Sabtu, 31 Oktober 2009

Element on Agri

Baiklah, dengan mengucap basmallah, gw bakal ceritain sebuah rahasia yang udah beberapa tahun dipendam. Kalian yang baca tulisan ini (baik yg udah ditag atau belum) adalah orang2 yg gw percaya buat jaga rahasia ini, jangan sampai informasi ini sampai di telinga pihak terkait, ok . Jadi begini kawan, beberapa taun lalu gw ikutan belajar jadi penyiar di Agri FM, radio komunitasnya IPB. Hari-hari yang gw lalui bersama kru Agri sungguh amat sangat menyenangkan, gw bisa kenal banyak orang, nambah ilmu, pengalaman, pokonya gw beruntung dan bersyukur lah pernah maen disana . Nah suatu hari, Agri FM ngundang band Element buat dateng dan diwawancara di studio. Awalnya, seinget gw nih, sebelum mereka wawancara, ada meet and greet gitu di ruang kuliah B1, yang di belakang dekanat FEMA itu loh. Ternyata kurang lebih setengah jam menuju acara, tu ruangan masih sepi, panik kan tu panitia. Akhirnya, kita bikin rencana dadakan. Salah satu kru Agri harus ada yang pura2 jadi fans beratnya element, dan berhubung waktu itu kru yg dateng dikitan (soalnya bentrok jam kuliah), akhirnya satu2nya pilihan adalah gw yg jadi si fans berat itu .

 

                Plan B akhirnya dijalankan, element ga jadi meet and greet dulu, tapi langsung masuk studio. Nah rencananya, selagi mereka persiapan di luar, gw samperin mereka, acting lah disitu. Sebelum element dateng, gw nyiapin skrip+informasi2 ke-element-an. Waktu itu gw liat album terbarunya element, yg warna kuning, gambar lebah madu kalo ga salah. Ternyata di lagu keberapa gitu, ada lagu yang dinyanyiin si drummer, didi riyadi. Gw pikir lumayan, buat bahan obrolan nanti.hehe . akhirnya, masa itu tiba juga, element udah pada nongkrong di depan studio. Sebenernya gw nunggu di tangga deket situ, tapi gw grogi terus pas mau nongol, takut keceplosan, tapi gara2 Mara yg terus support gw, akhirnya gw memberanikan diri memunculkan batang hidung di depan mereka. Ladies and gentlemen, enjoy my insanity...

 

                 Mara awalnya ngenalin gw dulu ke depan mereka, katanya kenalin nih fans beratnya element, udah nunggu dari tadi, pengen ketemu kalian, kira2 gitulah naskahnya. Gw dengan aksen sok salah tingkah gitu, disuruh kenalan sama mereka, trus gw salamin dah satu2 anak element. Sambil salaman, kadang gw kencengin tuh pegangan tangan gw, biar mereka yakin kalo gw bener2 gila sama mereka.haha , trus gw juga sempet mukul2 pundak si ferdi, pura2nya gw ga nyangka, berasa mimpi. Trus gw duduk di deket didi sama ferdi, trus gw ditanya-tanya gitu. Pas nanya nama, gw bilang nama gw reza (keceplosan.haha), tapi pas ditanya asal, gw berhasil bilang kalo gw orang lampung. Trus si ferdi bilang kalo mereka juga abis dari lampung, maen di Titi DJ ato apa lah gitu namanya, di Bandar Lampung, gw sih oh-oh aja, pura2 ngarti. Pembicaraan gw beralih ke didi, tu bocah bodinya gede parah, bulunya subur.haha. gw mulai bacotan gw dari komentar soal lagu yg dinyanyiin didi. Gw bilang suara dia bagus di lagu itu, dia bilang makasih. Padahal ya, denger intro tu lagu aja gw ga pernah.haha . trus gw sempet nanyain si vokalis tangga itu siapa namanya, adenya didi, aduh gw lupa, o iya, tata yah. Nah, gw tanya gimana hubungan didi ama adenya, kok ga se-band. Kata didi, adenya lebih suka nge-rap, ngerepotin.haha, dasar. Akhirnya sesi pertama sandiwara gw berakhir, mereka harus masuk studio buat wawancara. Well, not so bad huh?

 

                Selama mereka di dalem studio, gw pura2nya ngintipin mereka terus dari luar, mirip monyet klaperan gitu.haha . akhirnya, wawancara kelar juga, biar lebih terkesan dramatis, gw harus minta tanda tangan. Berhubung gw ga bawa apa2, akhirnya gw comotlah buku apapun yg ada di studio, dan buku yg beruntung gw jarah adalah block note kuning yg ada di meja ‘resepsionis’ studio, sepaket sama pulpennya. Aksi gw berlanjut, semua personel gw tagihin tanda tangannya. Ternyata setelah diwawancara, barulah beberapa orang yg pengen ketemu element dateng ke studio. Melihat mereka pada minta poto bareng akhirnya gw tergoda. Karena gw ga ada kamera, maka siapapun yg pegang kamera, gw minta potoin gw sama personel element, didi lah, ferdi lah, si produser afgan lah. Oiya gw lupa nyeritain itu, jadi element juga bwa temennya yg katanya dia produser afgan, gw lupa namanya. Balik lagi ke masalah poto2, jadi as you all know, aksi minta poto gw itu juga bagian dari skenario, makanya tiap org yg udah motoin gw, file tu poto ga gw minta sampe sekarang.haha. akhirnya element harus pergi meninggalkan kami, sebelum berangkat, kita sempet foto2 bareng dulu. Foto yg dibawah tu foto yg sempat gw unduh dari situs Agri FM. Sebagai bonus, gw tambahin foto2 tanda tangan element buat gw di post ini. Oiya, gw sempet bilang juga kalo gw maen band, berharap si produser membiayai band gw itu, tapi setelah gw pikir2 lagi, daripada band gw sealiran sama afgan, mending kita biayain sendiri aja dah, ga usah produser2an.haha. ini sorry banget ya kalo ada pihak2 yg tersinggung dengan tulisan ini, maksud gw baek, berbagi pengalaman, that’s all.


Jumat, 30 Oktober 2009

Dalam Rangka Hari Sumpah Pemuda

Nasionalisme Sebagai Solusi

Oleh: Rheza Ardiansyah*

 

Nasionalisme adalah tempat tinggal yang kita bela

Nasionalisme untuk negara ini adalah pertanyaan

Nasionalisme untuk negara ini menuju kehancuran

Nasionalisme menuntun bangsa kami menuju kehancuran

(Koil-Kenyataan Dalam Dunia Fantasi)

 

Nasionalisme, sebuah ajaran yang sebenarnya telah lama kita kenal. Bahkan sejak duduk di bangku sekolah dasar, generasi muda bangsa sudah dibekali semangat itu. Indonesia lahir karena nasionalisme, pemerintahan negeri ini pun tetap bertahan karena nasionalisme. Lalu mengapa pernyataan pesimis tentang nasionalisme dalam petikan lirik lagu diatas masih tercetus? Nasionalisme berarti paham yang berorientasi kebangsaan. Seorang nasionalis akan berorientasi pada kepentingan bangsa dalam setiap hal yang ia usahakan. Menempatkan kepentingan bangsa berarti menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan individu. Dengan terpenuhinya kepentingan bersama, maka kepentingan individu pun dapat terjamin. Belum terpenuhinya kepentingan bangsa sebagai individu, merupakan salah satu indikasi rendahnya kadar nasionalisme bangsa ini. Rupanya itu yang dimaksud Koil dalam lirik lagu diatas. Nasionalisme, untuk negara ini adalah pertanyaan.

Indonesia adalah negara yang bermodal besar. Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut. Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire). RI merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni). Disini ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2). Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia. Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa, dimana di Papua saja terdapat 270 suku. Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia. Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia. Negeri ini juga menyandang gelar sebagai negara yang memiliki jumlah masjid terbanyak dan negara asal jamaah haji terbesar di dunia. Monumen Budha (candi) terbesar di dunia adalah Candi Borobudur di Jawa Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti Syailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno (750-850 M). Indonesia adalah tempat ditemukannya manusia purba tertua di dunia, yaitu Pithecanthropus erectus  yang diperkirakan berasal dari 1,8 juta tahun yang lalu. Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir sesudah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. RI merupakan negara ke-70 tertua di dunia. Tim bulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak merebut lambang supremasi bulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak 13 kali (pertama kali th 1958 & terakhir 2002). Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua. Indonesia menempati peringkat 1 dalam produk pertanian, yaitu cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta nomor 2 dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil). Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia. Terumbu Karang (Coral Reef) Indonesia adalah yang terkaya (18% dari total dunia). Indonesia memiliki species ikan hiu terbanyak didunia yaitu 150 species. Indonesia memiliki biodiversitas anggrek terbeser didunia (6 ribu jenis anggrek), mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk anggrek hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua. Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat untuk mencegah abrasi. Hewan langka Komodo hanya tersisa di Pulau komodo NTT yang merupakan spesies kadal terbesar di dunia dengan rata-rata panjang tubuhnya mencapai hingga 3,13 meter dan beratnya mencapai 165 kg. Rafflesia arnoldi yang tumbuh di Sumatera adalah bunga terbesar di dunia. Ketika bunganya mekar, diameternya mencapai 1 meter. Indonesia memiliki primata terkecil di dunia , yaitu Tarsier Pygmy (Tarsius pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10 cm. Hewan yang mirip monyet dan hidupnya diatas pohon ini terdapat di Sulawesi. Tempat ditemukannya ular terpanjang di dunia yaitu, Python reticulates sepanjang 10 meter di Sulawesi. Di Indonesia terdapat ikan terkecil di dunia yang ditemukan baru-baru ini di rawa-rawa berlumpur Sumatera. Panjangnya 7,9 mm ketika dewasa, kurang lebih sebesar nyamuk. Tubuh ikan ini transparan dan tidak mempunyai tulang kepala. Spa terbaik di dunia berada di pulau Bali, penghargaan spa Terbaik didapat dari majalah Senses di Eropa. Sebanyak 60.000 pembacanya menyatakan Bali sebagai The Best Spa Destination in The World 2009. Indonesia menjadi negara dengan jumlah bank dan lembaga keuangan yang berlandaskan sistem syariah terbanyak di dunia. Hal ini terbukti dengan hadirnya 33 bank, 46 lembaga asuransi, dan 17 mutual fund yang menganut sistem syariah untuk semester pertama tahun 2009. Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan hasil produksi pada tahun 2006 mampu mencapai sebesar 16 juta ton pertahun. Bersama dengan Malaysia, Indonesia menguasai hampir 90% produksi minyak sawit dunia. Eksport nanas Lampung tahun 2008 menduduki peringkat dua terbesar di dunia. Situs komunitas www.kaskus.us murni buatan Indonesia menempati peringkat teratas paling banyak dikunjungi dengan posisi ke-9 top site Indonesia berdasarkan peringkat Alexa (data 24 April 2009). Paguyuban Pencinta Batik Pekalongan mendapat penghargaan Guinness World Records tahun 2005 setelah berhasil membatik kain sepanjang 1.200 meter persegi (setara 12.916 kaki) oleh 1.000 pembatik tulis berikut pewarnaannya dalam waktu satu hari. Satu dari 4 masjid kubah emas didunia terdapat di Indonesia. Masjid kubah emas itu adalah Masjid Jame’ Asr atau Masjid Bandar Seri Begawan di Brunei, Masjid Al-Askari di Samarra, Irak, Masjid Qubbah As Sakhrah / Dome of the Rock di Yerusalem, Palestina, dan Masjid Dian Al Mahri di Depok, Indonesia. Indonesia sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan pengguna facebook paling tinggi di asia tenggara. Pada tahun 2008, pengguna facebook di Indonesia tumbuh 645 persen mengalahkan China, India, Malaysia, Thailand, dan Singapura. Berdasarkan www.internetworldstats.com, pengguna internet di Indonesia tumbuh lebih 1.150,0% dalam 10 tahun terakhir. Tahun 2008 saja total pengguna internet mencapai 25 juta dari populasi penduduk 237.512.355 jiwa. Pasar tanah abang merupakan pusat penjualan tekstil dan pakaian terbesar di Asia Tenggara.

Namun modal yang kita miliki seperti diuraikan diatas, tampaknya belum termanfaatkan secara maksimal. Masih banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Index of competitiveness bangsa kita masih bernilai 35 dari nilai maksimum 100. Menurut sebuah survey yang dilakukan oleh PERC (Political and Economic Risk Consultancy) pada 2002, nilai risiko politik dan ekonomi Indonesia adalah 9,92, lebih tinggi dibanding India (9,17), Vietnam (8,25), Filipina (8,00), Cina (7,00), Taiwan (5,83), Korea Selatan (5,75), Malaysia (5,71), Hong Kong (3,33), Jepang (3,25), dan Singapura yang memiliki risiko paling rendah, 0,90.

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah senjata andalan setiap bangsa. Perbaikan mutu SDM adalah salah satu solusi agar keunggulan-keunggulan diatas mampu menjadi solusi atas berbagai polemik yang dihadapi bangsa Indonesia. Tantangan besar dalam proses perubahan ini adalah menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi agar mampu mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki bangsa ini.

Nasionalisme akan berbuah manis saat seluruh komponen bangsa memahami dan menerapkan semangat tersebut dalam keseharian berbangsa dan bernegara. Langkah kecil sebagai wujud kontribusi meningkatkan kesejahteraan bangsa adalah dengan tidak lagi berorientasi pribadi atau golongan. Sikap empati adalah kunci agar setiap individu tak lagi bersikap egosentris.

 

Manajemen waktu

Budaya tidak tepat waktu, selalu dikaitkan dengan identitas alami bangsa ini. Saya prihatin saat beberapa teman mengemukakan alasan keterlambatannya. “Maklum, orang Indonesia,” demikian kilahnya tanpa rasa bersalah. Sebesar apapun ide yang dimiliki seseorang, tak akan bermanfaat selama tak ada waktu untuk mengatakannya, apalagi menjadikannya nyata. Maka manajemen waktu memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa. Tak sedikit negara yang merdeka setelah negara kita, namun mampu mengungguli Indonesia. Mereka mampu mengatur penggunaan waktu untuk sesuatu yang produktif, sehingga dalam rentang waktu tertentu, percepatan pembangunan mampu mereka capai.

Bangsa kita perlu menjadikan waktu sebagai aset berharga. Setiap individu bangsa hendaknya mulai bijak dalam mengisi kesehariannya. Label bangsa yang terkenal dengan jam karet harus kita hapus, karena dengan tidak tepat waktu, tidak hanya kepentingan individu yang dirugikan, namun juga akan mempengaruhi ketepatan waktu pelaksanaan target bersama.

Gosip

Semut di seberang lautan terlihat, gajah di pelupuk mata tak tampak. Peribahasa itulah yang menjadi gambaran bangsa kita. Masyarakat Indonesia lebih tertarik dengan informasi tentang aib, gosip dan skandal selebritis, dibanding informasi lain yang lebih bermutu.

Saya teringat sebuah film yang dibintangi Adam Sandler. Idiocrazy, demikian judul film komedi itu. Film itu mengisahkan seorang penjaga perpustakaan militer, yang kesehariannya hanya diisi dengan menonton televisi, karena perpustakaan itu sangat jarang dikunjungi. Suatu hari, Joe, sang penjaga perpustakaan, dijadikan objek percobaan militer dengan ditidurkan selama beberapa tahun. Namun malang, proyek itu kemudian telantar, Joe pun terbangun di tahun 2050. Di dunia yang sama, di waktu berbeda, Joe menemukan situasi yang juga jauh berbeda. Sampah berserakan dimana-mana, kualitas bahasa tak lagi baik, tayangan televisi berisi kekerasan, dan kualitas intelejensi manusia saat itu sangat menurun drastis. Ternyata, evolusi berjalan mundur. Manusia “bodoh” di saat ini, menjadi manusia paling genius di masa itu. Abad 19-20, diyakini merupakan masa keemasan peradaban manusia. Ilmuwan-ilmuwan lahir beserta inovasinya saat itu. Namun generasi setelahnya terlena dengan kemudahan yang telah dibangun. Teknologi tak lagi mengasah intelejensia manusia. Sikap antroposentris berbuah kerusakan lingkungan tempat manusia tinggal, degradasi moral pun memperparah peradaban manusia saat itu. Pelajaran berharga dari film ini begitu jelas, jika ingin peradaban kita makin maju di masa depan nanti, teruslah perkaya diri dengan ilmu.

Bukan tak mungkin cerita dalam film itu menjadi kenyataan. Saat ini bangsa kita lupa dan larut dalam buaian modernisasi. Robert Pepperell, dalam bukunya yang berjudul “Posthuman: Kompleksitas Kesadaran, Manusia dan Teknologi”, menyatakan bahwa hidup manusia saat ini telah masuk ke dalam kondisi posthuman, sebuah kondisi yang ditunjukkan dengan kurangnya kuasa manusia dalam aspek kesadaran dan kemanusiaan. Menurutnya, era posthuman juga diwarnai dengan semakin terjangkaunya teknologi oleh hampir semua lapisan masyarakat. Tapi ironisnya, teknologi membuat manusia terlena. Untuk menghitung operasi sederhana saja, mereka lebih menyukai menggunakan jasa kalkulator, sehingga proporsi penggunaan otak berkurang. Bahkan beberapa aktivitas seperti mencuci, mulai digantikan oleh mesin. Hingga sistem sosial pun, mulai mengalami digitalisasi. Kegiatan tatap muka, bahkan jarak yang tak terlalu jauh, lebih sering dilakukan melalui cyberspace seperti internet, webcam, dll. Akibatnya, empati sosial yang hakiki tidak lagi terasah karena dibatasi layar kaca. Dari segi sumber daya alam, kecanggihan teknologi membuat semesta makin terdegradasi. Eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam kadang berakhir dengan bencana. Semua itu disebabkan oleh penggunaan teknologi yang tak lagi berbasis nilai kemanusiaan.

Ketertarikan terhadap hal yang kurang bermanfaat, adalah hal lain yang perlu kita koreksi. Jika kebiasaan tersebut terus kita pelihara, mungkin saja kondisi masyarakat dalam Idiocrazy di atas akan kita alami. Didikan orang tua sejak usia dini adalah cara preventif agar masyarakat kita tidak menjadi masyarakat yang tidak mengenal dirinya sendiri dan tak mau mengoreksi diri. Orang tua juga berperan dalam penanaman kebiasaan positif generasi muda. Jika orang tua mampu menanamkan berbagai kebiasaan positif menjadi jati diri, kualitas bangsa pun akan menjadi lebih baik.

Citra

Seorang ayah dan anak, sedang berada dalam sebuah perjalanan dengan keledainya. Dalam perjalanan itu, sang anak menaiki keledai, sementara ayahnya berjalan menuntun si keledai yang ditunggangi anaknya. Lalu masyarakat yang mereka lewati berkomentar bahwa sang anak tak tahu diri, karena membiarkan ayahnya berjalan sementara ia dengan nikmatnya hanya menunggangi keledai. Setelah mendengar komentar tersebut, kemudian sang anak mempersilahkan ayahnya menunggangi keledai, sementara ia berjalan. Masyarakat yang mereka lewati kembali menyatakan pendapatnya. “Orang tua yang menaiki keledai itu memang tak punya rasa tanggung jawab dan tidak menyayangi anaknya,” demikian pendapatnya setelah melihat sang ayah menaiki keledai sementara anaknya berjalan. Mereka pun kembali terpengaruh. Kemudian sang ayah dan anaknya menaiki keledai itu. Kembali, masyarakat yang melihat mereka menyatakan pendapatnya. Menurutnya, kedua orang yang menaiki keledai itu memang tak berhati nurani, karena telah menyiksa keledai dengan beban yang berat. Cara lain kemudian mereka cari agar tak ada lagi orang lain yang protes. Keledai itu tidak mereka tunggangi, namun mereka angkat. Tentu saja masyarakat yang melihatnya makin terpicu berkomentar atas tingkah aneh ayah-anak itu. Mereka berpikir bahwa kedua orang itu bodoh, karena tidak memanfaatkan keledai itu untuk mereka tunggangi. Akhirnya ayah dan anak itu sadar, bahwa apapun pilihan yang mereka lakukan, orang lain akan berkomentar menurut pendapatnya masing-masing. Kepercayaan terhadap apa yang mereka jalani akan lebih baik daripada terus menuruti kehendak orang lain yang berbeda-beda.

Kedudukan di mata orang lain terkadang menjadi kiblat bagi beberapa orang. Bangsa kita terkadang menyerah pada opini masyarakat dalam memperjuangkan kebenaran. Contoh diatas adalah pelajaran bagi bangsa kita, untuk bersikap teguh dalam memperjuangkan sesuatu yang dianggap benar. Saat ini, beberapa orang tua khawatir saat dihadapkan pada situasi pendidikan di negeri ini. Budaya mencontek seakan barang halal dalam proses mendidik bangsa. Jika anak-anak diajari untuk tidak mencontek dan memberi contekan, maka ia akan dijauhi oleh teman-temannya yang tak bisa lepas dari mencontek, namun jika budaya itu terus dipertahankan, pendidikan akan mencetak koruptor-koruptor baru. Pendidikan karakter yang baik merupakan solusi masalah tersebut. Menurut Thomas Lickona, karakter yang baik ditopang oleh tiga komponen penting, yaitu moral knowing, moral feeling, dan moral acting. Pada dasarnya, para siswa yang mencontek mengetahui bahwa kebiasaan itu salah (moral knowing). Saat mencontek, mereka pun merasa bersalah (moral feeling). Namun mereka tak mampu membendung dorongan emosi negatif itu, sehingga mencontek tetap mereka lakukan. Berdasarkan analisa tersebut, para siswa sebenarnya telah memiliki dasar pembentukan karakter yang baik, namun pada tahap akhir pembentukannya, moral acting tidak bisa mereka laksanakan dengan baik. Oleh karena itu, peserta didik Indonesia tidak hanya memerlukan pendidikan karakter secara teori, namun perlu didukung dengan realisasi pada kehidupannya sehari-hari. Untuk membantu terlaksananya moral acting, mereka perlu diberi contoh nyata. Peran pengajar, pemerintah, dan seluruh komponen masyarakat untuk memberikan cerminan penerapan moral acting yang baik, akan dengan mudah dipahami generasi muda dan diterapkannya dalam keseharian. Pemerintah, sebagai lembaga pemimpin dan pengayom masyarakat yang tertinggi, hendaknya memberi contoh dengan menghentikan KKN dan tanggap terhadap setiap usulan rakyat. Begitu pula dengan pengajar, sebagai sosok yang mendidik secara langsung, hendaknya mulai membiasakan dan mengajarkan budaya tepat waktu, tidak mendukung kebiasaan mencontek, serta mendukung perilaku positif lainnya. Hal terpenting agar perbaikan kualitas bangsa berjalan dengan baik, adalah sikap istiqomah, berpendirian teguh, dan selalu berpedoman pada kebenaran hakiki.

Memberi dan Menerima

Tangan diatas lebih baik dibanding tangan dibawah, lebih baik memberi daripada menerima. Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim tentu tak asing dengan kalimat itu. Namun tampaknya masih banyak yang meletakkan tangannya di bawah. Apalagi saat ramadhan tiba, jumlah mereka makin bertambah. Makin tingginya kebutuhan hidup yang tidak diiringi kemampuan untuk memenuhinya secara layak menjadi alasan munculnya pekerja musiman itu.

Sikap yang dilakukan MUI Sumenep, Madura, dengan mengeluarkan fatwa haram untuk mengemis, adalah tindakan berani yang perlu mendapat dukungan. Dengan keluarnya fatwa haram tersebut, jumlah pengemis diharapkan berkurang, sehingga dapat mengangkat kembali harkat, derajat dan martabat bangsa serta mengurangi eksplotasi anak. Larangan mengemis itu perlu ditindaklanjuti pemerintah dengan memberikan modal keahlian—disamping modal finansial—kepada masyarakat agar tidak ada lagi celah untuk munculnya kembali budaya mengemis.

Ketiadaan kecakapan menjadi salah satu alasan untuk seseorang mengemis, seperti yang diakui Wardi (48) kepada Ari Saputra dari detikNews. Ia mengaku telah mencoba berbagai pekerjaan seperti menjadi penjaga WC, tukang sapu di stasiun Tanah Abang, hingga jualan gorengan. Namun akhirnya ia menyerah juga, padahal tukang sapu dan penjaga WC bahkan lebih pantas disebut pekerjaan dibanding pengemis. Pola pikir demikianlah yang perlu dihilangkan dari benak bangsa kita. Sikap pantang menyerah dan tidak mengorbankan harga diri perlu ditanamkan sejak usia dini.

Terkadang sistem ranking dalam pendidikan kita menjadi boomerang bagi peserta didik. Tiap anak dilahirkan dan tumbuh dengan bakat mereka masing-masing. Tak semua anak unggul dalam bidang akademik. Siswa yang mendapat ranking rendah berisiko merasa rendah diri, padahal ia tentu memiliki bakat lain yang potensial untuk dikembangkan. Naasnya, kemauan untuk mengembangkan bakat lain itu tertutup perasaan pesimis karena ranking di bangku sekolah yang tidak memuaskan. Bimbingan orang tua merupakan lilin penerang dalam situasi demikian, karena dengan dukungan dari orang-orang terdekat, sang anak akan merasa termotivasi, sehingga sikap mudah menyerah tidak lagi dikenal oleh bangsa Indonesia.

Potret lain yang menggambarkan posisi tangan kita yang masih dibawah adalah kurangnya jiwa wirausaha bangsa. Setelah menempuh pendidikan, generasi muda kita berpikir untuk mencari tempat yang bisa memberi mereka penghasilan. Makin tingginya jumlah pencari kerja yang tidak diikuti peningkatan lapangan kerja menjadi penyebab tingginya angka pengagguran di Indonesia. Para generasi muda perlu mendapat suntikan motivasi untuk bersikap berdikari, berdiri diatas kaki sendiri. Tugas para pengajarlah untuk menyampaikannya di bangku sekolah. Tak perlu terikat karena kewirausahaan bukan mata pelajaran apa yang ia ampu, karena bekal tersebut tidak terbatas pada satu bidang ilmu. Dengan memahami pentingnya kewirausahaan, para generasi muda akan mempersiapkan diri untuk menjadi penyedia lapangan kerja, sehingga setelah menyelesaikan pendidikan, ia sudah tidak lagi bingung mencari penghasilan, namun telah mampu memberi penghasilan untuk dirinya sendiri dan orang lain.

 

Nasionalisme, tak akan lagi terdengar pesimistis jika setiap komponen bangsa tak lagi berorientasi sempit. Kualitas bangsa adalah akumulasi dari tingginya nilai diri setiap individu di dalamnya. KH Abdullah Gymnastiar merumuskan tiga kunci untuk mewujudkannya­­—mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, dan mulai dari sekarang. Perubahan menuju Indonesia yang lebih baik akan berbuah manis jika ketiga langkah tersebut tak hanya tinggal sebagai sebuah anjuran, namun mampu menjadi tindakan nyata.

[asgar_muda] Fw: Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia

Wednesday, February 20, 2008 2:28 AM

From:

"Yuyus"

Add sender to Contacts

To:

"asgarmuda"

Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia

Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.

http://www.atlan. org/articles/ egyptian_ temple1/
http://www.atlan. org/articles/ old_world. html

atlantis-indonesia-map-3.jpg MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh
hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu
mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal
sebagai Benua Atlantis! . Apakah ada hubungan antara Indonesia dan
Atlantis?
Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi
berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa,
pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian
permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang
hilang atau Atlantis.
atlantis-indonesia-map.jpg

 

Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa
Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah
melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis,
The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato̢۪s Lost Civilization (2005).


santos-atlantis.jpg

 

Santos menampilkan 33 perbandingan,
seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara
bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah
Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya,
ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir,
dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof.
Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960,
mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara
Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah
nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut
Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu
tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang
menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya
sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua
yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa,
Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang)
sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang
aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale,
terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang
akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa
itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es
(era Pleistocene) . Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi
secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia
(dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal
dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India
Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan
gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau
Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu.
Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau
(Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya
serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau
menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol).
Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat
dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam,
ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak
Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia
bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera
(ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi
secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di
kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan
Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil
itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung
berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera
sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung
berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan
luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai
benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh
gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan
gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia,
tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai
bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua
Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh
Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik
terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu.
Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata,
â€Å“Amicus Plato, sed magis amica veritas.â€
� Artinya,�Saya senang kepada
Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.â€
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara
Plato dan Santos
sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu
adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik
Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di
Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar,
Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani.
Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya
tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian
meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan
gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur
yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui),
tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah
dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya
sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu
bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris
Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak
rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada
masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan
bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya
kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya. ***
Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law
  (IISL), Paris-Prancis
 

Dari Konsultasi PKM ke Panggung Dies Natalis FEMA

Beberapa pekan ini mahasiswa IPB sedang sibuk dengan penyelesaian proposal PKM. Hari Jumat lalu dekanat FEMA mengadakan bimbingan PKM untuk mahasiswanya yang mengajukan proposal. Saya tak lupa ambil bagian dalam bimbingan tersebut. Acara yang dimulai setelah solat Maghrib itu dimulai dengan pengarahan dari Ibu Megawati Simanjuntak. Setelah dosen yang aktif di direktorat kemahasiswaan itu menyampaikan kriteria umum proposal, peserta dibagi dalam beberapa kelompok menurut jenis PKM yang diajukan. Saya mengajukan PKM pengabdian masyarakat, dan PKM jenis itu ternyata dipilih banyak mahasiswa. Dari 12 proposal yang akan dievaluasi, proposal saya mendapat giliran paling akhir. Saat itu kira-kira pukul 21.30, Pak Hardinsyah, Ibu Titik Sumarti dan Ibu Diah Krisnatuti menjadi evaluatornya. 

Proposal yang saya ajukan berisi program yang intinya ingin menjalankan misi mulia pembersihan citra negatif musik rock yang lekat dengan rokok dimata siswa SMA. Presentasi yang saya sajikan berlalu tanpa banyak tanggapan dari para petinggi FEMA itu. Di akhir pemaparan, Bu Titik menanyakan apakah saya memang menyukai musik rock atau hanya menjadikan musik itu sebagai objek kajian. Dengan penuh keyakinan saya nyatakan bahwa saya cinta musik rock. Ruang dekan tiba-tiba sunyi setelah jawaban itu saya lontarkan. Tiga detik kemudian Bu Titik kembali angkat bicara, pertanyaan berikutnya adalah apakah saya anggota MAX!!, lalu saya mengiyakan jawaban beliau. Bu Titik kemudian bertanya apakah saya mengenal Syifa, putri Ibu Dwi Hastuti, sekretaris departemen IKK. Tentu saja saya mengenal gadis itu, dia memang dikenal sebagai biduan handal. Setelah tanya-jawab itu, Bu Titik kemudian menawarkan saya untuk mengisi sesi hiburan di acara penutupan Dies Natalis FEMA, rabu pekan ini, dengan syarat bahwa lagu yang saya bawakan adalah slow rock dan saya dianjurkan untuk mengajak Syifa turut serta. Saya iyakan tawaran beliau, lalu kegiatan evaluasi itu berakhir dengan kesan baru tentang saya di benak Bu Titik dan kawan-kawan. Rheza Ardiansyah adalah seorang rocker.

Biasanya saya tampil atas nama Finding Nadia, band yang saya huni sejak TPB. Namun pada kesempatan ini, saya mengajak rekan-rekan sekelompok PKM untuk berkolaborasi. Namun sayang, Van harus mengikuti ujian di hari Rabu itu, sedangkan Osmond terkena demam. Akhirnya yang akan maju ke pentas Dies FEMA hanya saya, Aria dan Maul. Saya teringat saran Bu Titik untuk mengajak Syifa mengisi acara itu, namun mengingat jadwal Syifa yang begitu padat dan minimnya jadwal latihan, akhirnya Syifa tidak kami ajak. Sehari sebelum pentas, kami berlatih di rumah Maul. Namun sayang, belum satu pun lagu kami nyanyikan, listrik di daerah itu padam, akhirnya kami mempersiapkan 4 lagu dengan gitar akustik dalam temaram. Setelah latihan malam itu, kami berbincang sambil makan malam tentang berbagai hal, diantaranya tentang pengalaman saya di Agri FM dan kisah-kisah misterius di asrama TPB yang Insya Allah postingnya akan segera saya publish.

Akhirnya Rabu itu tiba juga, kami tampil dengan kostum kemeja biru yang sebelumnya tak kami rencanakan akan menjadi sewarna. Sebelum tampil, MC menanyakan nama band kami. Karena saya biasa bermain di Finding Nadia, sedangkan Maul dan Aria adalah personel Asphoria, maka nama band kami hari itu adalah Finding Asphoria. Sebelum acara dimulai, kami didaulat untuk mengisi kekosongan panggung, akhirnya Only One milik Yellowcard berhasil kami luncurkan. Di sesi berikutnya, kami menyanyikan lagu Blink 182, I Miss You dan lagu gubahan Asphoria, Brilliant Color of The Night. Saat MC membacakan judul lagu pertama di sesi itu, I Miss You, seorang dosen tiba-tiba berteriak, “I LOVE YOU FULL!”, tawa pun berderai di tengah audiens yang memang didominasi kalangan pengajar di FEMA. Akhirnya I Miss You berakhir, saya memperkenalkan lagu kedua bertajuk Brilliant Color of The Night, lalu seorang dosen kembali berkomentar, “KOLOR IJO?”, sekali lagi, tawa canda kembali terlepas. Usai penampilan sesi pertama, kami dipersilahkan menikmati jamuan makan siang, kemudian menunggu hingga sesi berikutnya kami isi. Saat beranjak menuju sajian makan siang, Bu Diah menyampaikan keluhan audiens bahwa kami terlalu banyak menyanyikan lagu asing. Beruntung satu lagu berbahasa Indonesia telah kami siapkan. Selama proses penantian, saya bertemu dengan Ibu Tuti, ibunda Syifa. Beliau menanyakan lagu berikutnya yang akan kami bawakan. Lalu saya katakan bahwa kami akan menyanyikan lagu Andre Hehanusa. Ibu Tuti lalu menerka, apakah lagu itu berjudul “Bali”. Saya katakan bukan, kami akan menyanyikan “Karena Kutahu Engkau Begitu (KKEB)”. Awalnya saya pikir tak akan ada dosen yang tahu lagu yang kami nyanyikan, tapi ternyata Bu Tuti cukup tahu soal Andre Hehanusa. Kejutan berikutnya juga saya temukan saat KKEB dilantunkan. Saya tak hafal dengan lirik lagu itu, namun Ibu Fia yang ikut menyanyi di bangku penonton cukup membantu karena saya tahu kata apa yang harus dinyanyikan setelah membaca gerakan bibir beliau yang ikut bernyanyi. Penampilan kami hari itu berakhir dengan alunan Heal The World yang tidak saya nyanyikan dengan lirik yang benar. Selain masalah dalam lirik, pengambilan nada awal saat mulai bernyanyi adalah kekurangan lain penampilan saya bersama Finding Asphoria siang itu. Namun saya bersyukur atas hari itu, karena menurut Sid Vicious, bassis senior anak punk itu, untuk bermusik, hal utama yang harus kita miliki adalah sesuatu untuk disampaikan, skill itu nomor sekian.

Thomas Alva Edison: “Memandang Positif Segala Hal”

“Jenius adalah 1 persen ide cemerlang dan 99 persen kerja keras”
Thomas Alva Edison, seorang penemu terbesar di dunia, menemukan sekitar 3000 penemuan dan 1.093 diantaranya telah dipatenkan. Edison dilahirkan pada tanggal 11 Februari 1847 di Milan, Ohio, Amerika Serikat dari pasangan suami-Istri Samuel Ogden seorang tukang kayu dan Nancy Elliot seorang guru. Keduanya merupakan keturunan Belanda. Pada usia 7 tahun, edison kecil pindah ke kota Port Huron, Michigan dan bersekolah di Port Huron. Namun tidak lama, 3 bulan kemudian ia dikeluarkan dari Sekolah karena menurut gurunya “Dia terlalu bodoh” sehingga tidak mampu menerima pelajaran apa pun, dia pun sering dipanggil idiot oleh gurunya.

Sang ibu, Nancy Elliot memutuskan untuk berhenti sebagai guru dan kemudian berkonsentrasi mengajari Edison baca tulis dan hitung menghitung.
Quote:
“My mother was the making of me. She was so true, so sure of me; and I felt I had something to live for, someone I must not disappoint.”
Begitulah perkataan Edison kecil yang menunjukkan motivasi dalam diri Edison yang cukup kuat dalam belajar. Setelah dia bisa membaca, Edison jadi gemar membaca, ia membaca apa saja yang dapat dijumpainya ia membaca ensiklopedia, Sejarah Inggris, Kamus IPA karangan Ure, Principia karangan Newton dan juga Ilmu Kimia karangan Richard G. Parker. kegemarannya yang menonjol adalah membaca berpikir dan berkeksperimen.

Pada umur 12 Tahun Edison menjadi penjual koran, permen, kacang dan kue di kereta api, sama seperti penjual asongan yang sering kita temui di kereta api ekonomi di Indonesia. Keuntungan dari berdagang itu sebagiannya dia berikan kepada orang tuanya dan sebagiannya dia simpan sebagai modal. Di dalam kereta api, ia menerbitkan koran Weekly Herald sembari mengadakan eksperimen di salah satu gerbong kereta api, setelah sebelumnya meinta ijin perusahaan kereta api “Grand Trunk Railway”.

Pada suatu malam Edison tidak sengaja menumpahkan sebuah cairan kimia sehingga menyebabkan sebuah gerbong hampir terbakar. Karena kasus ini Edison ditampat kondektur hingga pendengarannya rusak, kemudian dia dilarang bekerja di kereta api. Namun Edison tidak menganggap pendengarannya yang rusak sebagai cacat, namun justru dia menganggapnya secara positif sebagai sebuah keuntungan sehingga ia memiliki lebih banyak waktu untuk berfikir daripada mendengarkan omongan – omongan kosong.

Pada usia 15 tahun Edison remaja menyelamatkan nyawa anak kepala stasiun yang hampir tergilas gerbong kereta api. Karena merasa berhutang jasa, sang kepala stasiun tersebut akhirnya mengajarkan cara pengiriman telegram, Edison hanya memerlukan waktu 3 bulan untuk menguasai pelajaran gratis tersebut. Sesudah itu, ia mendapat pekerjaan sebagai operator telegraf.

Penemuan pertama yang dia patenkan adalah electric vote recorder, namun karena tidak laku, Edison akhirnya beralih ke penemuan yang lebih komersial. Edison kemudian menemukan stock ticker atau mesin telegraf. Peralatan itu dijualnya dan laku 40.000 dollar Amerika serikat (Sekitar 390 juta rupiah). Edison hampir – hampir pingsan melihat uang sebanyak itu. Uang ini dipakai Edison untuk mendirikan pabrik di Newark dan merekrut 300 orang pekerja sekaligus, disini ia mengembangkan telegraf sehingga mampu mengirimkan 4 berita sekaligus.

Pada umur 29 tahun, Edison mendirikan laboratorium riset untuk industri di Menlo Park, New Jersey. dan dalam 13 bulan ia menemukan 400 macam penemuan yang kemudian mengubah pola hidup sebagian besar orang-orang di dunia.

Tahun 1877 ia berkonsentrasi pada lampu pijar. Edison sadar bahwa betapa pentingnya sumber cahaya ini bagi manusia. Dia menghabiskan 40.000 dollar dalam kurun waktu dua tahun untuk eksperimen lampu pijar. Yang menjadi masalah adalah menemukan bahan yg bisa berpijar ketika dialiri arus listriknamun tidak terbakar. Total ada sekitar 6000 bahan yang dicobanya. Melalui usaha keras Edison, akhirnya pada tanggal 21 Oktober 1879 lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam. Tahun 1882, untuk pertama kalinya dalam sejarah lampu-lampu listrik di pasang di jalan-jalan dan di rumah rumah

Sungguh patut direnungkan ketika saat keberhasilan dicapainya, dia sempat ditanya: Apa kunci kesuksesannya. Thomas Alfa Edison menjawab:

Quote:
“Saya sukses, karena saya telah kehabisan apa ya yang disebut dengan kegagalan”
Ketika dia telah banyak sekali mengalami kegagalan yang berulang-ulang. Bahkan saat dia ditanya apakah dia tidak bosan dengan kegagalannya, Thomas Alfa Edison menjawab:

Quote:
“Dengan Kegagalan Tersebut, Saya malah mengetahui ribuan cara agar lampu tidak menyala”
This Amazing!!, Edison memandang sebuah kegagalan sebagai sebuah hal yang sangat positif. Kegagalan bukan kekalahan tapi sebagai sebuah keuntungan. Cara memandang yang positif ini membuat Edison mampu meyakinkan orang lain untuk tetap mendanai proyeknya meskipun gagal berulang – ulang kali. Mungkin prinsip Edison inilah yang patut kita terapkan dalam kehidupan kita sehari. Bahwa sebenarnya kita tidak pernah mengalami kerugian, dan sesungguhnya kerugian itu bermula dari sikap dan cara pandang kita sendiri yang negatif.

Edison telah banyak menghasilkan berbagai penemuan yang sangat berharga bagi perkembangan umat manusia. Telegraf cetak, pulpen elektrik, proses penambangan magnetik, torpedo listrik, karet sintetis, baterai alkaline, pengaduk semen, mikrofon, transmiter telepon karbon dan proyektor gambar bergerak adalah beberapa dari penemuan Edison.

Melewati tahun 1920-an kondisi kesehatannya kian memburuk dan Edison meninggal dunia tanggal 18 Oktober 1931 pada usia 84 tahun.

rheza ardiansyah:
artikel ini ane dapet dari kaskus. ane jadi inget orang2 yg boleh lah dibilang freak, nerd, aneh. unik, soalnya justru orang2 itulah yang biasanya di-underestimate, malah ujung2nya di-apreciate. ane inget temen SMA, anak IPS. cerita soal dia juga ane dapet dari temen ane waktu ngekos di SMA. namanya sandi, kerjaannya kesiangan, tiap hari, padahal rumahnya ga jauh2 amat. tapi dia tipe orang yg keliatan tanpa beban, ceria, dan aneh. bahkan setelah 3 taun hidup di SMA yg sama, dia ga tau nama kepala sekolah kita. haha. tapi dia jago bahasa jepang, sekarang jg kabarnya dia lagi mendalami pendidikan formal ttg bahasa jepang. beberapa orang kayaknya masih memandang orang yang punya kekuatan fisik rules everything. waktu TK, SD, SMP, SMA, ada aja temen ane yg pengen terkesan galak, sangar, sadis, nindas yg lemah. padahal tanpa mereka tau, suatu hari nanti, org yg mereka mainin bakal balik mainin mereka. who knows? ketertarikan ane sama spiderman ato superman (meskipun banyak simbol bahaya didalmnya) sebenernya diawali dari kesukaan ane sama cerita yang ngangkat tokoh lemah yg jadi kuat. pokonya intinya, kisah zero to hero itu nyata, org yg kita sangka ga berpengaruh saat ini mungkin aja nanti bakal jadi org paling penting, gitu juga sebaliknya, org yg menganggap diri tinggi baiknya jangan sombong. diatas langit masih ada langit.

Jumat, 02 Oktober 2009

SD

waktos teh meni asa enggal kalangkung. tos 20 tahun abdi teh hirup di dunya. bodas-hideung, leres-lepat, ceurik jeung seuri tos seueur kaalaman ku singkuring. dina sakitu loba pait-amis hirup, aya sababaraha kajadian anu ku singkuring teu tiasa dihilapkeun, utamina perkawis kalepatan. maklum, masih suasana lebaran, janten abdi teh ayeuna cariosna bade ngadamel sarupa pengakuan dosa. mugia saderek sadaya tiasa metik pelajaran.

anu kahiji, singkuring bade nyarita perkawis babaturan basa SD. manawi baraya emut keneh, ka Didi Kurniawan. leres, didi teh sobat urang anu cerdas, polos, jujur, humoris, babakti ka kolot, tur teu eraan tea gening. anu sok disebat wawan. wanci kahiji wawan ku singkuring kenal, upami teu lepat mah pas kelas 4 atawa 5. anjeunna ngenalkeun maneh yen wawan teh kawitna ti bogor, mung ngalih ka limbangan (lembur singkuring) sareng kulawargana. ari pek teh, wawan linggihna di bumi pa lurah sukri, percis di palih katuhu bumi abdi. saatos terang kitu, lami2 abdi teh sering gaul sareng wawan. wawan teh putra kahiji, raina aya anu namina dedi, wita, sareng dodi. ramana, icalan bajigur, biangna calik di bumi, ngurus dodi anu waktos eta teh masih 5 taunan. waktos eta teh nuju usum kaulinan maen kaleci, abdi sareng wawan osok maen babarengan. kawitna mah nya, c wawan teh kaasup anu can jago maen kaleci na teh, mung gening budak eta mah kaasup cerdas, enggal ngartos tur tiasa kana sarupaning perkara anyar. kitu oge mun maen bal, di awal2 mah maenna rada kaku, tapi teu kungsi lami jadi rada jago. di sakola, wawan kaasup budak nu dipikaresep ku babaturan. dipikaresep so teh da wawan awakna leutik, rarayna rada mirip dono.hehe. kadang2 sok otel sareng novi, pakeleketek-keletekek. kumargi gaduh salira anu ngadukung, teu sakedik barudak anu ngaheureuyan wawan, kaasup singkuring. aduh singkuring asa sedih mun ngemut2 perkawis ieu. hiji mangsa, wawan disaur ku bu enden ka payun kelas, nyandak buku ulangan pami teu lepat mah. ari pek teh, di bangku payun, bau hitut. wawan anu nuju papah ka payun, langsung dituduh ku barudak sakelas, kaasup abdi anu calik di pengker. kabayang ku abdi kumaha beureumna raray wawan, raray anu teu gaduh lepat, anu ngabela maneh, tapi teu aya anu ngadukung. bakat ku hoyong ngabuktikeun, wawan dugikeun ka nyodorkeun bujurna ka barudak, "sok ambeuan teu percaya mah," tantangna. teras aya we hiji budak anu nyodorkeun beungeutna nyaketan bujur wawan, saha nya abdi ge hilap deui. sanggeus ngambeu, c budak eta ngaku yen enya cenah bau. tapi abdi mah yakin yen wawan henteu hitut, kapelong atuh tina rarayna. budak anu ngambeuan eta, jelas mitnah wawan. mung rek kumaha deui, kabeh sakelas nyurakan wawan, nepi keun ka bu enden mamatahan wawan yen kudu sopan hareupeun guru, ulah hitut. abdi asa dosa, bet henteu wani ngabela. terus, kadang abdi sareng ende waktos eta sok ngaheureuyan wawan, nyontokeun bapana anu nawaran bajigur hampir tiap wengi. "gurbaji," kitu saur abdi sareng ende, nurutan bapana wawan anu sok jualan bari nawarkeun bajigurna. abdi nembe sadar yen eta lepat saatos wawan tebih. wawan teu lami calik di limbangan, saacan abdi lulus SD ge wawan sakulawargi tos angkat deui ka bogor. mun teu lepat mah, saatos pak lurah pupus, kumargi saurna diracun sareng dirampog di bis ti bogor ka limbangan, wawan sakulawargi uih deui ka bogor. mung abdi teu terang dimana bogorna, dugikeun ka ayeuna. mun tea mah abdi pendak ayeuna jeung wawan, asa hoyong nangkeup manehna. hoyong nyungkeun dihapunten kana sagala kalepatan abdi. mugia Gusti ngahapunten sagala kalepatan abdi.

anu kadua, carita singkuring perkawis tukang roti, masih di SD. caritana waktos eta teh abdi tiap istirahat osok jajan roti anu ditanggung tea gening, basa eta mah seueur nu ngical di terminal. saking ngalanggan, si emang nu ngical roti teh dugi ka kenal ka abdi. anjeunna apal yen abdi putrana pak ahmad, guru SMA Limbangan. hiji mangsa, abdi diajak bapa ka SMA, ngiring bapa ngajar. abdi emut keneh kelas anu waktos eta ku abdi disumpingan. kelasna teh anu rada dipengker, kelas bagean siang. di lebet kelas, abdi emut keneh, aya tabel periodik unsur, organigram, bor anu masih nganggo kapur. sementawis bapa nerangkeun, abdi gagambaran dina bor, dugikeun ka pas bapa bade nyerat, kapurna seep. kapaksa atuh bapa nyandak kapur heula. tah, sementawis bapa nyandak kapur, abdi dikantun di kelas, diheureuyan ku murid bapa. pas abdi ningali ka kumpulan murid bapa, aya hiji wajah anu ku singkuring kenal. ari pek teh si emang tukang roti di SD. anjeunna seuri ka abdi. rarayna abdi ayeuna tos hilap, mung abdi emut si emang teh rambutna rada ikal. abdi hilap kelas sabaraha waktos eta teh, mung abdi emut, basa eta abdi ngiringan ekstra kurikuler pramuka. abdi hilap deui saha anu ngalatih pramuka. mung hiji mangsa, abdi teu sumping ka hiji pertemuan. enjingna, abdi naros ka babaturan, kumaha latihan kamari. saurna anu ngalatih teh kakak anu osok icalan roti. singkuring ge asa teu percaya, tukang roti teh tiasa ngalatih pramuka gening. pas isukna abdi pendak deui sareng tukang roti, abdi nyarios kieu kira2, "mang ngalatih pramuka?" abdi hilap deui kumaha reaksi si emang, tapi sanggeus kajadian eta, si emang roti teu icalan di SD deui, duka kamana. subhanallah, budak SMA, bari sakola, bari icalan, roti deuih, ditanggung deuih, jarang2 aya budak anu daekan siga kitu. terus terang abdi salut ka si emang. tapi abdi teras kaduhung, kumargi sigana, gara2 pertanyaan abdi tadi, si emang kasinggung, janten teu wani icalan di SD deui kulantaran isin. ngalatih pramuka ge henteu deui si emang teh. abdi asa dosa pisan ka si emang eta. hoyong teh nyungkeun hapunten. abdi tos tataros ka bapa, manawi bapa kenal ka muridna anu eta, mung hanjakal, bapa teu terangeun. mugia emang roti sing aya dina lindungan Gusti, mugia hirupna berkah dunia-akherat.

ti dinya, abdi hoyong janten jalmi anu tiasa ngontrol diri sareng cariosan. waktos SD, abdi hoyong siga ridwan, bageur, polos, langganan majalah bobo, mun diajak sasapedahan sok daekeun.hehe. waktos SD oge, abdi hoyong siga ega, jago maen gitar, cerdas, dipikaresep babaturan. waktos SMA, abdi hoyong siga Anton, teu seueur carios, efektif, disiplin. mung sakumaha keukeuhna nyontoh batur, da tetep we urang mah boga sipat sorangan, anu pasti aya leuwih jeung kurangna. abdi emut hiji episode bangorna budak SD anu ku singkuring dialaman jeung anton. basa kelas 6 mun teu lepat mah. poe eta teh rek dibagi rapot. bari nungguan rapot dibagi. barudak sakelas maraen bal di alun2. deukeut alun2, aya rental PS. abdi jeung anton nyewa weh, satengah jameun. salila maen, abdi jeung anton bari luak-lieuk ka lapang, bisi barudak nu maraen bola tos balubar. sababaraha menit awal, nu maen bal araya keneh, ngan abdi jeung anton kaantengan maen, pas ninggal ka luar, nu maen bal tos teu araya. langsung we eta mah sanggeus mayar teh lumpat sateker kebek ka sakola. pas nepi ka sakola, nuju dibagi rapotna. bari rapotna dibagi, bu guru mamatahan, saurna tong seueur teuing ameng. subhanallah, sakitu gedena nikmat Gusti ka abdi, boh nikmat ilmu, nikmat memori, nikmat babaturan, loba. nikmat tuhanmu yg mana yg hendak kau dustakan? (QS arrohman).