Selasa, 27 November 2012

Makin Bodoh

Sebuah informasi di halaman ini menyatakan bahwa menurut penelitian, manusia memang makin bodoh di era ini. Saya pernah menyinggung hal itu di tulisan ini dan tulisan ini, namun hasil riset yang dipaparkan semakin membuat wacana gambaran manusia di film Idiocrazy menjadi semacam kenyataan absurd. Berikut saya lampirkan isi artikel tentang di zaman modern, manusia semakin bodoh.




VIVAnews - Apakah kita semakin bodoh? Sejumlah peneliti mengklaim bahwa kecerdasan manusia semakin berkurang karena kita tidak lagi membutuhkannya untuk bertahan hidup.
Sekelompok peneliti dari Stanford University mengklaim bahwa peradaban modern yang praktis malah mendegradasi kecerdasan manusia. Masih menurut mereka, kecerdasan manusia mencapai puncak kejayaan 4.000 SM.
Kecerdasan dan kemampuan berpikir abstrak manusia berkembang pada leluhur prasejarah manusia yang tinggal di Afrika antara 50 ribu sampai 500 ribu tahun yang lalu. Mereka harus mengandalkan kecerdasan mereka untuk membangun tempat tinggal dan berburu mangsa.
Seiring berjalannya waktu, manusia tidak lagi perlu berjuang untuk bertahan hidup. Seleksi alam tidak membutuhkan manusia-manusia cerdas.
Selain itu, manusia pun menghadapi mutasi gen berbahaya yang mengurangi kemampuan kita 'berpikir keras". Dan ini diteruskan manusia dari generasi ke generasi dan dibiarkan menumpuk. Kondisi ini mengarah pada tahap mandulnya kecerdasan manusia sebagai spesies.
Prof Gerald Crabtree, ahli biologi perkembangan di Stanford University, menjelaskan penelitian ini dalam jurnal Trends in Genetics. Menurutnya, mutasi pada salah satu dari 2.000 hingga 5.000 gen tertentu dapat menurunkan kecerdasan dan kemampuan emosional manusia. Dan, gen-gen ini rawan mutasi.
Perkembangan gen kecerdasan manusia, kata Crabtree, "Kemungkinan terjadi di dunia saat manusia harus menghadapi seleksi alam dalam memenuhi kebutuhan dasar." Tekanan ini tidak berlaku di zaman modern saat ini.
Pada masa purba, manusia yang salah mengambil keputusan saat berburu atau mencari tempat tinggal dan berlindung mungkin akan mati bersama keturunannya. "Sementara, eksekutif di Wall Street di zaman modern yang membuat kesalahan konsep yang sama, bisa jadi malah mendapat bonus besar." Artinya, kata dia, seleksi alam ekstrim hanya ada di masa lalu.
Berdasarkan waktu terjadinya mutasi gen manusia dan kerentanan gen-gen yang terkait fungsi intelektual dan emosional, Profesor Crabtree menghitung. Kecerdasan manusia "mencapai puncak" pada 2.000 sampai 6.000 tahun yang lalu.
"Saya berani bertaruh, jika ada warga biasa dari Athena 1.000 SM tiba-tiba ada di antara kita, dia pasti jadi orang yang paling cerdas. Dengan ingatan yang baik, berbagai ide, dan pandangan yang jelas mengenai isu-isu penting," jelas Crabtree.
Dalam 3.000 tahun mendatang, dia memprediksi, manusia akan mengalami sedikitnya dua mutasi genetika yang akan menurunkan kecerdasan dan kemampuan emosional. Tapi, imbuhnya, ilmu pengetahuan akan berkembang sedemikian pesat sehingga manusia bisa menyelesaikan masalah.
"Tapi, kemunduran kecerdasan sangat lambat, dilihat dari kemajuan masyarakat dalam penemuan-penemuan baru. Teknologi masa depan akan menciptakan solusi untuk masalah ini," kata Gerald Crabtree. (Dailymail/The Telegraph | umi)

Senin, 12 November 2012

SLB Binar Insan Istiqomah

Keterbatasan bukan berarti hambatan untuk membagi kepedulian. Itu yang saya pelajari dari Pak Widi, seorang tunanetra yang mendirikan panti sekaligus sekolah luar biasa bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan. Foto-foto dan narasi berikut akan menjelaskan tentang apa dan siapa Pak Widi dan SLB Binar Insan Istiqomah yang ia dirikan.


Kampus kecil SLB Binar Insan Istiqomah yang seukuran rumah di Bekasi Jawa Barat


Subhan ditegur karena terus membuat kegaduhan ketika belajar


Meski siswanya tunanetra, Bu Ayi tetap menuliskan kata motivasi, Hidup Hanya Sekali, Jadikan Ia Berarti


Pasangan pemimpin SLB Binar Insan Istiqomah


Selain tak bisa melihat, Rifa juga punya kelainan perilaku. Meski demikian, Rifa sangat terobsesi dengan musik. Ia selalu memukul-mukul meja atau bertepuk sendiri jika sedang butuh musik


Rifa bermain jungkat-jungkit


Selain SLB, kampus kecil Binar Insan Istiqomah juga menjadi panti bagi para tunanetra


Asep Widijaya, demikian nama lengkap Pak Widi. Pria asal Garut Jawa Barat ini tak bisa melihat sejak usianya 22 tahum, ketika ia sedang produktif-produktifnya. Ketika masih melihat, ia aktif bermain judo. Meski mengaku sempat putus asa, Pak Widi bangkit lagi. Ia kini mendirikan satu dari 7 SLB A dan A ganda di Indonesia, SLB Binar Insan Istiqomah. Pak Widi juga terus mengembangkan talentanya. Mahir bermain musik dan meraih medali perak di sebuah kejuaraan renang, membuktikan betapa inspiratifnya beliau. Dalam foto diatas, Pak Widi sedang menunjukkan alat latih huruf braile


Ibu Kayla dan Nayla turut membantu mengajari kedua anaknya


Bu Ayi mengajari Kayla dan Nayla, pasangan kembar penderita tunarungu


Kayla dan Nayla belajar bahasa isyarat


Kayla Nurhaliza lebih bisa berinteraksi dengan orang lain. Ia sudah mulai bisa mengurangi ketergantungan ke ibunya. Kayla dan Nayla bermata biru


Pak Widi mengoperasikan audio book. Alat itu menurutnya sangat berharga. Audio book sangat berguna baginya dan siswa tunanetranya


Subhan, Fia dan Ratna, berurutan mereka berusia 9, 10 dan 11 tahun


Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SLB Binar Insan Istiqomah


Bu Yayu adalah salah satu relawan di SLB Binar Insan Istiqomah. Ia rela meninggalkan rumahnya di Bandung demi mengabdi untuk teman-teman senasibnya. Yayu menderita kelainan low vision. Ia merasa terpanggil setelah menyaksikan profil Pak Widi di sebuah acara televisi, katanya ia merasa senasib dengan Pak Widi


Sebelum masuk kelas, siswa SLB Binar Insan Istiqomah berbaris dipimpin Subhan, ketua kelasnya


Faris (kiri) tidak bergabung dengan temannya yang sedang belajar menulis. Faris berusia 14 tahun, tapi dia sangat bergantung ke orang tuanya. Ia mengalami keterbelakangan mental.


Sebelum pelajaran dimulai, siswa SLB Binar Insan Istiqomah mencium tangan Bu Ayi, salah satu guru mereka


Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai di SLB Binar Insan Istiqomah


Fia selalu ceria, usianya 10 tahun


Namanya Fia. Dia selalu terlihat ceria. Dia aktif berbicara, pandai menyanyi dan menari


Subhan memanjat arena permainan di sekolahnya


Subhan berusaha menggunakan matanya


Dan video diatas adalah bagian paling emosional. Saya terharu ketika merekamnya.

Jumat, 09 November 2012

Di Desa Balinuraga

Sebuah perselisihan pecah antara dua kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan. Ratusan rumah rusak, belasan nyawa melayang, ribuan warga menderita. Saya ditugaskan melaporkan kondisi pasca bentrok disana. Berikut beberapa dokumentasi ketika meliput kondisi Desa Balinuraga Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan.