Beberapa teman ada yang menanyakan apakah huruf "H" di nama depan saya adalah hasil rekayasa atau bukan. Dengan tegas dan pasti saya katakan bahwa itulah nama saya sebenarnya, nama yang juga tertulis di akta kelahiran dengan susunan yang sama, nama yang dihadiahkan oleh dua orang yang paling saya cintai di dunia ini. Nama saya, Rheza Ardiansyah. Nama Rheza diambil dari istilah 'rhizoid' yang berarti akar. Ardian berarti bumi, sedangkan syah maksudnya raja atau pemimpin. Jadi, jika disusun kurang lebih maksudnya adalah bahwa orang tua saya berharap anaknya menjadi akar yang mampu menopang dan menjadi pemimpin/khalifah yang baik di dunia ini.
Saat membuat tulisan ini, saya sedang menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Sebagian teman di kampus memanggilku dengan nama 'Siregar', akronim dari Si Rheza Garut. Nama itu pertama kali dicetuskan oleh Hans Budi Findranov, teman sekelas saya di kelas TPB A28. Tentu saja saya senang menyandang nama khas semacam itu, meskipun Garut tidak semegah New York, tempat itu tetaplah tempat lahir yang patut saya banggakan.
Saat berseragam putih-abu, mereka memanggilku Koben. Nama itu pertama kali saya dengar dari seorang Deden Lukman Hakim saat kami sekelas di X-1 SMAN 1 Tarogng Kidul Garut. Panggilan Koben timbul karena saat itu saya sering membicarakan Kurt Cobain, frontman sebuah band tahun 90-an, Nirvana.
Masa SMP yang saya alami lebih bernuansa olah raga, khususnya sepak bola. Tim andalan saya adalah Juventus, dengan Alessandro Del Piero sebagai pemain bintangnya. Ali Sunarya kemudian memanggilku Gudel. Meskipun terdengar aneh, namun nama itu adalah salah satu ciri khas masa SMP yang manis.
Saya mengenal Megantara Marom jauh sebelum kami sekelas di SD dan SMA. Kami sering bermain bersama, selain karena waktu itu jarak rumah kami dekat, ayahku dan ayah Ega adalah rekan sepekerjaan. Meskipun semula kami berbeda SD, saking eratnya persahabatan kami, Ega memanggil De Rheza. dan saya panggil dia a Ega ('aa' atau 'a' = panggilan kakak dalam bahasa sunda). Kelas 2 SD, saya hijrah ke sekolah Ega. Teman-teman lain yang belum tahu nama saya, bertanya ke Ega, dan Ega memberitahu mereka bahwa nama saya adalah (inilah panggilan yang saat itu saya benci) de Rheza. Meskipun memang masih kecil, tapi saya tidak suka diperlakukan seperti anak kecil oleh teman sebaya. Saya pun hanya bisa pasrah mendengarnya, bahkan tak sedikit anak yang usianya lebih muda ikut memanggil de Rheza. Meskipun begitu, saat ini panggilan itulah yang paling saya rindukan.
Orang tua saya pernah bercerita, saat masih balita, banyak yang salah memberiku panggilan. Mereka bukan memanggil 'ujang' (panggilan untuk anak lelaki dalam bahasa sunda), tapi 'neng' (panggilan untuk anak perempuan dalam bahasa sunda). Tapi sekarang saya yakin tak akan ada lagi yang salah pilih gelar.
Demikianlah perkenalan saya , jika ada hal lain yang perlu ditanyakan, silahkan berkunjung ke www.friendster.com/inmyfaith, atau kirim email ke hore_punya_email@yahoo.com, atau hubungi 0813203xxxxx. Ada satu hal lagi kiranya perlu saya beritahukan. Saya lahir tanggal 7 September 1989. Ya, tepat 19 tahun yang lalu.
Terima kasih atas kesediaan Anda membaca tulisan saya, semoga bermanfaat bagi kemajuan agama, bangsa dan diri kita pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar