Seorang petani menghentikan aktivitasnya. Ia tampak heran melihat empat orang asing menyusuri tepian jalur tanam kebunnya. Satu dari empat orang tadi bertanya tentang jalur menuju puncak gunung tempat kebun si petani terhampar. Sang petani mengiyakan bahwa keempatnya tinggal lurus terus untuk mencapai puncak. Kalau turun melalui jalur di depannya, mereka bisa tiba di kebun binatang Cikembulan Kecamatan Kadungora Garut. Empat orang ayah-anak itu lalu melanjutkan perjalanan ke puncak Gunung Haruman. Rangkuman petualangan empat pendaki Haruman itu terangkum dalam deretan foto berikut.
Gunung Haruman berdiri setinggi 1300 meter. Berlokasi di antara Kecamatan Cibiuk dan Kadungora Kabupaten Garut, puncak gunung ini digunakan sebagai landasaan paralayang. Di puncak sana kabarnya juga ada sebuah batu mirip kuda yang dipercaya berasal dari masa prasejarah |
Di bawah rimbun pepohonan itu terdapat makam Syeh Jafar Sidiq, salah seorang tokoh penyebar agama Islam di Kecamatan Cibiuk dan Limbangan. Tokoh yang juga dikenal dengan nama Sunan Haruman ini juga berhubungan dengan asal mula nama sebuah daerah di selatan pulau Sumatera. Baca kisah lengkapnya disini |
Rumah miring di perkampungan kaki Gunung Haruman |
Beristirahat di saung petani |
Bermain undur-undur di saung |
Undur-undur dipercaya sebagai obat diabetes. Menurut penelitian yang diberitakan di situs ini, konsumsi hewan ini memang berkhasiat menurunkan kadar gula darah tikus percobaan. Tapi menurut dokter di berita itu juga, pengobatan diabetes dengan undur-undur tidak dianjurkan |
Melewati perkebunan untuk menuju puncak |
Pandangan dari ketinggian |
Meski belum mencapai puncak, pemandangan dari atas sini sudah memanjakan mata |
Jalur pendakian menuju puncak tertutup. Mungkin karena jarang yang mendaki lewat jalur Cibiuk |
Memutuskan untuk kembali turun |
Di perjalanan pulang, kembali bertemu dengan visual indah kaki Gunung Haruman |
Jalan menuju Desa Cipareuan. Pinggiran jalan ini dipenuhi tumbuhan berbunga kecil. Kupu-kupu sayap hijau banyak beterbangan disana. Beberapa diantara mereka terbang berpasangan |
Melewati warga yang sedang bertani dan menikmati kebersamaan di ladang |
Kupu-kupu sayap hijau di jalur menuju Desa Cipareuan |
Inilah Sambal Cibiuk. Campuran tomat muda, daun kemangi, sedikit terasi dan cabe menghasilkan sensasi rasa yang khas. Rumus campuran sambal ini diciptakan oleh Raden Ajeng Fatimah, salah satu istri Syeh Jafar Sidiq |
Kenyang bersantap siang, belaian angin dari sawah di sekitar rumah makan membuat mata berat |
Mereka pun kembali ke rumahnya di Limbangan, dengan menumpangi andong, kereta kuda yang disebut sado oleh warga sana |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar