Rabu, 21 Maret 2012

Childhood

Katanya masa kecil itu masa yang paling indah. Saat itu tugas kita cuma main, main dan main. Saya pulang ke rumah, dan menyadari beberapa hal berubah dari tempat bermain saya dulu.




Kalau lapangan bola ini, sampe sekarang masih suka dipake, kurang lebih suasananya ga jauh beda.



Di teras ini, saya dan teman-teman suka main benteng-bentengan. Kami menyebut permainan itu "pris-prisan". Saya ga yakin anak-anak jaman sekarang masih memainkan permainan tradisional itu. Tempat ini juga suka jadi base kalau main petak umpet. Kadang latihan bola juga suka disana, makanya kami juga suka dimarahin sama Bapak yang bertugas di balai desa ini, takut kacanya pecah. Dan emang pernah kejadian kacanya pecah gara-gara dipake anak-anak main bola. Haha.



Pohon lengkeng ini dulu batangnya masih bisa digenggam, sekarang udah gede, yaiyalah. Haha.

Di sini dulu ada pohon beringin kecil. Disana banyak ulat dan banyak kepompong. Ulatnya ga berbulu. Kepompongnya juga mengkilat kuning gitu, suka saya main-mainin, kadang dipecah.

Di lapangan ini dulu rumputnya hijau dan tajam, tapi nyaman dipakai latihan nangkep bola buat kiper.

Di beberapa kesempatan, ayah saya pernah cerita tentang sungai kecil yang dulu dipake renang sama teman-temannya yang sekarang sungai itu udah kotor. Beliau juga pernah cerita tentang jalan yang dulu saking lengangnya bisa dijadiin lapangan sepak bola. Sekarang? Mana bisa. Rupa perubahan itu pasti bakal ada, seiring muncul sama pengenangan. 

Ada yang lebih penting dari mengenang tempat sebenarnya, mengenang orang dan jasanya, lalu meneruskan siklus kebaikan yang dia tanamkan. Semoga kita jadi kenangan indah buat orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar