Angka 22-9-11 adalah kombinasi numerik yang sakral bagi Fakultas Ekologi Manusia (FEMA). Di hari ke-22 bulan ke-9 tahun 2011 itu, FEMA merayakan bangkitnya ledakan kecil yang bisa memicu reaksi beruntun kontinuitas menghidupkan seni. Kebutuhan berkesenian adalah motif dibalik digelarnya sebentuk panggung apresiasi bernama "9 Rupa". Berlokasi di pelataran Laboratorium Gizi Fakultas Ekologi Manusia, acara itu berlangsung sarat dengan ekspresi dan apresiasi. Khidmat dan lekatnya suasana acara seakan melupakan perubahan lokasi acara yang semula akan digelar di pelataran GMSK-LH. Tiga tokoh seni FEMA unjuk karya di malam itu. Kelompok musik Voice Of Communication (VOC) membuka 9 Rupa dengan tembang-tembang daur ulangnya. Pasca VOC, Suprapti mengulas karya-karyanya, dari karikatur, film stop motion, hingga tas yang didesainnya sendiri. Di penghujung acara, ada Rheza Ardiansyah yang membacakan cerpen bertajuk "Bagian yang Hilang". Di sela penampilan tiap pengisi acara, MC Imam Saloso membuka sesi diskusi dan bedah karya.
Misi dasar dari digelarnya 9 Rupa adalah mewadahi kreatifitas mahasiswa FEMA. Ruang tanpa tembok itu akan digelar rutin dalam interval waktu yang relatif berdekatan. Konsepsi pergerakan itu tercermin dari rapatnya jarak edisi pertama dan kedua yang akan digelar di pelataran GMSK-LH pada hari Rabu tanggal 28 September yang akan datang. Karena keberlanjutan adalah nyawa dari event ini, maka kehadiran mahasiswa FEMA angkatan 45 hingga 47 akan sangat bernilai. Pasalnya, gelaran perdana malam itu masih didominasi mahasiswa FEMA angkatan 44 yang akan meninggalkan fakultasnya segera. Di hari Senin tanggal 26 September nanti, akan digelar eksebisi 9 Rupa edisi 1 di node FEMA jam 17.00. Kamu mahasiswa FEMA dan menghormati eksistensi seni? Artinya kamulah lilin kecil yang harus menjaga cahaya apresiasi seni terus menyala di kampus ekologi.
Misi dasar dari digelarnya 9 Rupa adalah mewadahi kreatifitas mahasiswa FEMA. Ruang tanpa tembok itu akan digelar rutin dalam interval waktu yang relatif berdekatan. Konsepsi pergerakan itu tercermin dari rapatnya jarak edisi pertama dan kedua yang akan digelar di pelataran GMSK-LH pada hari Rabu tanggal 28 September yang akan datang. Karena keberlanjutan adalah nyawa dari event ini, maka kehadiran mahasiswa FEMA angkatan 45 hingga 47 akan sangat bernilai. Pasalnya, gelaran perdana malam itu masih didominasi mahasiswa FEMA angkatan 44 yang akan meninggalkan fakultasnya segera. Di hari Senin tanggal 26 September nanti, akan digelar eksebisi 9 Rupa edisi 1 di node FEMA jam 17.00. Kamu mahasiswa FEMA dan menghormati eksistensi seni? Artinya kamulah lilin kecil yang harus menjaga cahaya apresiasi seni terus menyala di kampus ekologi.
aku mahasiswa faperta dan menghormati eksistensi seni? Artinya akulah lilin kecil yang harus menjaga cahaya apresiasi seni terus menyala di kampus pertanian... gitu ya?? ehehee.. hidup ika!! hidup ikaa!! *lhoh?!! :p
BalasHapusAku mahasiswa yg menjunjung tinggi seni, menjadikan seni sebagai karakter jiwa.
BalasHapusSalam,
Fakultas Kesenian dan Hiburan
Dengan seni hidup menjadi lebih indah
BalasHapusDengan seni hidup menjadi lebih indah
BalasHapushehe.salam berkarya semuanya!
BalasHapus