Jumat, 30 Oktober 2009

Thomas Alva Edison: “Memandang Positif Segala Hal”

“Jenius adalah 1 persen ide cemerlang dan 99 persen kerja keras”
Thomas Alva Edison, seorang penemu terbesar di dunia, menemukan sekitar 3000 penemuan dan 1.093 diantaranya telah dipatenkan. Edison dilahirkan pada tanggal 11 Februari 1847 di Milan, Ohio, Amerika Serikat dari pasangan suami-Istri Samuel Ogden seorang tukang kayu dan Nancy Elliot seorang guru. Keduanya merupakan keturunan Belanda. Pada usia 7 tahun, edison kecil pindah ke kota Port Huron, Michigan dan bersekolah di Port Huron. Namun tidak lama, 3 bulan kemudian ia dikeluarkan dari Sekolah karena menurut gurunya “Dia terlalu bodoh” sehingga tidak mampu menerima pelajaran apa pun, dia pun sering dipanggil idiot oleh gurunya.

Sang ibu, Nancy Elliot memutuskan untuk berhenti sebagai guru dan kemudian berkonsentrasi mengajari Edison baca tulis dan hitung menghitung.
Quote:
“My mother was the making of me. She was so true, so sure of me; and I felt I had something to live for, someone I must not disappoint.”
Begitulah perkataan Edison kecil yang menunjukkan motivasi dalam diri Edison yang cukup kuat dalam belajar. Setelah dia bisa membaca, Edison jadi gemar membaca, ia membaca apa saja yang dapat dijumpainya ia membaca ensiklopedia, Sejarah Inggris, Kamus IPA karangan Ure, Principia karangan Newton dan juga Ilmu Kimia karangan Richard G. Parker. kegemarannya yang menonjol adalah membaca berpikir dan berkeksperimen.

Pada umur 12 Tahun Edison menjadi penjual koran, permen, kacang dan kue di kereta api, sama seperti penjual asongan yang sering kita temui di kereta api ekonomi di Indonesia. Keuntungan dari berdagang itu sebagiannya dia berikan kepada orang tuanya dan sebagiannya dia simpan sebagai modal. Di dalam kereta api, ia menerbitkan koran Weekly Herald sembari mengadakan eksperimen di salah satu gerbong kereta api, setelah sebelumnya meinta ijin perusahaan kereta api “Grand Trunk Railway”.

Pada suatu malam Edison tidak sengaja menumpahkan sebuah cairan kimia sehingga menyebabkan sebuah gerbong hampir terbakar. Karena kasus ini Edison ditampat kondektur hingga pendengarannya rusak, kemudian dia dilarang bekerja di kereta api. Namun Edison tidak menganggap pendengarannya yang rusak sebagai cacat, namun justru dia menganggapnya secara positif sebagai sebuah keuntungan sehingga ia memiliki lebih banyak waktu untuk berfikir daripada mendengarkan omongan – omongan kosong.

Pada usia 15 tahun Edison remaja menyelamatkan nyawa anak kepala stasiun yang hampir tergilas gerbong kereta api. Karena merasa berhutang jasa, sang kepala stasiun tersebut akhirnya mengajarkan cara pengiriman telegram, Edison hanya memerlukan waktu 3 bulan untuk menguasai pelajaran gratis tersebut. Sesudah itu, ia mendapat pekerjaan sebagai operator telegraf.

Penemuan pertama yang dia patenkan adalah electric vote recorder, namun karena tidak laku, Edison akhirnya beralih ke penemuan yang lebih komersial. Edison kemudian menemukan stock ticker atau mesin telegraf. Peralatan itu dijualnya dan laku 40.000 dollar Amerika serikat (Sekitar 390 juta rupiah). Edison hampir – hampir pingsan melihat uang sebanyak itu. Uang ini dipakai Edison untuk mendirikan pabrik di Newark dan merekrut 300 orang pekerja sekaligus, disini ia mengembangkan telegraf sehingga mampu mengirimkan 4 berita sekaligus.

Pada umur 29 tahun, Edison mendirikan laboratorium riset untuk industri di Menlo Park, New Jersey. dan dalam 13 bulan ia menemukan 400 macam penemuan yang kemudian mengubah pola hidup sebagian besar orang-orang di dunia.

Tahun 1877 ia berkonsentrasi pada lampu pijar. Edison sadar bahwa betapa pentingnya sumber cahaya ini bagi manusia. Dia menghabiskan 40.000 dollar dalam kurun waktu dua tahun untuk eksperimen lampu pijar. Yang menjadi masalah adalah menemukan bahan yg bisa berpijar ketika dialiri arus listriknamun tidak terbakar. Total ada sekitar 6000 bahan yang dicobanya. Melalui usaha keras Edison, akhirnya pada tanggal 21 Oktober 1879 lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam. Tahun 1882, untuk pertama kalinya dalam sejarah lampu-lampu listrik di pasang di jalan-jalan dan di rumah rumah

Sungguh patut direnungkan ketika saat keberhasilan dicapainya, dia sempat ditanya: Apa kunci kesuksesannya. Thomas Alfa Edison menjawab:

Quote:
“Saya sukses, karena saya telah kehabisan apa ya yang disebut dengan kegagalan”
Ketika dia telah banyak sekali mengalami kegagalan yang berulang-ulang. Bahkan saat dia ditanya apakah dia tidak bosan dengan kegagalannya, Thomas Alfa Edison menjawab:

Quote:
“Dengan Kegagalan Tersebut, Saya malah mengetahui ribuan cara agar lampu tidak menyala”
This Amazing!!, Edison memandang sebuah kegagalan sebagai sebuah hal yang sangat positif. Kegagalan bukan kekalahan tapi sebagai sebuah keuntungan. Cara memandang yang positif ini membuat Edison mampu meyakinkan orang lain untuk tetap mendanai proyeknya meskipun gagal berulang – ulang kali. Mungkin prinsip Edison inilah yang patut kita terapkan dalam kehidupan kita sehari. Bahwa sebenarnya kita tidak pernah mengalami kerugian, dan sesungguhnya kerugian itu bermula dari sikap dan cara pandang kita sendiri yang negatif.

Edison telah banyak menghasilkan berbagai penemuan yang sangat berharga bagi perkembangan umat manusia. Telegraf cetak, pulpen elektrik, proses penambangan magnetik, torpedo listrik, karet sintetis, baterai alkaline, pengaduk semen, mikrofon, transmiter telepon karbon dan proyektor gambar bergerak adalah beberapa dari penemuan Edison.

Melewati tahun 1920-an kondisi kesehatannya kian memburuk dan Edison meninggal dunia tanggal 18 Oktober 1931 pada usia 84 tahun.

rheza ardiansyah:
artikel ini ane dapet dari kaskus. ane jadi inget orang2 yg boleh lah dibilang freak, nerd, aneh. unik, soalnya justru orang2 itulah yang biasanya di-underestimate, malah ujung2nya di-apreciate. ane inget temen SMA, anak IPS. cerita soal dia juga ane dapet dari temen ane waktu ngekos di SMA. namanya sandi, kerjaannya kesiangan, tiap hari, padahal rumahnya ga jauh2 amat. tapi dia tipe orang yg keliatan tanpa beban, ceria, dan aneh. bahkan setelah 3 taun hidup di SMA yg sama, dia ga tau nama kepala sekolah kita. haha. tapi dia jago bahasa jepang, sekarang jg kabarnya dia lagi mendalami pendidikan formal ttg bahasa jepang. beberapa orang kayaknya masih memandang orang yang punya kekuatan fisik rules everything. waktu TK, SD, SMP, SMA, ada aja temen ane yg pengen terkesan galak, sangar, sadis, nindas yg lemah. padahal tanpa mereka tau, suatu hari nanti, org yg mereka mainin bakal balik mainin mereka. who knows? ketertarikan ane sama spiderman ato superman (meskipun banyak simbol bahaya didalmnya) sebenernya diawali dari kesukaan ane sama cerita yang ngangkat tokoh lemah yg jadi kuat. pokonya intinya, kisah zero to hero itu nyata, org yg kita sangka ga berpengaruh saat ini mungkin aja nanti bakal jadi org paling penting, gitu juga sebaliknya, org yg menganggap diri tinggi baiknya jangan sombong. diatas langit masih ada langit.

1 komentar:

  1. Saya benar2 salut sama pendapat kamu bahwa orang2 yang dianggap lemah nantinya akan dianggap kuat.

    justru menurut saya orang2 seperti itu yg pantas jadi orang sukses.jadi mau sesukses apapun orang itu sekaya Bill Gate pun kalo gak dianggap remeh/dihina sebelumya gak puas kesuksesan kita dan gk memberikan pesan moral apapun terutama terhadap orang2 SOMBONG !

    seharusnya orang sukses yg sebelumnya dianggap remeh jauh lebih berbangga hati drpada orang sukses yg sebelumnya diappreciate
    kenapa?..karena mereka telah membuktikan kepada orang lain bahwa mereka tidak selayaknya di underestimate

    roda kehidupan terus berputar

    BalasHapus