Hidup saya di tahun 2012 dimulai bulan Februari. Ungkapan itu muncul karena memang hal-hal baru saya alami sejak bulan kedua di dekade kedua abad 21 itu. Mengenang 2012, menjelang Februari tahun ini saya kisahkan lagi apa saja hal baru yang saya maksud.
Mulai bulan Februari 2012 saya menjalani profesi baru sebagai reporter di Metro TV. Menjadi reporter di Metro TV menyenangkan. Lingkungan kerja nyaman, rekan kerja kooperatif, senior edukatif, dan masih banyak lagi. Di awal masa pelatihan disini, saya yang masuk Metro TV melalui program JDP 7, mempresentasikan mimpi apa yang ingin dicapai 10 tahun mendatang.
Saya bilang mau punya acara sendiri, mau jadi sutradara, mau bikin buku, mau bisa jalan-jalan, tetap aktif bermusik, aktif di kegiatan sosial. Waktu presentasi, dengan sesumbarnya saya bilang beberapa gol diatas akan diwujudkan tahun ini. Di satu sisi itu "membebani" (ga membebani sih, cuma rasanya ga enak aja sama diri sendiri, meskipun orang yang denger mungkin udah lupa saya ngomong apa waktu itu), tapi di sisi lain bagus juga melatih saya merealisasikan janji diatas. Setiap perkataan adalah janji. Semoga saya bisa menepati semua janji itu.
Soal punya acara sendiri, itu saya belum kepikiran, belum ada ide, belum mampu juga kali ya, live report aja belum sempurna. Haha. Soal jadi sutradara, hampir tiap hari selama liputan rasanya ada sense menjadi sutradara. Reporter dan camera person mendesain visualisasi berita televisi, mengatur skenario (naskah), kadang mengarahkan, atau bahkan jadi "aktor" di film itu sendiri, on cam. Ya, suatu hari mungkin ya kesampean bikin film. Cita-cita ini sebenarnya muncul sejak saya buat skenario dari cerpen. Saya sampai sekarang masih mengagumi alur cerpen itu, bahkan masih terobsesi memvisualisasikannya.
Nah soal buku, dengan konyolnya saya bilang kalau tahun 2012 kemarin, saya akan membuat sebuah novel bertema teori konspirasi. Bahkan saya sudah bocorkan ide ceritanya. Novel itu bakal bercerita tentang upaya pembunuhan pertanian, aspek paling penting penopang hidup manusia. Saya dan Agus, teman sejurusan dan seangkatan waktu kuliah, awalnya berniat bikin novel itu. Novel yang merupakan buah masa skripsi kami itu, hingga 2013 ini belum rampung juga, banyak kendalanya. Saya merasa bersalah, merasa harus menelan ludah sendiri. Akhirnya saya buat alternatifnya. Sebuah buku autobiografi, memoar, saya buat. Buku itu judulnya Journalist's Journal. isinya tentang kisah dibalik layar tugas liputan saya selama ada di desk sosbudtek. Kurang lebih gaya penulisannya sama kayak buku Manis Getir Skripsi, memoar pertama saya selama kuliah tingkat akhir. Kedua buku tadi saya kategorikan sebagai seri mesin waktu, seri dokumentasi kejadian sekaligus dokumentasi pemikiran. Semoga kategori karya tulis saya lain segera nyusul.
Di buku Journalist's Journal, Semua liputan saya tuliskan versi lainnya, yang berupa memoar ini. Bukunya 100 halaman. Kamu bisa baca tautan ini buat baca secuil kecil isi buku tersebut. Mungkin suatu hari nanti saya buatkan versi singkatnya, versi yang sudut pandang kasus dan semua informasinya benar-benar layak publik tahu. Yang penting sekarang, saya ga lagi dikejar janji soal bikin buku di 2012.
Soal jalan-jalan, tiap liputan juga jalan-jalan. Bisa ketemu tempat baru, orang baru, kejadian baru, hiburan baru. Soal tempat tugas luar pulau Jawa, di tahun 2012 saya pernah ke Tomohon, Lampung, sama Batam. Semuanya menyenangkan, seperti jalan-jalan.
Terkait aktivitas musikal, ini juga berat nih. Haha. Saya bilang saya mau tetap aktif bermusik, dibelakang panggung (sebagai manager Asphoria) atau di atas panggung (di band Finding Nadia, Operasi Plastik, Clumsy Little Boy). Asphoria tetap aktif. Waktu presentasi, band post rock ini muncul di halaman Hai Demos majalah Hai. Di beberapa kesempatan saya ikut latihan, ikut masukin demo lagu, ikut nemenin mereka manggung juga. Yang paling berkesan sih waktu Asphoria main di Kick Fest Bandung. Lagu Living In The World of Atrocity juga dipake di sebuah festival di Jerman. Ada email yang isinya permintaan izin penggunaan lagu itu. Itu karena kualitas musikal Asphoria yang memang bagus. Saya merasa kurang aktif berperan sebagai manager. Tapi tentu tetap berusaha semampunya, karena memang menyenangkan. Bayangkan, kamu jadi manager di band idola kamu sendiri. Oiya Asphoria rilis 3 single lagu cover loh. Mereka juga baru rilis video klip. Simak sini!
Finding Nadia. Sudah lima tahun lewat sejak saya, Rona, Van dan Cet bikin band dari tingkat satu kuliah. Dari sama-sama suka musik emo-punk, nyanyiin band-band genre itu, teriak-teriak di asrama TPB C1, rilis minialbum awal 2010, dan lagu-lagu baru belum jadi sampe sekarang. Finding Nadia sebenarnya potensial. Musiknya menurut saya berkarakter, semacam perpaduan antara Alesana, Aiden, Rufio. Sebuah clothing line dari Semarang pernah endorse Finding Nadia. Tapi ya gitu, setelah A Huge Difference Between Zero and The Number After, lagu baru memang ada. Latihan pernah jalan, tapi stuck beberapa kali, yang rilis baru Pagi Ini di Semester Akhir. Itu pun setelah reuni pasca Finad ditinggal Van, Cet sama Deni. Tapi sekarang semua udah lengkap, kecuali Deni yang dulu pegang drum. Rencananya tahun ini lagu-lagu baru Finding Nadia mau direkam. Awas!
Awal 2011, ada sebuah acara musik di kampus, anak KPM yang bikin. Saya ditawari manggung. Saya kontak Limpy, Maul, Fan sama Kentung. Semuanya ternyata bisa. Kami tanpa latihan sebelumnya, berbekal pengalaman tampil bersama sebagai Unholy Vein di akhir 2010, kami langsung naik pentas. Little Boy (lagunya Unholy Vein) sama Life (lagunya Killed By Butterfly) sukses dibawakan.
Setelah itu, kami minus Fan bikin band baru. Awalnya band ini belum mau menamai diri, tapi lagu-lagu udah siap, tabungan Kentung, Limpy sama Ikiw yang biasa bikin lagu pake sikat gigi, dus kertas dan gitar. Akhirnya disepakati band itu bernama Failed Plastic Surgery. Lagu band ini lebih seru lagi. Bayangkan, dalam satu lagu, misalnya Backstabber, ada part yang temponya lambat tapi dicampur scream Limpy. Di lagu lain ada nuansa Nu Metal-nya Limp Bizkit, Punk Rock Blink 182, sampe Metal ala Bring Me The Horizon.
Akhir tahun 2011, Limpy lulus, Ikiw lulus, Kentung lulus, mereka kerja. Limpy di Sulawesi, Ikiw di Sukabumi, Kentung keliling Jawa. Tinggal saya dan Maul tersisa. Rencana rilis album tertunda. Sibuk sama kerjaan, di 2012 kami jarang main bareng lagi. Pernah kami latihan tanpa Limpy. Pas Limpy ambil jatah cuti buat balik ke Bogor dan main band, pulangnya efek gitar saya digondol maling. Nah itu juga bagian paling sedih di tahun 2012. Semua mainan saya raib, termasuk kamera. Sekarang saya pake kamera saku. Koleksi fotonya disini. Tapi sudahlah, kita omongin yang senang-senang aja. Di awal 2013, satu minialbum siap dirilis. Kali ini beneran ada progresnya. Haha. Tujuh lagu udah direkam, tiga dari lagu-lagu itu udah dimaster, sisanya lagi dimixing. Bahkan Failed Plastic Surgery ganti nama, jadi Operasi Plastik. Satu single bisa kamu unduh dan dengar secara legal dan gratis disini.
Clumsy Little Boy paling menyedihkan. Pasca kami lulus, susah ketemu. Yandi kerja di Kuningan, Yogi di Jakarta. Dia tetep ngeband sama Iniqita. Saya sama Ikiw masih main di Operasi Plastik. Saya sebenarnya menyesal menyetujui lagu baru yang justru dimasukin ke album kompilasi Max!! Vol 3. Dua lagu lain lebih unik sebenarnya. Ini dokumentasi terakhir kami sebelum off. Jadi, di 2012 saya cuma tampil di acara ini.
Cita-cita terakhir yang saya presentasikan di pelatihan JDP 7 adalah pingin punya aktifitas sosial. Saya bilang kalau perkampungan sekitar kantor juga rasanya perlu dibantu, pasalnya disana ada semacam tempat pembuangan sampah, ada anak-anak disana. Tadinya saya mau bikin kegiatan sosial disana. Tapi pas cek ke lokasi, rasanya ga bisa ini kalau sendirian. Harusnya saya berkegiatan sama organisasi. Lalu ada sebuah panti asuhan di samping mesjid taman cahaya, tempat saya jumatan kalau ga jumatan di kantor. Saya pernah menawarkan diri jadi relawan disana, ngasuh bayi kek, ngajak main kek. Saya kasih nomor kontak. Dua kali saya berkunjung kesana, tapi ga ada kelanjutan. Jadi sampai sekarang misi ini belum berhasil. Masih ada 9 tahun lagi. Hehe.
Di tahun 2012, saya juga mulai berusaha bergaya hidup ekologis, ga pake pembungkus plastik. Tiap beli makanan misalnya, saya suka bawa kantong plastik sendiri, atau pake totebag. Ada kejadian unik. Begini ceritanya:
Di tahun 2012, saya juga koleksi kliping Kompas. Sejak Maret 2012, saya langganan Kompas. Ada yang sempat tanya, kenapa langganan Kompas, padahal koran itu bisa dibaca online? Menurut saya ya beda aja rasanya, baca tulisan versi fisik sama versi digital. Kelebihan lain dari baca versi cetak, selain lebih praktis bacanya, kita bisa simpen artikel-artikel bagus buat dibaca lagi kapan-kapan.
Can I Say Magazine sudah rilis 11 edisi tahun lalu. Edisi 12 masih mogok di dapur desain. Sementara nunggu edisi 12 rilis, baca dulu edisi 11 disini.
Di tahun 2013 ini sepertinya saya tetep fokus ke 6 gol yang dipresentasikan Februari 2012. Sebelum mempresentasikan itu, saya bilang kalau selama hidup, saya mau melakukan hal-hal yang disuka. Yang saya suka ya setidaknya enam hal diatas.
Di tahun 2013 ini sepertinya saya tetep fokus ke 6 gol yang dipresentasikan Februari 2012. Sebelum mempresentasikan itu, saya bilang kalau selama hidup, saya mau melakukan hal-hal yang disuka. Yang saya suka ya setidaknya enam hal diatas.