Senin, 12 November 2012

SLB Binar Insan Istiqomah

Keterbatasan bukan berarti hambatan untuk membagi kepedulian. Itu yang saya pelajari dari Pak Widi, seorang tunanetra yang mendirikan panti sekaligus sekolah luar biasa bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan. Foto-foto dan narasi berikut akan menjelaskan tentang apa dan siapa Pak Widi dan SLB Binar Insan Istiqomah yang ia dirikan.


Kampus kecil SLB Binar Insan Istiqomah yang seukuran rumah di Bekasi Jawa Barat


Subhan ditegur karena terus membuat kegaduhan ketika belajar


Meski siswanya tunanetra, Bu Ayi tetap menuliskan kata motivasi, Hidup Hanya Sekali, Jadikan Ia Berarti


Pasangan pemimpin SLB Binar Insan Istiqomah


Selain tak bisa melihat, Rifa juga punya kelainan perilaku. Meski demikian, Rifa sangat terobsesi dengan musik. Ia selalu memukul-mukul meja atau bertepuk sendiri jika sedang butuh musik


Rifa bermain jungkat-jungkit


Selain SLB, kampus kecil Binar Insan Istiqomah juga menjadi panti bagi para tunanetra


Asep Widijaya, demikian nama lengkap Pak Widi. Pria asal Garut Jawa Barat ini tak bisa melihat sejak usianya 22 tahum, ketika ia sedang produktif-produktifnya. Ketika masih melihat, ia aktif bermain judo. Meski mengaku sempat putus asa, Pak Widi bangkit lagi. Ia kini mendirikan satu dari 7 SLB A dan A ganda di Indonesia, SLB Binar Insan Istiqomah. Pak Widi juga terus mengembangkan talentanya. Mahir bermain musik dan meraih medali perak di sebuah kejuaraan renang, membuktikan betapa inspiratifnya beliau. Dalam foto diatas, Pak Widi sedang menunjukkan alat latih huruf braile


Ibu Kayla dan Nayla turut membantu mengajari kedua anaknya


Bu Ayi mengajari Kayla dan Nayla, pasangan kembar penderita tunarungu


Kayla dan Nayla belajar bahasa isyarat


Kayla Nurhaliza lebih bisa berinteraksi dengan orang lain. Ia sudah mulai bisa mengurangi ketergantungan ke ibunya. Kayla dan Nayla bermata biru


Pak Widi mengoperasikan audio book. Alat itu menurutnya sangat berharga. Audio book sangat berguna baginya dan siswa tunanetranya


Subhan, Fia dan Ratna, berurutan mereka berusia 9, 10 dan 11 tahun


Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SLB Binar Insan Istiqomah


Bu Yayu adalah salah satu relawan di SLB Binar Insan Istiqomah. Ia rela meninggalkan rumahnya di Bandung demi mengabdi untuk teman-teman senasibnya. Yayu menderita kelainan low vision. Ia merasa terpanggil setelah menyaksikan profil Pak Widi di sebuah acara televisi, katanya ia merasa senasib dengan Pak Widi


Sebelum masuk kelas, siswa SLB Binar Insan Istiqomah berbaris dipimpin Subhan, ketua kelasnya


Faris (kiri) tidak bergabung dengan temannya yang sedang belajar menulis. Faris berusia 14 tahun, tapi dia sangat bergantung ke orang tuanya. Ia mengalami keterbelakangan mental.


Sebelum pelajaran dimulai, siswa SLB Binar Insan Istiqomah mencium tangan Bu Ayi, salah satu guru mereka


Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai di SLB Binar Insan Istiqomah


Fia selalu ceria, usianya 10 tahun


Namanya Fia. Dia selalu terlihat ceria. Dia aktif berbicara, pandai menyanyi dan menari


Subhan memanjat arena permainan di sekolahnya


Subhan berusaha menggunakan matanya


Dan video diatas adalah bagian paling emosional. Saya terharu ketika merekamnya.

2 komentar:

  1. terharu melihatnya, kita yang sehat belum tentu nyanyi sesemangat itu (itu semangat ya?). Semoga guru-gurunya diberikan kesehatan dan keberkahan dalam mengajar ya.

    BalasHapus