophie, novel filsafat itu. Filsuf itu bermimpi menjadi seekor kupu-kupu, lalu ia bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia seorang manusia yang menjadi kupu-kupu ataukah dia kupu-kupu yang saat itu bermimpi menjadi manusia? Saat mimpi kita ga sadar kan kalau itu mimpi, kayaknya beneran aja itu dunia nyata. Mungkin aja sekarang kita juga sedang bermimpi, karena kita nyangka ini dunia nyata. Jangan-jangan pas mati nanti baru deh kita ngerasa 'bangun'. Mungkin dunia perinternetan juga begitu. Saat di twitter tadi misalnya i pretend myself that i am @rhezaardiansyah. Mungkin aja suatu hari saya mikir apakah saya ini @rhezaardiansyah yang diwakili oleh Rheza Ardiansyah ataukah sebaliknya? Betul saudara, mungkin suatu hari nanti aktivitas kita sebagian besar dihabiskan di dunia virtual itu, sehingga kita bingung, mana sebenarnya realitas utama itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar